CRTDALAM Saya serta benny anakku baru saja hingga di kamar hotel yang kita tempati. Sehabis menjajaki kegiatan barbeque bersama club motor yang benny ikuti, saya bilang ke benny kalau saya telah mengantuk, sementara itu sesungguhnya tidak, saya cuma kurang aman dengan atmosfer yang mulai tidak kondusif sebab banyak orang yang mabuk. Benny juga menemaniku kala saya hendak kembali ke kamar, benny mau membenarkan saya hingga kekamar dengan selamat. Benny anakku ini memanglah senantiasa mau menjagaku, saya juga senantiasa merasa nyaman kala didekatnya. Sesampainya dikamar, saya juga langsung rebahan di kasur, benny juga langsung menyelimutiku serta membagikan kecupan mesra di keningku. Ah hatiku serasa berbunga– bunga dengan seluruh perlakuan benny terhadapku. Perlakuan yang senantiasa terasa lembut serta mesra terhadapku. Benny juga pamitan kepadaku buat kembali ke halaman. Sehabis ia keluar dari kamar, akupun bangkit dari kasur kemudian berjalan ke arah meja rias, akupun duduk di sofa meja rias sembari memerhatikan bayanganku di cermin meja rias. Saya terbayang sebagian peristiwa yang saya natural bersama benny. Betapa marahnya benny kala mengenali saya hendak di perkosa di wc mall, ia memuluki orang yang hendak memukuliku secara membabi– buta, hingga orang itu lemas tidak berdaya bersimbah darah. Sesungguhnya saya khawatir kala benny melaksanakan perihal tersebut, kala betapa kejamnya benny melanda orang itu. Perlakuan benny yang sebelummya belum sempat saya liat, tetapi saya tau ia melaksanakan itu semata– mata mau menjagaku. Saya pula teringat kala benny memelukku dari balik kala saya di dapur, kala beny melekatkan selangkangannya pada pantatku, Saya kaget sebab terdapat suatu yang memencet pantatku, terlebih kala benny menghembuskan nafasnya di dekat tengkuk serta dasar telingaku yang ialah titik sensitifku, saya juga waktu tanpa sadar mendesah. Saya teringat kala benny menungguiku berjam– jam di salon hingga benny ketiduran di kursi ruang tunggu salon itu. Waktu itu mukanya terlihat begitu keletihan tetapi ia senantiasa mau menemaniku. Perlakuan serta tutur katanya yang senantiasa lemah lembut serta mesra kepadaku senantiasa membuat hatiku meleleh yang sehabis sekian lama kututup buat lelaki manapun, tetapi anakku sendiri dengan gampang membuka kunci gembok hatiku. Perlakuan serta tutur kata yang lebih dahulu tidak kudapat dari suamiku, ialah bapaknya benny. Suamiku dahulu kerap berbuat kekerasan terhadapku serta tutur katanya senantiasa membuat hatiku terasa sakit, tutur kata yang tidak sepantasnya ia bagikan kepada istrinya sendiri. Tetapi saat ini saya mendapatkannya dari benny, anakku semata wayangku. Suamiku dahulu pula ialah orang yang kerap berselingkuh, terlebih ia hingga berani bawa selingkuhannya kehadapanku. Dari situlah saya mulai menjaga diriku, saya giat belohraga serta giat melaksanakan perawatan walaupun biayanya lumayan mahal, tetapi realitasnya suamiku malah wafat bersama selingkuhannya sebab musibah kemudian lintas yang diakibatkan sebab ia mabuk. Saya mempertahankan perkawinanku cuma sebab senantiasa terpikir kebahagiaan anakku benny bila orang tuanya berpisah, saya tidak ingin benny jadi anak berandalan sebab permasalahan orang tuanya. Sesungguhnya saya lega kala suamiku wafat, sebab saya tidak butuh hidup lagi dengan lelaki agresif semacam itu, walaupun kala hari pemakamannya benny menangis lumayan hebat sebab ia lumayan dekat dengan bapaknya. Saya juga kembali teringat kala benny mencium mesra bibirku awal kalinya, saya tau itu bukan ciuman seseorang anak kepada ibunya sendiri, saya tau itu ciuman sepenuh hati seseorang lelaki terhadap perempuan pilihannya. Kala itu akupun terbawa atmosfer sampai saya membalas ciumannya. Kemudian saya teringat peristiwa saya bersama benny yang pakaian saja terjalin tadi sore. Benny kembali menciumku dengan mesra, kemudian benny membuka segala pakaianku serta memanjakan segala tubuhku sampai saya orgasme. Tiap sentuhan lembutnya kepadaku membuatku merinding, tiap ciuman mesranya membuatku terbang ke awan. Saya ingat kala ia melaporkan perasaannya kepadaku, perasaan sayang serta cinta selaku seseorang lelaki terhadap perempuan yang ialah bunda kandungnya. Saya memandang ketulusan atas perkataannya itu, ketulusan yang begitu murni yang tidak saya miliki dari bapaknya dahulu. Saya sesungguhnya semenjak dahulu senantiasa terbesit perasaan sayang serta cinta terhadap anakku sendiri, tetapi dahulu senantiasa kutepis serta saat ini rasa itu kembali kerap timbul atas perlakuan anakku yang begitu manis, cuma saja saya belum sangat percaya atas perasaanku ini, bisa jadi sebab hatiku telah sangat lama terkunci. Kemudian saya teringat perihal yang membuatku kaget, ialah kala benny hendak memasukan penis besarnya kedalam vaginaku. Saya kaget bukan main, sebab saya belum siap buat melaksanakan persetubuhan dengan anak kandungku sendiri, perihal yg dikira tabu itu. Benny begitu ketakutan kala saya mendorongnya dengan sedikit agresif serta berdialog kepadanya dengan nada yang agak besar, itu seluruh kulakuan reflek atas kekagetanku. Tetapi saya kasihan kala melihatnya nampak menyesal serta ketakutan atas perlakuannya terhadapku. Saya tidak marah kepadanya, saya cuma kaget sebab terasa sangat kilat bila saya melaksanakannya waktu itu dengan benny. Saya sesungguhnya sangat mau merasakan kala penis merambah serta mengobrak– abrik vaginaku, Miss V yang cuma sempat dimasuki oleh penis suamiku dahulu, Bisa jadi sesuatu dikala saya hendak melaksanakannya dengan benny apabila hatiku sudah mantap menjadikan benny pelabuhan cintaku. Hingga dari itu, buat kurangi rasa penyesalannya, saya juga memberanikan melaksanakan blowjob kepadanya yang lebih dahulu belum sempat saya jalani, ia terlihat begitu bahagia kala saya melaksanakannya sampai saya rela menelan seluruh spermanya. Sehabis lumayan lama mengingat– ingat peristiwa tersebut, saya juga kembali berjalan ke arah kasur sebab kali ini rasa kantuk yang sebetulnya telah menerpa diriku. Saya ubah pakaian jadi piyama tidur terlebih dulu, kemudian tiduran serta menyelimuti diriku sendiri sampai tidak lama saya tertidur. Baru saja terasa sebentar saya tertidur, saya terbangun sebab merasakan kasur yang saya tiduri bergoyang serta keningku terasa di kecup oleh seorang. Saya juga membuka mata, nyatanya benny telah tiduran di sampingku menatapku dengan senyuman manisnya. “ Udah berakhir sayang?” ucapku sembari mengucek mataku “ Iya sayang… Ayo bobo lagi… Kasiann tuh matanya udah seperti panda hihi” ucapnya sembari mencolek hidungku Pipiku juga terasa memanas kala ia mencolek hidungku, ih bisa jadi pipiku memerah semacam udang rebus. Benny juga kemudian mengangkut kepalaku kemudian ditunjukan buat bersandar di dada bidangnya dengan berbantalkan tangannya. Saya juga dengan bahagia hati menuruti kemauannya, aman sekali terletak didekapannya, terasa pula benny mengelus lembut rambutku. Saya terbangun pagi hari, kala saya membuka mata saya memandang benny disampingku lagi asik memandangi wajahku sembari tersenyum. Saya merasa sedikit malu sebab kelakuannya. “ Selamat pagi sayangku” ucapnya bergairah. Senangnya saya dipagi hari terdapat yang mengucapkan selamat pagi dikala baru terbangun, terlebih dengan bonus kata‘ sayangku’ yang terus menjadi membuat hatiku berbunga– bunga. “ ihh mengapa kok liatin saya sembari senyum gitu?” ucapku heran “ Enggak kok, benny suka aja liatin sayangku ini kalo lagi tidur. Wajahmu yang tenang kala tertidur seolah bawa kebahagiaan tertentu bagiku” ucapnya sembari terus tersenyum Kembali hatiku meleleh oleh perkataannya, kata indah yang seolah terus meruntuhkan pagar hatiku. Melihatnya tersenyum manis kepadaku semacam itu membuat hatiku dekagram– dig– dug gak karuan, ah tentu senyuman ini dapat membuat wanita manapum bertekuk lutut kepada benny. “ Mencuci muka dahulu gih supaya ilernya ilang… trus nanti kita makan pagi ke resto hotel” ucapnya lagi Eh masa saya ileran, saya juga langsung meraba dekat mulutku sembari memandang ke arah kaca cermin di meja rias tetapi tidak kulihat terdapat apapun di dekat mulutku. Ku amati kearah benny, ia cuma senyum– senyum sembari menahan tawa memandang tingkahku, oh warnanya ia becanda. “ Hmmm awas ya nanti saya baless” ucapku dalam hati Saya juga beranjak ke kamar mandi, disitu saya mencuci muka serta sikat gigi. Tidak kurang ingat saya kembali memandangi bayanganku di kaca kamar mandi, saya berpikir terus menjadi hari hidupku terus menjadi bercorak dekameter rasa rasanya tingkah lakuku saat ini telah semacam anak anak muda saja. Saya serta benny beranjak turun kearah resto hotel ini, disitu saya serta benny makan pagi lumayan lahap dengan sebagian anggota club motor yang lain. Benny juga terlihat asyik mengobrol dengan sahabat– sahabat barunya, saya juga agak risih sebab merasa dipandang oleh sebagian orang. Hingga kuputuskan buat mengajak benny keluar dari resto. “ Jalur– jalur pagi ayo sayang” ucapku kepada benny Ia tersenyum kala saya memanggilnya dengan kata sayang, dengan semangat ia menanggapi“ ayoo sayang” Saya serta benny berjalan– jalur disekitaran hotel, kemudian kitapun menciptakan tempat yang sangat indah. Halaman kecil yang menghadap ke lembah, panorama alam dari tempat ini sangat luar biasa, saya bisa memandang pegunungan di seberang situ serta pula sebagian pepohonan hijau di dekat lembah. Saya serta benny duduk di salah satu bangku yang terdapat di halaman itu, kita duduk berdua sembari memandang panorama alam di sekitar kita. Hawa pagi ini di tempat ini terasa lumayan dingin terlebih saya cuma mengenakan piyama tidur, saya juga sesekali menyikat kedua tanganku buat menghasilkan sedikit kehangatan. Benny melihatku melaksanakan itu, ia lekas mendekat kearahku kemudian dipeluknya badannya dari sembari senantiasa duduk, ia juga pula menggenggam kedua tanganku, kepalaku terletak di dadanya sebab memanglah ia lumayan besar, saya memandang keatas kearah mukanya, ia balik menatapku sembari tersenyum. “ Gimana sayang? Udah agak hangat?” tanyanya sembari terus menatapku “ Udahh, makasih” balasku kemudian membenamkan lagi kepalaku di dadanya, terasa begitu aman serta kuat dadanya itu. Lumayan lama kita berdiam diri disitu sembari menikmati panorama alam yang tidak sering kulihat, ya saya tidak sering sekali liburan sebab kesibukanku, makanya kala diajak oleh benny buat sedikit refreshing walaupun lumayan dekat tetapi saya telah lumayan merasa gembira. Sesekali kuajak benny buat difoto selfie berdua, saya saat ini telah tidak malu lagi difoto mesra dengannya. Kemarin juga saya serta benny telah difoto mesra di sebagian tempat wisata di lembang. Gambar tersebut sebagian ku upload ke sosmed ku, banyak yang berpendapat kalau kita merupakan pendamping pacar yang sangat sesuai, sementara itu sesungguhnya mereka tidak tau kalau itu merupakan gambar bunda serta anaknya. Memanglah banyak orang dekatku yang mengatakan kalau saya keliatan awet muda, penampilanku katanya masih semacam wanita, hektometer bisa jadi itu salah satu dampak dari berolahraga serta perawatan yang teratur kulakukan. Sehabis lumayan lama kita juga kembali ke kamar lagi. Benny mengajakku mandi bersama, awal mulanya saya malu, tetapi kesimpulannya saya juga mengiyakannya. Saya serta benny masuk kedalam kamar mandi, benny tanpa malu melepas seluruh pakainnya dihadapanku, sebaliknya saya masih sedikit malu. “ Mengapa sayang? Kok belum dilepas pakaiannya? Masih Malu? Kan kemarin saya udah amati seluruh badanmu lho… ini serta ini pula udah saya liat kok… jadi gak harus malu lagi hehe” ucapnya sembari menunjuk kearah buah dada serta vaginaku. Saya membalas dengan memcubitnya, ia mengaduh sementara itu saya mencubitnya dengan lama- lama, saya tau ia cuma acting. Saya juga mulai membuka segala pakaianku toh benny pula telah tau seluruh isinya. Sehabis seluruh pakaianku terlepas, benny langsung menarik tanganku kearah shower serta menyalakannya, saya serta benny telah terletak dibawah pancuran air hangat, terasa nikmat air hangat ini kala membasahi tubuhku yang terasa dingin ini. “ Mandiin donk sayang” ucapnya manja Sehabis semenjak kemarin ia melaporkan saya merupakan pacarnya serta akupun menyetujuinya. Hingga mulai dikala itu ia memanggilku dengan istilah‘ sayang’ bukan dengan istilah‘ mama’ lagi walaupun saya senantiasa ibunya. Saya juga masih sesekali memanggilnya dengan istilah‘ sayang’ selaku pacarnya sebab saya masih lumayan canggung dengan realitas baru kalau saya serta benny saat ini merupakan sejoli pacar. Saya juga mulai memandikannya, kusabuni sekujur badannya dengan telaten, kusabuni pula penis besarnya yang sudah mengacung tegak itu, seluruh kulakukan dengan penuh kasih sayang. Kemudian bergantian benny yang memandikanku, menyabuni seluruh tubuhku dengan telaten pula, tercantum buah dada serta vaginaku, walaupun tangannya pernah sedikit bandel dengan meremas payudaraku serta mencolek vaginaku. Sehabis seluruh perlakuannya terhadapku yang begitu lembut serta mesra yang tetap membuat hatiku senang, saya saat ini mulai terus menjadi mencintainya sepenuh hatiku, tembok besar di hatiku lama- lama runtuh oleh anakku sendiri, saat ini saya cuma butuh menguatkan diri buat menyerahkan seluruh tubuhku serta hatiku buat anakku yang saat ini sudah jadi bagian dari hatiku. Kita telah berakhir mandi tanpa adegan panas lebih lanjut. Kita juga berpakaian serta mulai membereskan seluruh benda bawaan kita sebab saya serta benny hendak kembali kembali ke kota bandung berbarengan dengan seluruh anggota club motor yang benny ikuti. Dekat jam 10 pagi, kita mulai kumpul kembali di parkiran. Mengabsen serta mengecek terlebih dulu seluruh anggota. Seluruh anggota sudah siap seluruh di motornya masing– masing. Saya telah di bonceng kembali oleh benny, tidak kurang ingat ia tadi kembali memasangkan helm serta sarung tangan kepadaku. Tidak lama kitapun mulai mengawali ekspedisi kembali buat kembali ke rumah masing– masing. Pagi ini saya lagi berdiri merenung memegang pagar di balkon lantai 2 yang menghadap ke jalur raya, kupandangi kemudian lalang sebagian kendaraan. Sehabis berolahraga saya langsung termenung di balkon ditemani kopi hangat buatan mamaku tersayang, saya seakan hanyut dalam benak serta lamunanku. Salahkah saya menyayangi mamaku sendiri? Salahkah saya menginginkan buat mempunyai mamaku seutuhnya? Salahkah saya jiga mau menyatu lebur dengan mamaku sendiri? Ah, persoalan– persoalan tentang perasaan cinta serta mau mempunyai mamaku terus saja terlintas di benakku. Cintaku yang begitu dalam terhadap mamaku, perasaan yang mempunyai sensasi tertentu yang belum sempat saya rasakan dengan orang lain. Benar kata orang, cinta memanglah buta, tidak memandang umur serta tidak memandang status. Cinta membuatku buta, membuatku buta hendak segalanya, buta hendak perbandingan usiaku serta mamaku, serta buta hendak status orang yang kucintai merupakan bunda kandungku. “ Kalian mengapa sayang? Kok keliatan melamun gitu?” Tanya mamaku, sembari memelukku dari balik yang mengagetkanku dari lamunanku. “ Ah gak mengapa– napa kok sayang… mari donk” balasku. Kutarik mamaku supaya ia terletak di depanku kemudian kupeluk erat badannya. Kita berdua menikmati atmosfer pagi hari yang sejuk di kota bandung sembari saya terus memeluknya dari balik, sesekali kukecup tengkuknya sehingga ia menggelinjang serta mendesah, ah indahnya menikmati pagi hari ditemani orang tercinta. Betah sekali saya memeluknya di pagi hari semacam ini, saya suka sekali bau badan naturalnya tanpa parfum semacam ini, saya suka wajah bangun tidurnya yang tanpa make up semacam ini. Rasanya membuatku mau sekali menikmati momen semacam ini terus di 1000 tahun kedepan. “ Sayang… Rencananya kalian ingin kuliah dimana?” ucapnya sembari menengok kearahku “ Emm… Kayaknya saya ingin kuliah disini aja deh, di bandung… Walaupun saya pernah bercita– cita buat kuliab di inggris tetapi rasanya saat ini saya gak ingin ninggalin kalian sayang… Khawatir ntar diambil orang hehe… Di bandung pula kan masih banyak universitas bagus… Pula saya dapat sekaligus sembari mengawali mengurus industri” ucapku kemudian mengecup pipinya “ Hmm.. Yasudah kalo itu kemauan kalian.. Saya hendak senantiasa mendukungmu sayang” ucap mamaku sembari mencium punggung tanganku, ah telah semacam istri terhadap suaminya saja, jadi tambah baper saya kan. Ya tidak terasa saya telah hendak melanjutkan pembelajaran ke jenjang perkuliahan, saya baru saja menuntaskan tes nasional, cuma tinggal menunggu kelulusan saja. Saya pula hendak mulai mengurus perusahaanku, ya dikala saya merambah perkuliahan saya pula hendak mulai menduduki sofa perusahaanku selaku pemilik. Tidak terasa pula hubunganku dengan mamaku telah terjalin lumayan lama, terus menjadi lama kami terus menjadi mesra tanpa canggung lagi satu sama lain, kami telah semacam selayaknya sejoli pacar diluar situ, walaupun mamaku masih belum membagikan kehormatannya untukku, bisa jadi ia masih ragu ataupun entah gimana tetapi saya senantiasa setia menunggu sampai ia siap menyerahkan kehormatannya untukku. Saya telah menyangka mamaku merupakan kekasihku seluruhnya, kala berduaan saya tidak sempat lagi menyebutnya dengan sebutan ‘ mama’ saya senantiasa memanggilnya dengan istilah’ sayang’ begitu pula mamaku senantiasa memanggilku dengan menyebut namaku saja ataupun dengan istilah’ sayang’ pula. Cindy sendiri senantiasa jadi pacarku pula, tetapi akhir– akhir ini saya tidak sering menemuinya sebab saya lebih suka menghabiskan waktuku dengan mamaku, saya senantiasa menikmati tiap kebersamaan dengan mamaku, saya senantiasa bahagia melihatnya tertawa lepas kala bersamaku serta saya senantiasa gemas dengan perilaku manjanya kepadaku. Malam harinya saya nangkring dengan sahabat– sahabat sekolahku, hitung– hitung menikmati kebersamaan di akhir masa sma kita saat sebelum kita menempuh jalur hidup masing– masing kala nanti kita seluruh lulus. Sahabat– temanku sesungguhnya lumayan banyak, baik di sekolah ataupun di luar sekolah tetapi saya tidak mempunyai seseorang sahabat yang benar– benar dekat denganku ataupun sebutannya seseorang teman, bisa jadi sesuatu dikala saya hendak mempunyai seseorang teman. Sehabis jam membuktikan jam 11 malam saya juga pamitan buat kembali kepada sahabat– temanku, saya memacu mobil bmw ku secara santai sambil menikmati jalanan padat di kota bandung. Saya terus memacu mobilku kearah kembali sembari mencermati lagu– lagu dari band favoritku coldplay, mau sekali sesuatu dikala saya memandang konsernya secara langsung. Kala melewati jalur yang lumayan hitam serta hening, di kejauhan saya memandang seseorang wanita di terminal bis yang kayaknya lagi diganggu oleh sebagian orang laki- laki. Selaku seseorang laki- laki yang hirau terhadap perempuan, akupun menepikan mobilku di dekat terminal bis itu kemudian mendatangi kearah peristiwa itu. Saya memandang seseorang wanita muda yang nyatanya sempat saya amati, ia terlihat ketakutan kala diganggu oleh sebagian laki- laki yang nampaknya lagi mabuk itu, sebagian laki- laki itu terlihat melecehkan wanita itu sebagian kali semacam meremas buah dada serta meremas pantatnya, wanita itu cuma bisa berontak dengan wajah ketakutan. “ Ayo kembali” ucapku kepada wanita itu. Dengan santainya saya menghampirinya serta menarik tangannya, saya tidak memperdulikan sebagian laki- laki didekatnya yang sedari tadi mengganggunya. “ Eh bangsat lu siapa?” teriak geram salah satu laki- laki itu kala kutarik wanita yang lagi diganggunya. “ Bukan urusan lu” ucapku pendek sembari terus menarik tangan wanita ini kearah mobilku, tangan yang terasa dingin serta berkeringat. “ Anjinq lu ya” teriak salah satu dari mereka dan… BUGHHH… Salah satu dari mereka mumukul punggungku. Pukulan yang lumayan keras tetapi membuatku membuatku sedikit tertunduk, akupun lumayan marah sebab saya sangat tidak suka dipukul dari balik, cuma para manusia banci yang melaksanakan semacam itu. “ Kalian tunggu di deket mobilku ya… Jangan kemana– mana” ucapku pelan kepada wanita disebelahku, ia juga kemudian berlari kearah mobilku. “ HEH BANCI KALENG… BERANINYA MAIN Jam DARI Balik!!!” Ucapku geram dengan nada besar sembari berputar memandang tajam mereka seluruh. Sementara itu saya tidak mau terdapat kekerasan yang terjalin dikala ini, tetapi gara– gara pukulan dari balik itu ingin tidak ingin saya wajib memberinya sedikit pelajaran. Lagian saya sepanjang setahun ini sudah menekuni ilmu beladiri muay thai, tepatnya semenjak mamaku hendak di perkosa di mall waktu itu makanya saya menekuni ilmu bela diri secara teratur. Saya memilah bela diri muay thai sebab bela diri ini memfokuskan pada kekuatan raga kita semacam kekuatan kepalan tangan, tulang kering, siku, lutut serta sebagian anggota badan yang lain buat mengalahkan musuh. Sangat ilmu bela diri yang lumayan mematikan buat hanya melindungi mamaku. Saat ini saya mulai membaca suasana, nyatanya mereka berjumlah 3 orang saja, seluruhnya terlihat nampak mabuk lumayan parah, seluruhnya terlihat bertubuh lumayan perkasa serta seluruhnya bertato, kayaknya mereka bandit, hmm lawan yang lumayan berat. “ Bacot lu anjinq, sok ingin jadi pahlawan lu” ucap salah satu dari mereka sembari berlari menghampiriku dengan melayangkan pukulan. Saya menjauh dengan menggeser tubuhku kearah samping, pukulannya juga cuma menimpa angin saja, saya juga langsung melancarkan kepalan tanganku kearah mukanya dengan sekuat tenaga dan… BUGHHH… Ia juga langsung terkapar di trotoar jalur sembari meringis kesakitan. Yaelah mudah pula nyatanya lawan bandit mabuk kek ini, gerakan serta pikirannya jadi tersendat serta kacau sebab pengaruh minuman beralkohol tersebut. Temannya juga nampak geram serta langsung berlari dengan melayangkan pukulan, saya sedikit tidak siap hingga pukulannya juga tidak bisa kuhindari. BUGHHH… pukulannya kutahan dengan tangan kiriku, agak terasa perih, kemudian tangannya lekas kutarik serta kukunci dengan tangan kananku. Tubuhnya juga merapat dengan badanku. BUGHHH… BUGHHH… lututku bergantian menghantam keras perutnya, ia juga kesakitan serta tertunduk sembari memegangi bagian perutnya. Saya sangat fokus sangat fokus terhadap lawan didepanku hingga… BUGHHH… Wajahku terasa panas serta sakit terhantam barang keras, kulihat arah datangnya hantaman tersebut serta nyatanya temannya yang terakhir menghantam wajahku dengan helm. Ia juga terlihat hendak menghantamkan helm tersebut kearahku buat kedua kalinya. Saya menjauhi hantaman itu sebisa bisa jadi dan… BUGHHH… hantaman helm itu menimpa lengan kiriku, tidak sesakit kala menghantam wajahku. Kemudian sedini bisa jadi kubalas serangannya dengan melayangkan tendangan kearah kepalanya. BUGHHH… Tendanganku pamungkasku masuk kearah samping kepalanya menimpa telinganya. Ia juga ambruk kearah trotoar. “ AWAS LU PADA KALO MASIH GANGGU Wanita LAGI… GUE PATAHIN TANGAN KAKI LU PADA” teriakku memperingatkan mereka Pertarungan yang lumayan pendek serta tidak sangat berat, cuma saja mereka 2 kali melayangkan serbuan seperti banci, sehingga membuatku lumayan kesakitan. Mereka seluruh terkapar merasakan kesakitannya masing– masing. Saya juga tidak hirau lagi kepada mereka, saya lalu berputar berjalan kearah mobilku serta kulihat disitu masih terdapat wanita tadi dengan wajah masih ketakutan. Saya juga menghampirinya. “ Udah gak harus khawatir lagi… Saya bukan orang jahat kok… Mereka pula udah gak bakal ganggu kalian lagi… Ayo masuk ke mobil aku… Supaya saya anterin kembali” ucapku menenangkannya sembari menarik tangannya kearah pintu penumpang mobilku. Akupun membukakan pintu mobilku kemudian menyuruhnya masuk, ia juga bagi. Saya juga langsung masuk serta duduk di sofa pengemudi kemudian kujalankan mobilku. Mukanya sudang agak tenang, saya juga berupaya mengajaknya bicara supaya paling tidak ia dapat sedikit melupakan peristiwa barusan, peristiwa yang sangat menakutkan untuk para kalangan perempuan. “ Rumah kalian dimana?” ucapku menanyakan wajib kemana saya mengantarnya. “ Emmm… Saya ngekost di jalur mawar kak benny” “ Eh kok kalian tau namaku?” tanyaku heran. “ Kan saya satu kosan sama cindy pacar kak benny… saya pula sepupunya cindy” “ Ohh iya… Kalian yang di kamar nomor 12 kan? Pantesan tadi saya seperti sempat liat kamu… Saya pula baru tau kalo kalian sepupunya cindy… Cindy gak sempat cerita soalnya” “ Iya kak… Kita pula satu sekolahan lho… Saya kelas 12 IPA 1” “ Ohhh… Berarti kita seumuran donk… Yaudah jangan panggil kak, panggil langsung namaku aja” “ Eh iya nama kalian siapa? Dari tadi belum kenalan lho” ucapku kembali “ Namaku Lala… Hmm saya panggil mas aja ya.. Gak lezat kalo panggil nama langsung” “ Oke deh… terserah kalian aja la” “ Eh itu wajahmu memar– memar lho Mas… Nanti mampir dahulu ya supaya saya obati… Tentu sakit ya” “ Gak harus La… Saya langsung balik aja nanti… Kasian mamaku dirumah sendirian… Kapan– kapan aja saya mampir kesana… Trus tadi abis darimana kok malem– malem masih keluyuran? Bahaya tau wanita menawan jam segini masih keluyuran sendirian” ucapku santai. Ia juga sedikit tersipu malu kala kusebut menawan. “ Ehh tadi abis dari rumah temen ngerjain tugas bareng… Trus tadi nunggu taxi di terminal itu” balasnya. “ Yaudah lain kali hati– hati ya… sebisa bisa jadi cari tempat yang agak ramai” ucapku menasehatinya “ Hmm iya deh… makasih ya mas udah nolongin saya tadi… kalo gak terdapat mas gak tau deh nasibku bagaimana… hiks… hiks” “ Eh iya sama– sama la… udah donk jangan malah nangis… lupain aja peristiwa tadi… lain laki kalo terdapat apa mendatangi saya aja la… nih no wa ku… saya tentu nolongin kalian lo… terlebih kalian sepupunya cindy… kalian pula harus saya jagain” “ Iya mass… makasih ya… kalian baik banget” Saya juga lanjut berbincang– bincang seluruh perihal dengannya sembari terus melajukan mobilku kearah kosannya yang pula kosan cindy. Penampilan lala ini orangnya Menawan, berkerudung serta berkacamata. Lala ini nada bicaranya pula lemah lembut banget buat yang denger jadi adem. Tetapi bajunya agak sedikit ketat, bisa jadi seperti itu yang buatnya tadi dilecehkan oleh sebagian bandit, sebab memanglah lekuk badan indahnya tercetak jelas sehingga semacam mengundang orang– orang buat menjamah badannya. Saya juga kesimpulannya tau nyatanya Lala ini aslinya orang jogja, tetapi ia semenjak masuk SMA pindah ke bandung serta awal mulanya turut dirumah orang tua cindy, tetapi sebab rumah orang tua cindy serta sekolahnya lumayan jauh hingga lala juga turut cindy ngekost di kosan yang sama. Sesampainya di kosannya saya juga tidak mampir ke kamar kosannya ataupun juga kekamar kosan cindy sebab hari telah lumayan larut malam, hingga akupun memutuskan buat langsung kembali kerumah. Saya juga hingga dirumah jam 1 malam, sehabis memarkirkan mobil di garasi saya juga langsung masuk kedalam rumah. Baru saja saya membuka pintu rumah, saya memandang mamaku tertidur di kursi, entah apa yang buatnya tertidur disini. Mungkinkah ia menungguku kembali sampai terlelap di kursi? Hmm kayaknya dapat jadi, sangat pacar idaman hehe. Mukanya semacam biasa, terlihat begitu tenang kala tertidur, tetapi sebab saya khawatir nanti ia kedinginan hingga langsung saja kupangku badannya kekamarnya tanpa membangunkannya, serta kutidurkan di kasurnya, tidak kurang ingat kuberi kecupan di keningnya serta perkataan selamat tidur. “ Good nite my lovely” bisikku ditelinganya Saya juga langsung bergegas ke kamarku serta lekas berubah baju memakai baju tidur serta tidak kurang ingat mencuci muka serta sikat gigi pula di kamar mandi terlebih dulu, sehabis berakhir saya juga langsung merebahkan diri di kasurku serta tidak lama akupun tertidur. Post navigation Tragedy Incest Family 3 Tragedy Incest Family 5