Cerita SEX Kisah Pemerkosaan TertragisCerita SEX Kisah Pemerkosaan Tertragis

CRTDALAM Perkenalkan namaku Ryan Hardjadinata Koehler, usiaku 21 tahun. Saya sendiri merupakan anak awal dari 3 bersaudara. adik pertamaku laki- laki bernama Sergi saat ini ia kuliah di akademi besar di Jakarta semester 3 umur 19 tahun berwajah tampan peninggalan dari papaku.

Sebaliknya adik keduaku wanita bernama Natasha masih duduk di bangku SMA kelas 3 umur 17 tahun mirip dengan mamaku paling utama dari segi kecantikan.

Papaku sendiri bernama Rudi Hardjadinata Koehler generasi Jerman- Sunda berumur 44 tahun besar 175 centimeter masih tampan serta fresh, sebaliknya mamaku bernama Ratna Juwita Assegaf generasi Arab- Jawa berumur 43 tahun dengan kulit putih, besar 170 centimeter serta buah dada yang aduhai khas generasi Arab ialah 38D.

Perpaduan darah Jerman- Arab- Sunda- Jawa warnanya berperngaruh pada fisikku. Besar tubuhku dikala ini 180cm, berat 75kg, dimensi penis 21 centimeter ditambah dengan kulit putih, hidung mancung serta mata kebiruan membuatku jadi rebutan para wanita

Tetapi sebab dikala saya lagi menuntaskan skripsiku, saya memutuskan buat tidak pacaran dahulu. Oh ya dikala ini berkuliah di salah satu akademi besar negara di Kota Bandung.

Perkenalkan namaku Ratna Juwita Assegaf seseorang perempuan bunda rumah tangga peranakan Arab- Jawa berumur 43 tahun. Saya merupakan bunda dari 3 orang anak yang tampan serta menawan ialah Ryan 21 tahun, Sergi 19 tahun, serta Natasha 17 tahun.

Suamiku bernama Rudi berumur 44 tahun yang kunikahi 22 tahun yang kemudian merupakan seseorang insinyur yang kerap memperoleh kontrak proyek di luar kota maupun luar negara yang buatnya kerap terletak di luar rumah.

Sesungguhnya sepanjang ini hubunganku dengan suamiku lumayan harmonis serta tiap kali berhubungan seksual saya senantiasa menemukan kepuasan yang lumayan.

Tetapi disebabkan ia kerap terletak di luar kota ataupun luar negara, frekuensi ikatan intimku dengannya jadi tidak sangat kerap, terkadang kalo tidak lagi banyak proyek kami dapat melaksanakannya seminggu 2 kali seperti pendamping wajar, tetapi kala ia lagi padat jadwal dapat cuma sebulan sekali ataupun 2 bulan sekali kami berhubungan seksual.

Sebulan yang kemudian pas pada ulang tahun perkawinan kami yang ke 22 tahun, suamiku memberikanku hadiah sejoli anting emas menawan yang membuatku bahagia sekali sebab nyatanya suamiku masih ingat dengan ulang tahun perkawinan kami.

Saya juga mengenakan anting emas itu dengan bangga sebab selaku perempuan pada biasanya saya memanglah bahagia dengan perhiasan semacam kalung, cincin, gelang, anting yang sebagiannya saya simpan di rumah dalam wujud kotak perhiasan biasa serta sisanya saya simpan di bank dalam wujud Safe Deposit Box.

hadiah dari suamiku Rudi

Pada dikala hari ulang tahun perkawinan itu saya mengantarkan niatku pada suami buat melepas KB Spiral yang saya gunakan sepanjang ini.

Saya beralasan sebab di umur 43 tahun ini telah terus menjadi kecil mungkin buat berbadan dua lagi, lagipula frekuensi ikatan intimku dengan suamiku tidak sangat kerap jadi menurutku nyaman bila buat melepas KB Spiral di umur serta kondisi yang saat ini.

Suamiku juga langsung menyetujuinya dikala itu, toh ia berkomentar di umur sebegini sangat kecil mungkin untuk kami buat mempunyai momongan lagi. sebagian hari setelah itu saya juga berangkat ke dokter isi buat melepas KB Spiralku serta seluruhnya berjalan mudah tanpa permasalahan.

Saya juga tidak sadar kalau keputusan melepas KB Spiral seperti itu yang pada kesimpulannya hendak berdampak parah pada diriku di setelah itu hari.

Semacam biasa liburan kuliah kali ini kuhabiskan dengan jalan- jalan hangout bersama sahabat SMA. Hari Sabtu menjelang sore yang lumayan gerah ini saya juga memutuskan kembali ke rumah buat istirahat sebab kecapaian.

Kala saya turun dari grab car di depan gerbang rumah berpagar tembok. Pintu pagar berderit kala kubuka, hmm, agak aneh, umumnya saya wajib teriak- teriak ataupun menekan bel memohon dibukakan.

Merambah taman pernah tertegun memandang 2 sepeda motor parkir di taman, saya tidak mengidentifikasinya sebab saya ketahui persis tipe sepeda motor apa yang dipunyai sahabat semasa SMA yang umumnya ngumpul jika saya kembali.

Serta rasa heranku belum habis kala merambah rumah dengan amat kaget kudapati mama tengah duduk terikat di sofa dengan mulut dibekap sehelai kain. Kedua kakinya terikat di tiap- tiap kaki sofa serta tangannya terlipat di balik.

Mama?! teriakanku belum habis kala tiba- tiba sebatang logam dingin melekat di leherku serta tanganku dipiting seorang, jangan bergerak ataupun gue gorok, ucap seorang dengan suara parau.

Sadarlah saya jika ini merupakan perampokan serta yang melekat di leherku dikala ini merupakan suatu belati, kulirik serta kudapati 2 orang memakai zebo buat menutup wajah.

Mamaku dikala itu cuma sanggup membelalak serta menghasilkan air mata sembari menghasilkan suara tersendat. Serta lekas tanganku diikat salah satu perampok dengan seutas tali serta menyuruhku berlutut.

Seseorang lagi mendekati mama serta membuka selubung yang menutupi mulutnya, katakan dimana bunda menaruh perhiasan serta duit ataupun kita gebukin anak bunda, ucapnya seraya menjambak rambut mama, mau kuterjang ia tetapi posisiku tidak menguntungkan dengan posisi tangan terikat serta dibawah ancaman senjata tajam.

Tidak lama sang perampok berangkat ke lantai atas serta turun dengan ngomel- ngomel, masa hanya segini, ucapnya kepada mama sembari membanting kotak perhiasan kecil di hadapannya. Kami gak sempat nyimpan duit cash di rumah kecuali sekedarnya, perhiasan pula aku simpan di bank, ucap mama terbata- bata dengan wajah makin memucat.

wah, kayaknya wajib kita kasih pelajaran nih Har, ucap sang perampok yang kecewa dengan perolehannya. Dia mendekati mama, menghunus pisaunya… jangan, tolong jangan lukai kami, mama meminta separuh menangis.

Saya juga sangat geram tetapi tidak dapat berbuat banyak. Tetapi yang terjalin di luar dugaan, sang perampok menyelipkan pisaunya di lengan kaus mama sampai batasan kerah serta preekk- prekk, kaus T shirt mama tersingkap sampai menampakan bahunya yang putih bersih serta tali BH nya.

Kemudian bak tukang kuliti hewan, dia robek bagian depan kaus mama, kembali suara sobekan kain terdengar serta dengan agresif ia renggut kaus itu dari bagian punggung sehingga nampaklah buah dada mama yang masih tertutup BH, mama cuma dapat meminta dengan suara lirih campur isak tangis.

Kurang ajar kamu!!, teriakku sembari berupaya berdiri.. eit- eit… tabah anak mama, game belum berakhir, ucap sang Har, perampok yang sedari tadi memegangku. Mama berikan isyarat dengan gelengan kepala supaya saya menyerah.

Saya kembali terduduk dengan wajah tertunduk lesu serta marah, tetapi memandang mama separuh telanjang membuat sekilas benak bandel melintas, dalam hati saya menyanjung betapa mama masih sangat sexy serta memanglah masih menawan dan layak jadi obyek khayalan banyak lelaki tidak terkecuali rekan- rekanku juga sering berpendapat bandel soal mama.

Sang perampok dengan agresif lekas meremas- remas buah dada mama yang lumayan besar itu, menghasilkan dari mangkuk BH nya serta membetot- betot ringan putingnya yang kecoklatan itu, mama cuma dapat meringis serta terisak. sumber Ngocoks. com

Kemudian kembali dia sisipkan pisau di tali BH mama sampai terputus serta terlepas& terhempas ringan di pangkuan mama. Kembali dia remas- remas buah dada mama serta mempermainkan putingnya. Lumayan lama dia mempermainkan buah dada mama di hadapanku serta rekannya sembari tertawa- tawa serta berikan pendapat bandel soal mama.

Membuatku makin marah namun… pula lama- lama barang di selangkanganku bergerak- gerak sampai menekan celanaku. Mama melaksanakan perlawanan dengan menegangkan otot lehernya serta menutup rapat- rapat bibirnya, Har… hajar, ancamnya,

Sang Har seketika memukul perutku membuatku terbatuk- batuk, mengenali mereka mulai menyakiti anaknya, lama- lama mama menyerah serta dengan wajah jijik membuka bibirnya serta dengan paksa sang perampok mendesakan batang kontolnya ke mulut mama buatnya terbatuk- batuk serta makin deras menghasilkan airmata.

ooh… terus bu, hirup terus.. ahhh, erangnya sembari menjambak rambut mama serta satu tangan lain meremas- remas agresif buah dada mama sembari sesekali memelintir putingnya. sumber Ngocoks. com

Mama tidak memiliki opsi lain tidak hanya menuruti keinginan bejat sang perampok, mengulum serta menjilat batang kemaluan serta biji pelir sang perampok hingga kesimpulannya sang perampok menarik kepala mama, menahannya sampai mama hampir tidak dapat bernafas serta menghujamkan kontolnya dalam- dalam sembari mengerang…

ahhh… ahhh… hirup hingga habis bu… ahhhss, teriaknya dengan badan mengejang. Sadarlah saya jika dia tengah ejakulasi di dalam mulut mama yang matanya cuma menampakan putihnya saja, serta mama ingin tidak ingin wajib menampungnya dengan paksa.

Sekian menit lalu kala sang perampok membebaskan kepala mama, mama dengan berlinang air mata serta wajah memerah terbatuk- batuk serta memuntahkan cairan putih kental ke lantai.

Sang perampok dengan puas lekas merapikan kembali pakaiannya tetapi acara belumlah usai. gantian Riz!!, ucap sang Har. giliran lo saat ini ucapnya sambil mengambil alih tugas rekannya mengawalku.

Kembali mama wajib mengoral paksa lelaki yang bukan suaminya tersebut walaupun memohon- mohon lebih dahulu. Serta saya juga terpaksa melihat dengan marah dan… terangsang.

Gimana bro? Lo ingin gak diemut nyokap lo?, ucap sang Riz sembari terkekeh- kekeh, membuatku makin geram tetapi dalam hati seolah- olah mengiyakan pertanyaannya, sepanjang ini saya sering marah bila rekan- rekanku rada ngeres jika mengomentari mama,

Tetapi di sisi lain saya pikir memanglah mama sangat menarik walaupun di umurnya yang ke 43 tahun, mirip seseorang artis jav jenis MILF.

Mama kembali terbatuk- batuk menelan barang asing di mulutnya serta kembali payudaranya diremas- remas serta dibetot- betot sampai mama sering menjerit ringan.

Serta tidak lama, kembali mama wajib menelan paksa cairan mani laki- laki asing walaupun sebagian kembali dimuntahkannya serta meleleh di dekat dagunya. Kupikir peristiwa memalukan ini berakhir, tetapi nyatanya tidak.

Sang Riz, entah Riz ataupun siapa, menyuruhku berdiri serta kembali tertawa- tawa, liat Har, anak kesayangan nyatanya ngaceng liat mamanya ngemut kontol.. hahahaha, ucapnya, serta kuyakin wajahku memerah dikala itu sebab tidak sanggup menyembunyikan ereksiku yang menyembul di celanaku di hadapan mama. Sang Har turut tertawa, kayaknya ia pengen pula tuh.

Dengan paksa mereka membuka celanaku serta kali ini saya tidak melawan sebab kupikir tidak terdapat manfaatnya. Saat ini saya telanjang setengah tubuh ke dasar, dengan wajah tertunduk malu sebab di depan ibuku sendiri walaupun saya ketahui dia kerap memandang kemaluanku kala saya kecil. Dengan ujung pisau melekat di pinggang mereka mendorongku ke arah mama.

maafkan saya mah, ujarku lemah, ini bukan salahmu Yan, jawab mama pelan separuh menangis. mari, gak harus pake lama, kulum kilat, ucap sang Riz sembari merapatkan bagian dasar tubuhku ke wajah mama hingga ujung kontolku memegang pipinya.

Mari bu, kulum!! perintah sang Har. Mama memandang wajahku serta mengangguk seakan menyuruhku tenang kemudian lama- lama membuka mulutnya, saya memejam merasakan kepala penisku masuk ke rongga yang basah, hangat serta rapat.

Bohong besar jika saya tidak merasakan kenikmatan yang luar biasa. Serta mama melaksanakannya dengan lama- lama tetapi tentu seolah- olah turut menikmatinya ataupun sebab bentuk kasih sayang sebab kali ini batang kemaluan anaknya yang wajib dia hirup.

Mama.. oohss… saya ingin keluar mah… ahhs, erangku serta mama menatapku, kemudian matanya kembali menyipit serta kembali menangguk…

Mamaaah, seperti itu teriakan pengantar semburan demi semburan spermaku di rongga mulut mama serta luar umumnya mama terus menghirup ketat batang kontolku sehingga saya yakini seluruh spermaku juga habis ditelan mama.

Nah.. ini baru mantap.. hahaha, ucap perampok sembari tertawa- tawa puas. Serta mama baru membebaskan kontolku kala kembali ke ukurannya semula.

Setelah itu mereka menyuruh kami berjalan keluar ke taman samping rumah, agak susah kami berjalan dengan keadaan semacam itu serta sebagian kali hampir terjatuh tetapi 2 perampok jahanam itu menolong memapah kami,

Serta setibanya di teras mereka membaringkan kami, memutar piringan CD di ruang tamu dengan volume yang lumayan keras kemudian setelah itu berangkat.

Tinggal kami tiduran dengan posisi menyamping pasrah, keringat mulai bercucuran membasahi tubuhku serta mama, terlebih lama- lama matahari mulai menyinari kami.

Pernah saya berdiskusi dengan mama supaya berteriak memohon tolong, tetapi suara musik hendak meredam suara teriakan kami ditambah kamipun merasa malu bila orang- orang mengalami posisi kami semacam ini.

“ kita tunggu Pak Udin serta Bi Ira aja hingga esok pagi, biarlah kita tabah nungguin, tembok pagar rumah kita kan besar jadi mustahil terdapat orang sebelah yang liat”, ucap mama.

Serta kayaknya kami tidak memiliki opsi lain tidak hanya menunggu sejoli suami isteri paruh baya yang bekerja selaku tukang kebun serta tukang mencuci kami yang biasa bekerja dari pagi sampai siang hari.

Cuma mereka berdua lah harapan kami sebab papa masih terletak di luar negara sedangkan adik- adikku tengah liburan dengan neneknya.

“ Mama kita wajib bergerak supaya gak kepanasan serta kehilangan cairan tubuh,” ujarku.“ iya Yan, tetapi gimana?”, tanya mama. Hmmm… iya pula pikirku. Keringat makin membanjiri badan kami sampai kesimpulannya terlintas ilham,“ ma…

kita berguling aja ya hingga dapat masuk ke dalam”, ujarku. Mama mengangguk sepakat, kemudian dengan sulit payah kesimpulannya kami dapat berguling sekali, 2 kali, terus sampai mendekati pintu.

Tetapi saat ini timbul perihal lain, gerakan tadi kembali merangsang ereksi batang kontolku serta lama- lama memanjang serta membeku menekan lubang kewanitaan mama,“ maafin saya ma,” ujarku lirih.

”, gak pa- pa Yan, udah gak harus memohon maaf, ini bukan salah kalian,”, jawab mama berupaya menenangkanku. Kami istirahat sebentar dengan posisi kembali menyamping, serta kunikmati jepitan erat liang senggama mama walaupun tidak bergerak.

Mama.. oohss… saya ingin keluar mah… ahhs, erangku serta mama menatapku, kemudian matanya kembali menyipit serta kembali menangguk…

Mamaaah, seperti itu teriakan pengantar semburan demi semburan spermaku di rongga mulut mama serta luar umumnya mama terus menghirup ketat batang kontolku sehingga saya yakini seluruh spermaku juga habis ditelan mama.

Nah.. ini baru mantap.. hahaha, ucap perampok sembari tertawa- tawa puas. Serta mama baru membebaskan kontolku kala kembali ke ukurannya semula.

Setelah itu mereka menyuruh kami berjalan keluar ke taman samping rumah, agak susah kami berjalan dengan keadaan semacam itu serta sebagian kali hampir terjatuh tetapi 2 perampok jahanam itu menolong memapah kami,

Serta setibanya di teras mereka membaringkan kami, memutar piringan CD di ruang tamu dengan volume yang lumayan keras kemudian setelah itu berangkat.

Tinggal kami tiduran dengan posisi menyamping pasrah, keringat mulai bercucuran membasahi tubuhku serta mama, terlebih lama- lama matahari mulai menyinari kami.

Pernah saya berdiskusi dengan mama supaya berteriak memohon tolong, tetapi suara musik hendak meredam suara teriakan kami ditambah kamipun merasa malu bila orang- orang mengalami posisi kami semacam ini.

“ kita tunggu Pak Udin serta Bi Ira aja hingga esok pagi, biarlah kita tabah nungguin, tembok pagar rumah kita kan besar jadi mustahil terdapat orang sebelah yang liat”, ucap mama.

Serta kayaknya kami tidak memiliki opsi lain tidak hanya menunggu sejoli suami isteri paruh baya yang bekerja selaku tukang kebun serta tukang mencuci kami yang biasa bekerja dari pagi sampai siang hari.

Cuma mereka berdua lah harapan kami sebab papa masih terletak di luar negara sedangkan adik- adikku tengah liburan dengan neneknya.

“ Mama kita wajib bergerak supaya gak kepanasan serta kehilangan cairan tubuh,” ujarku.“ iya Yan, tetapi gimana?”, tanya mama. Hmmm… iya pula pikirku. Keringat makin membanjiri badan kami sampai kesimpulannya terlintas ilham,“ ma…

kita berguling aja ya hingga dapat masuk ke dalam”, ujarku. Mama mengangguk sepakat, kemudian dengan sulit payah kesimpulannya kami dapat berguling sekali, 2 kali, terus sampai mendekati pintu.

Tetapi saat ini timbul perihal lain, gerakan tadi kembali merangsang ereksi batang kontolku serta lama- lama memanjang serta membeku menekan lubang kewanitaan mama,“ maafin saya ma,” ujarku lirih.

”, gak pa- pa Yan, udah gak harus memohon maaf, ini bukan salah kalian,”, jawab mama berupaya menenangkanku. Kami istirahat sebentar dengan posisi kembali menyamping, serta kunikmati jepitan erat liang senggama mama walaupun tidak bergerak.

By adminmg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *