crtdalam ‘tempat kobokan’ barang baru sudah penuh, tentu tangan Sardi sudah bisa ditebak sedang berada dimana. Ya, tentu, supir paruh baya itu sedang asik mengubek-ubek celah sempit sang anak majikan. Untuk melampiaskan rasa nikmatnya, Mikha dan Dinda pun berciuman lagi. Semakin diobok-obok, semakin panas cumbuan mereka berdua. Tampuk kekuasaan memang ada di tangan kedua pria tua itu. Kedua dara cantik itu hanyalah bagai boneka untuk melampiaskan nafsu si 2 pria bandot. Sardi dan Jajang begitu asik memainkan jemari mereka di kemaluan 2 artis ABG yang sedang naik daun itu. “oohhh oohhh aaammhhh”, desahan keduanya terdengar begitu merdu. Mikha dan Dinda saling berpelukan erat. “EEMMHHHH !!!”, mereka berdua sama-sama mengejang. Cairan hangat keluar dari liang kenikmatan Dinda dan Mikha. Jajang dan Sardi mengulum jari mereka yang berlumuran cairan vagina Mikha dan Dinda. Seperti biasa, liang vagina memang terasa manis dan gurih. Sedangkan vagina Mikha rasanya luar biasa gurih. Mikha tiba-tiba berdiri dan langsung mengangkangi wajah Dinda. Sepertinya akan ada pemandangan yang lebih menarik daripada sebelumnya. Tubuh Dinda langsung bergetar saat lidah Mikha menyentuh bibir kemaluannya. “ummhh ummhh emmhhh”, lidah Mikha lah yang menjadi penyebab Dinda menggelinjang dan mendesah. Tak mau kalah, Dinda menusuk-nusuk celah sempit Mikha dengan 2 jarinya. Mikha asik menjilati kemaluan Dinda sementara Dinda asik mengobel-ngobel alat kelamin Mikha. Jika dibandingkan, vagina Dinda masih lebih ‘suci’ daripada vagina Mikha. Meskipun tidak suci dalam arti harfiah, namun setidaknya cuma ada 2 batang kejantanan yang masuk ke dalam tubuh Dinda setiap hari. Sedangkan, Mikha selalu mendatangi markas preman untuk menyerahkan dirinya sendiri hampir setiap hari. Tentu tak hanya 2 atau 3 preman saja yang harus dilayani Mikha. Kadang 5, 8, 10, bahkan pernah Mikha digilir sampai 20 orang preman. Tapi, entah kenapa, vagina Mikha tetap terlihat bagus dan rapat. Kedua gadis cantik jelita itu begitu bersemangat, dua-duanya semakin gencar saling mengorek-ngorek dan menggerogoti vagina satu sama lain seakan mereka sedang mengadakan lomba untuk membuat lawan orgasme terlebih dahulu. 2 pria tua nan jelek itu asik menonton Dinda dan Mikha yang terus saling ‘memanaskan’ suasana. Bahkan Jajang mendekatkan wajahnya ke selangkangan Dinda yang sedang digeluti lidah Mikha, menyaksikan betapa asiknya gadis manis itu menggeluti kemaluan sahabatnya sendiri. “memeknya non Dinda enak ya, non ?”, ujar Jajang. “bangeth..”. “rasanya gimana ?”. “manisshh..”. Jajang tersenyum saja. “emmmhhh”, lirih Mikha, rasanya ada 2 jilatan pada vaginanya. Ternyata memang Sardi pelakunya. “ooohhhh oohhhh !!”. Mikha menggeliat-geliat merasakan 2 sapuan lidah di vaginanya. Melihat Sardi sedang ‘menyerang’ vagina bidadari incarannya, Jajang tak mau ketinggalan. Diserbunya vagina Dinda, bekerja sama dengan Mikha. Terjadilah pemandangan yang sangat aneh namun sangat ‘panas’. Pemandangan dari 2 ABG cantik yang bugil dan saling menggerogoti vagina satu sama lain, sementara ada 2 pria tua yang juga menyerbu vagina mereka. Harusnya Dinda sudah kalah duluan, jika dilihat dari ‘pengalaman’. Dinda hanya harus melayani 2 pejantan tangguh saja sehari-harinya, jumlah yang sedikit daripada Mikha. Tapi, Dinda terlihat masih kuat menahan. Mikha pun cukup kaget. Ternyata sahabatnya ini cukup kuat. “emmhh emmhh uuunnhhh EEMMMHHHH !!!!”, Dinda sudah tak kuat menahan puncak orgasmenya akibat serbuan lidah Mikha dan Jajang di vaginanya lebih lama lagi. Cairan vagina yang terpancar keluar dari alat kelamin Dinda langsung diperebutkan Jajang dan Mikha. Lidah keduanya sama-sama menyelip masuk ke dalam liang ‘hangat’ milik Dinda untuk mengais sisa-sisa sari vagina Dinda yang mungkin masih tersisa di dalam. “emmhh ccpphh emmmhh”. Mikha dan Jajang berciuman, lidah mereka saling bertaut, saling berbagi cairan vagina Dinda. Cairan vagina Dinda yang bercampur dengan ludah Jajang diteguk habis oleh Mikha. Sementara Sardi dan Dinda masih belum berhasil membuat Mikha orgasme, keduanya masih bekerja sama menjilati vagina Mikha. Berciuman dengan ABG di dekat selangkangan ABG lainnya benar-benar beda rasanya. Impian yang menjadi nyata. “hmmhhh eempphhh”, gumam Mikha yang tertahan dengan bibir Jajang. Lidah Dinda dan lidah Sardi bergerak semakin lincah di selangkangan Mikha. Tak jarang, lidah Dinda dan Sardi bersinggungan dan saling belit. Semakin enak, Mikha semakin mendorong bagian bawah tubuhnya ke belakang, menyodorkan daerah intimnya ke Dinda dan Sardi. “eemmpphhh NNNGHHHH !”. Mikha mengejang hebat dan menekan tubuhnya ke arah belakang. Cairan kenikmatan langsung mengalir keluar dari vagina gadis manis itu. Sardi langsung menyeruput setiap tetes cairan vagina Mikha, Dinda hanya mendapatkan lelehan-lelehannya saja. Gurih sekali rasanya, baru kali ini Dinda mencicipi ‘rasa’ vagina selain miliknya sendiri. Ternyata, meskipun rasanya memang agak mirip-mirip, tapi ada sedikit rasa yang berbeda, seperti mempunyai ciri khas masing-masing. Seperti sudah tahu, Mikha memajukan pinggulnya untuk memberikan keleluasaan pada 2 sejoli yang ada di ‘bawah’ sana untuk berciuman. Sama seperti yang dilakukan Jajang dan Mikha tadi, Sardi pun mencium Dinda untuk mentransfer cairan vagina Mikha ke mulut Dinda. “emmphh mmmhhh”. Jajang menjauh dari kasur, dia berdiri lalu meloloskan kolornya. Batang besar, panjang, dan berurat melompat keluar dari dalam kolor Jajang. Mikha memperhatikan penis Jajang. Tak percaya pada apa yang ia lihat. Lebih besar dari batang preman-preman yang pernah ia hadapi. Itukah batang yang harus dihadapi temannya yang mungil itu ?, tanya Mikha. Dia tak habis pikir, temannya yang berwajah imut-imut harus menghadapi tongkat sebesar dan sepanjang itu. Dan itu baru miliknya Jajang, belum miliknya Sardi. Mikha yang sekarang sudah menjadi maniak seks, merasa cemburu sekaligus merasa sedikit kalah. Merasa kalah karena temannya yang baru saja mengenal sex tapi sudah bisa melayani 2 batang kejantanan besar tiap hari dengan baik. Dan merasa cemburu karena Dinda tentu bisa terpuaskan dengan 2 tongkat perkasa di rumahnya setiap hari. “non Mikha…ayo sini non..”, Jajang menggerakkan penisnya memanggil Mikha untuk mendekat. Sudah biasa ‘diumpani’ kemaluan laki-laki, Mikha seperti tersihir. ABG manis itu langsung merangkak mendekati penis Jajang. Ya, benar-benar merangkak, dengan lutut dan kedua tangannya, seperti hewan berkaki empat yang mendekati majikannya saat dipanggil. Mikha memang sudah terbiasa merangkak seperti ini saat di sarang preman. “wah non Mikha penurut ya…hehehe”, leceh Jajang. Mikha hanya tersenyum, dan menggenggam batang kejantanan Jajang. Begitu keras dan kokoh. Mikha sampai menelan ludah. Lorong vaginanya terasa semakin lembap dan gatal, memegang penis sebesar dan sekeras milik Jajang. “cuph ccphh cuupphh”, gadis manis berkulit sawo matang itu mulai mengecupi sekujur batang penis Jajang. Kepala, leher, batang, pangkal, dan kantung buah pelir Jajang, semuanya mendapatkan kecupan mesra dari Mikha. Jajang memang sangat menyukai saat kemaluannya dikecupi seperti ini, rasanya seperti sedang ‘dimanjakan’. Setiap hari, dia menyuruh Dinda untuk mencumbui penisnya sebelum dan sesudah seks. Nikmat dan rasanya memang seperti raja yang sedang dilayani selirnya. Beda lagi dengan Jajang, bagi Mikha, kecupan-kecupan mesra pada kemaluan lelaki adalah bentuk pemujaannya terhadap pria yang dilayaninya, bisa dibilang, ‘ucapan’ selamat datang ke benda tumpul milik pasangannya sebelum digunakan untuk mengaduk-aduk alat kelaminnya. Kalau Dinda, sudah tak heran lagi, begitu asik mencumbui alat kelamin Jajang karena sudah biasa. Tapi, Mikha baru pertama kali, namun dia begitu luwes dan sangat ‘nyaman’ mencumbui alat kelamin Jajang. Jajang pun agak bingung, tapi yang pasti, Jajang tahu kalau gadis manis yang sedang menciumi alat kelaminnya sekarang sudah sering menangani kejantanan lelaki. Dilihat dari cara memegang, cara mengenggam, dan cara menciumnya, pastilah bukan kali pertama. Gadis manis itu benar-benar terlihat sangat menikmati benda tumpul yang ada di tengah selangkangan Jajang. Lidahnya pun menjulur keluar, menjalar di bagian bawah batang Jajang, berulang-ulang. 2 sisi batang Jajang juga dijilati dengan begitu nikmatnya oleh Mikha. Mikha mengangkat batang Jajang agar bisa menciumi, menjilati, dan mengemuti kantung buah pelir Jajang. “emmmh…enaak”, desahan itu bukan keluar dari mulut Jajang tapi malah mulut Mikha. Terus menerus lidah Mikha asik menjalari batang kejantanan Jajang. Tanpa segan, Mikha membenamkan wajahnya di selangkangan Jajang, menghirup dalam-dalam aroma selangkangan Jajang yang bau apek itu. Jajang sendiri tak percaya, gadis manis yang baru dikenalnya ini bahkan lebih agresif daripada anak majikannya yang sudah sering diumpani penisnya. Mikha membuka mulutnya. “haaphh…”. “ooh angeethh”, kehangatan mulai menyelimuti tongkatnya. Tongkat yang telah menaklukkan Dinda sampai benar-benar takluk padanya. Bibir Mikha menempel dengan rambut kemaluan Jajang yang berarti seluruh batang Jajang telah berada di dalam mulut Mikha. Mikha mulai mengemut-emut kemaluan Jajang, menyedot alat kelamin pria tua itu sampai pipinya kempot. “oohhh”, desah Jajang merasa keenakan. Benar-benar nikmat rasanya, alat kelaminnya disedot-sedot oleh ABG berwajah manis. Kulum, jilat, cium, dan kocok, Mikha benar-benar menikmati batang Jajang. Lidahnya tak pernah berhenti menjalari tongkat Jajang. Buah pelir Jajang juga terus diemut-emut oleh Mikha. “ooh enaakhh nonnhh..”, Jajang merinding saat lubang kenciknya dikilik-kilik oleh Mikha. Mikha menelan lagi penis Jajang dan mulai menggerakkan kepalanya maju-mundur. Jajang merasa bibir Mikha seperti mengurut ‘junior’nya karena mengatup kencang menjepit batangnya di antara bibir atas dan bawah ABG itu. Mikha terus mengulumi dan menyedot kemaluan Jajang lebih kuat dari sebelumnya seakan jika tak menyedot kemaluan pria tua itu, hidupnya akan berakhir. Seolah, penis Jajang adalah sumber energi kehidupannya, itulah pemandangan Mikha yang terlihat begitu ‘menggandrungi’ penis Jajang. Mungkin bagi Mikha, penis Jajang bagai es krim batangan yang harus dinikmati hingga tetes terakhir. Sementara pembantu tua itu sedang keenakan karena otongnya dikulum dengan begitu hebatnya oleh si ‘barang baru’ alias Mikha, temannya, si supir tua sekarang sudah berada di atas tubuh Dinda dan menindih tubuh putih mulus itu. “emmhh uummm ccmmpphh”. Sardi tengah asik memagut bibir Dinda. Melumat habis-habisan bibir mungil nan lembut itu. Tonjolan di kolornya benar-benar tepat bersinggungan dengan vagina Dinda. Bedanya, vagina Dinda yang juga sudah ‘on fire’, terbuka bebas, tanpa ada penghalang apapun, sedangkan burung Sardi masih terkungkung di dalam kolor. Meskipun masih berada di dalam ‘sangkar’nya, tetap saja burung Sardi tahu harus mengacung ke mana. Tak lain dan tak bukan, ‘menunjuk’ ke bawah, yaitu lembah kenikmatan milik Dinda. Keduanya tentu juga sama-sama tahu, alat kelamin mereka masing-masing sudah tak sabar untuk saling ‘diadu’. Saling bersinggungan dan saling bergesekkan. Vagina Dinda sudah terasa gatal, minta digasak dan diaduk-aduk tongkat Sardi. Dan tongkat Sardi juga butuh tempat untuk diobok-obok. Namun, mereka berdua sama-sama tak mau buru-buru. Karena kemarin tak kesampain melampiaskan nafsunya kepada anak majikannya itu, tentu Sardi ingin berlama-lama menikmati tubuh Dinda untuk mengobati kerinduannya akan kemolekan dan keindahan tubuh Dinda yang putih mulus itu. Sementara si tempat pelampiasan nafsu alias si Dinda juga ingin melayani Sardi dengan tubuhnya sampai supirnya itu benar-benar terpuaskan. Dinda merasa mempunyai kewajiban untuk melayani supirnya itu sebaik-baiknya karena merasa kasihan dengan Sardi gara-gara tak jadi mendapatkan jatah sementara Sardi mendapatkannya. “non Dinda..”. “Pak Sardi…”. Entah terdengar romantis atau nafsu, keduanya saling mendesahkan nama satu sama lain terus menerus di sela-sela ciuman mereka yang semakin hangat dan romantis, namun tetap menggebu-gebu bagai pasangan pengantin baru. Satu tangan Sardi pun sudah mencengkram payudara kanan Dinda dan meremas-remasnya dengan lembut. Emang empuk n’ kenyal toketnya non Dinda, pikir Sardi. Tatapan mata senang ditunjukkan Dinda. Dia merasa senang berada di bawah Sardi. Merasa dilindungi Sardi. Sardi menghentikan ciumannya untuk melepaskan kolornya. Dia ingin ikut bertelanjang ria dengan anak majikannya yang sudah telanjang lebih dulu dan sudah terlentang pasrah di depannya. Dinda tersenyum ke arah Sardi. Dia menatap benda tumpul milik Sardi yang mengacung tepat ke arahnya. Salah satu dari 2 benda tumpul yang sudah sering mengaduk-aduk baik liang anusnya maupun liang vaginanya. Dinda mengangkat kedua tangannya ke atas, gadis imut itu menantikan Sardi untuk menindihnya dan mencumbunya lagi. Tentu Sardi tanpa aba-aba langsung menomplok tubuh sekal Dinda. “hihihi ! geliii, Paakhh !!”, desah Dinda manja, Sardi asik menggelitik daun telinga Dinda diselingi dengan mencumbui lehernya. “hmm eemmhh eemm”, kini Dinda melirih pelan, merasakan nikmat saat kedua putingnya diemut-emut oleh Sardi. Beda dengan sebelum-sebelumnya, kali ini tubuh sekal Dinda hanya untuk Sardi seorang. Tak ada yang mengganggunya, Sardi bisa leluasa menikmati setiap jengkal dari tubuh Dinda yang begitu padat berisi karena pejantan tangguh yang satu lagi alias Jajang sudah mendapatkan mangsanya sendiri. Sesekali Sardi menggerakkan pinggulnya berputar, batangnya pun seperti sengaja digilas-gilaskan ke selangkangan Dinda. Tapi, memang menimbulkan rasa nikmat yang beda. Begitu juga yang Dinda rasakan. “non Dinda mau ngemut permen batangan kan ?”, canda Sardi porno. Dinda yang tentu mengerti apa yang dimaksud Sardi, tersipu malu sambil tersenyum dan mengangguk perlahan. Sardi tidur terlentang di samping Dinda. Gerakan perlahan Dinda yang bangun dan berdiri di atas tubuh Sardi benar-benar begitu seksi dan sensual. Tubuh telanjang Dinda benar-benar terlihat sangat menggairahkan. Dinda menurunkan tubuhnya dan memundur-mundurkan pantatnya sedikit demi sedikit untuk memarkir bagian bawah tubuhnya tepat di wajah Sardi. Begitu vagina wangi itu tersaji di depan wajahnya, Sardi langsung menyerbunya dengan ganas. “ooh eemmhh aaahhmmmm”, Dinda langsung menggeliat hebat. Lidah Sardi benar-benar lincah mengubek-ubek alat kelamin sang ABG cantik sampai ABG itu belingsatan tak karuan diterpa rasa nikmat yang begitu banyak. “hmmpph nyymmhhhh”. Dinda langsung mencaplok burung Sardi. Mengulumnya dengan penuh semangat dan bernafsu, melampiaskan rasa nikmat yang sedang dirasakannya. Merasa batang kejantanannya disedot kuat-kuat oleh Dinda, Sardi pun semakin intens menjilati alat kelamin anak majikannya itu. Terjadi hubungan sinergis antara keduanya. Sesuai dengan istilah ilmu biologi yaitu simbiosis mutualisme, dua-duanya saling memberikan keuntungan atau dalam hal ini, kenikmatan. Berbeda dengan pasangan anak majikan-supir itu dimana Dinda yang berada di atas dan mengangkangi pejantannya, pasangan lainnya, yaitu ABG manis-pembantu malah terjadi kebalikannya. Malah Jajang yang mengangkangi wajah Mikha, mencelup-celupkan tongkat saktinya ke dalam mulut Mikha sambil terus mengobrak-abrik daerah intim ABG manis itu dengan lidah terlatihnya. Lidah yang sama terlatihnya dengan lidah Sardi. Semua itu karena mereka berdua mempunyai ‘tempat’ latihan, tentu tempat latihan yang dimaksud adalah V-zone milik Dinda yang selalu terbuka lebar untuk mereka. Mikha tak terlihat tidak nyaman dalam posisi itu, dia terlihat baik-baik saja. Padahal baru ‘pemanasan’, tapi aroma sex begitu kental tercium di kamar Sardi. Tentu aroma itu lebih kuat tercium dari tubuh Dinda dan Mikha. Memang secara alami, betina lah yang mengeluarkan hormon feromon untuk mengundang pejantan datang jika dalam masa kawin. Begitu juga yang terjadi pada duo artis itu. Secara alami, tubuh mereka menyebarkan hormon feromon untuk menambah gairah sekaligus memberi tahu kalau mereka siap untuk dikawini dan melakukan reproduksi ke pejantan mereka masing-masing. Pemandangan yang ada pun begitu menggairahkan. Dinda, ABG berwajah imut yang mempunyai tubuh putih mulus dan padat berisi sedang mengangkangi seorang pria tua, menyerahkan kemaluannya sambil mengulumi batang kejantanan pria tua tersebut. Sementara Mikha, ABG berwajah manis yang mempunyai tubuh jenjang sedang dikangkangi pria tua yang satu lagi. Vaginanya disedot-sedot sambil dicekoki penis pria tua itu. Jajang dan Sardi tentu tak akan berhenti menggragoti vagina Mikha dan Dinda sebelum mendapatkan lelehan cairan yang rasanya asin, gurih, sekaligus manis dari kemaluan 2 artis muda itu. “EEMMMMMHHHHH !!!”. Dinda mengejang dan menekan vaginanya ke wajah Sardi. “ssrrppp ssrrphhh”, tanpa menyia-nyiakan setetes pun, Sardi mengkokop ‘sari’ vagina Dinda seperti orang yang menyeruput air dari mangkuk. Begitu kiranya tak ada yang menetes keluar lagi dari alat kelamin Dinda, Sardi mengais-ngais liang vagina Dinda, mendapatkan cairan nikmat yang mungkin masih tersisa di dalamnya. Dinda masih asik menjilati ‘batang eskrim’ milik Sardi, gadis cantik itu kelihatan sangat menikmatinya. “ayo non…kita mulai yuk..”, ujar Sardi menepuk pantat Dinda. Dinda pun langsung mengangkat vaginanya dari wajah Sardi. Dinda duduk di perut Sardi dan tersenyum manis. Ada seorang gadis muda yang sangat cantik dan telanjang, duduk di atas perutnya adalah pemandangan yang sangat indah untuk pria tua seperti Sardi. Sardi pun mengelus-elus pinggang Dinda. Sungguh sempurna lekuk tubuh anak majikannya itu. Apalagi kedua ‘kelapa’ miliknya. Tubuh yang sangat sintal untuk seorang ABG berumur 16 tahun. Dinda mengangkat pinggulnya sambil memegangi batang Sardi. “emmm….”. Dinda melirih pelan. Senti demi senti penis Sardi membelah dinding vagina Dinda yang tadinya menutup erat. Dua-duanya mendapatkan kenikmatan ragawi dari alat kelamin mereka yang sekarang sudah saling mengunci posisi. “emm emm emmmm”. Dinda berpegangan pada perut Sardi dan mulai menggerakkan pinggulnya naik-turun. Sementara itu, Jajang yang sudah puas mengobel-ngobel alat kelamin mangsa barunya, kini tengah memposisikan penisnya untuk digunakan sebagai tongkat sodok. Tapi, dia sengaja memukul-mukulkan dan mengelus-eluskan penisnya ke belahan vagina Mikha. Ekspresi wajah Mikha yang semakin terangsang memang benar-benar menggairahkan. “mm…ayooohh, Paaakkhh !!”, pinta Mikha ‘frustasi’. “ayo apa, non ?”. “masukkinnhh !!”. “masukkin apa, non ?”, goda Jajang sambil terus menggesek-gesekkan penisnya ke belahan bibir vagina Mikha. “kontolnyaaahh !!!”, erang Mikha dengan nada kesal. “oohh bilang dong non..hehe nih !! jlebb !”. Jajang menusukkan penisnya dengan kuat. “aaahhhh !!”. Benar-benar seperti orang yang mau menyumbat saluran. “sakit yah, non ?”, tanya Jajang agak kasihan melihat ekspresi wajah Mikha. “ng nggaakhh, Paakh..lagi..”, pinta Mikha manja. “wah non Mikha seneng ya dituncep ?”. Mikha mengangguk pelan. Bagaimana mungkin, Mikha tak menyukainya. Dia sudah sangat sering diperlakukan seenaknya oleh preman-preman yang memakai tubuhnya untuk melampiaskan nafsu mereka. Mulutnya biasa dicekoki penis seenaknya oleh para preman. Relung tubuhnya yang lain yaitu, vagina dan anusnya juga dirojoki penis preman-preman dengan kasar dan brutal sehingga tak heran kalau dia jadi suka ‘main kasar’ karena biasa diperlakukan seperti itu. “jlebbh !”. “AAHHH !!”. “JLEEBHH !”. “AAHH !!”. Setiap kali Jajang menusukkan penisnya, setiap kali itu juga Mikha mengerang. Lama kelamaan, tusukan-tusukan Jajang semakin kontinyu, tanpa jeda, dan akhirnya dia mulai menggenjot kemaluan Mikha. “eemmhhh aaahhhh ooohhhh uuummmhhhh”. “OOHH UUUMMHHH AAAHHHH !!!”. Suara desahan Dinda dan Mikha memenuhi ruangan. Tak akan ada yang menyangka, di dalam rumah kontrakan yang kecil dan sederhana itu, ada 2 orang dara cantik jelita yang sedang bersenggama dengan 2 pria tua nan jelek. Yang satu sedang di sodok-sodok, sedangkan yang satu lagi sedang ‘menggodok’ penis. Meski sama-sama sedang melayani pria paruh baya, namun Mikha dan Dinda berbeda 180 derajat. Mikha lebih condong ke arah hardcore. Semakin disodok keras, Mikha semakin menyukainya. Sedangkan, Dinda bergoyang-goyang di atas penis Sardi dengan begitu perlahan. Goyangan Dinda tak begitu liar, namun karena begitu perlahan, malah terlihat begitu sensual. Kadang Dinda menurunkan payudaranya hanya untuk sekedar membiarkan supirnya itu bisa mengenyoti susunya, selain itu Dinda mencium Sardi dengan penuh kehangatan dan begitu mesra. Bergumul dengan Dinda memang benar-benar bisa mendapatkan kenikmatan bercinta sepenuhnya. Tak hanya dengan Sardi, dengan Jajang pun, Dinda melayani dengan sepenuh hati. Pelayanan nafsu birahi yang tak hanya dengan tubuh montoknya, tapi dengan seluruh hati dan perasaannya. Begitu total melayani 2 pria tua itu tiap harinya. Dinda memutar tubuhnya, vaginanya yang menjepit kencang burung Sardi membuat Sardi mengerang kenikmatan. Serasa dipelintir. Dinda jadi membelakangi Sardi. Dia merebahkan tubuhnya ke belakang. Indah sekali pemandangan selangkangan Dinda yang sedang dikait oleh penis sebesar penis Sardi. Tiba-tiba Mikha naik ke atas tubuh Dinda dan menungging ke atas. “eemmmhhh !!”. Tanpa disuruh, tongkat sodok Jajang langsung menusuk masuk lagi ke dalam tubuh Mikha, tapi kali ini bukan ke kemaluan gadis manis itu melainkan ke lubang pantatnya. “anjriith !!”. Jajang keenakan, ‘perangkat kawin’ miliknya serasa dicengkram kuat oleh liang anus Mikha. Jajang mulai menyikati liang anus Mikha dan Sardi mulai menyodok-nyodokkan penisnya ke atas, menusuk vagina milik anak majikannya. Jadilah dua artis ABG yang begitu cantik jelita tertumpuk di antara himpitan 2 orang pria tua dengan penis yang mengait tubuh mereka masing-masing. “emmhh eemmm”. Dinda dan Mikha bercumbu dengan penuh gairah sementara bagian bawah tubuh mereka sedang diobrak-abrik oleh Sardi dan Jajang. Sebuah pemandangan fantasi yang begitu liar. Payudara Mikha menekan dan menempel payudara Dinda bagaikan terlem dengan kuat. “ooohhh oohhh oohhh teruusshh Paaakkhh !!!”. “terusshh soodookhh Paaakkhhh !!!!”. “cllkk cllkk ckckck pokk pookk”, bunyinya tak karuan. Desahan, lirihan, dan erangan 2 pasang manusia yang tengah berasyik masyuk diiringi dengan irama kecipak air dari vagina si 2 gadis remaja yang sudah banjir serta bunyi selangkangan yang saling bertumpukkan. Post navigation Kisah seorang ABG cantik Dinda Kirana Part 4 Kisah seorang ABG cantik Dinda Kirana Part 6