crtdalam Hari berubah hari. Jerman telah di depan mata( serasa jadi tentara Soviet union), artinya hari hari mengarah Jerman telah dekat. Kami berdua( tanpa Tommy) hendak menghabiskan waktu kami berdua di lantai, eh tepi laut. Tommy? Aslinya sih diajak tetapi ia memilah berangkat bersama sahabat sahabat barunya. Ya baguslah. Orang kami ngajak hanya buat formalitas belaka saja. Siapa yang berharap ia turut? ganggu aja loe. Kami berdua ke tepi laut serta saya bawa gitar ku buat dimainkan di situ, bukan buat memancing ikan hiu serta tidak bisa jadi bawa grand piano sebab berat. 1. 5 jam dengan mobil BMW kakakku, kami hingga ke tempat tujuan. Kakakku supaya perempuan, tetapi jika telah bertemu jalur tol kosong, langsung berganti jadi pembalap resep 1. Michael Schumacher lah kurang lebih( maaf ts bukan pakar balapan). Saya sendiri tidak suka kebut kebut an di jalur tol kecuali jika telah sakit perut ataupun rumah kebakaran( amit amit ya) serta berharap jalanan kosong( emang president apa? Kami juga hingga di tepi laut. Keberuntungan memanglah memihak cinta terlarang ini. Tepi laut itu kosong melompong. Bisa jadi terdapat tsunami nanti atau… oh iya. Ini kan bukan hari libur. Kecuali seluruh orang kena phk ataupun gak terdapat hidup jelas, ya normal saja hening. Kakakku dengan pede nya melepas pakaiannya serta cuma mengenakan bikini. Bergaya ala Pamela Anderson. Ya tubuhnya emang bagus. Ingin gimana lagi? Toh gak terdapat orang di mari. Cuaca tidak sangat panas apalagi matahari pula merasa ketahui diri, bersembunyi di balik awan. Saya cuma nenggunakan celana pendek tanpa Apa apa alias telanjang dada. Kami tiduran serta kakakku datang datang mengajakku bermain air di tepi laut. Saya menanggapi ajakannya serta kami juga bermain seperti anak anak di tepi laut. Kami silih siram serta sesekali menendang air itu. Kami setelah itu bermain kejar kejaran. Tidak hendak terdapat yang ketahui kami itu kakak adik. Seluruh yang terdapat, semacam kepiting, burung camar, penyu dsb hendak mengira kami merupakan sejoli pacar. Sehabis letih berlari, saya memeluk kakakku dari balik serta menggendong nya. Kamipun berciuman kembali. Atmosfer sangat romantis serta seru. Kami setelah itu bermain pasir dsn membangun istana.. sumpah deh. Beneran seperti bocah ingusan. Telah sulit payah membangun benteng… eh malah habis kena ombak. Ombak itu bisa jadi mengatakan,“ ayah, bunda. Tolong ingat usia. Jangan seperti bocah. Malu dikit napa?” Bawah ombak sial. Gak boleh amati orang bahagia sebentar. Untung saja telah difoto. Coba jika tidak.. bah. Anyway cuaca telah mulai sore. Tommy? Biarin saja. Kami pula membagikan ia kunci rumah. Kamar kami seluruh telah kami kunci. Sepupu mah sepupu, tetapi jangan harap dapat masuk kamar orang seenaknya, kecuali lu bunda kos. Kami berdua duduk memandang matahari terbenam dengan indah serta saya memainkan lagu summer jam dengan gitarku serta kakakku yang jadi penyanyinya. Saya serta kakakku bernyanyi bersama. Ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Sepatutnya ia yang jadi gitar nya. Ah telah lah. Atmosfer romantis ini sangat sangat sayang buat dilewati. Disebabkan telah sore serta matahari telah terbenam( sementara itu tadi gak terdapat deh perasaan. Kapan timbulnya ia? Ngintip kali. Suek) kami mensterilkan badan kami di pancuran shower. Eit. Tidak terdapat kegiatan mandi berdua kali ini. Sehabis berakhir serta mengubah baju, kami berangkat makan malam serta setelah itu kembali. Tommy sedangkan itu lagi santai duduk di depan televisi sembari makan pizza yang ia beli dengan duit ia nyatanya. Rumah mulai berhamburan semenjak bocah reseh ini tiba. Gak kebayang 10 tahun lagi seperti gimana? Dapat jadi kamar mandi universal bisa jadi nih rumah gara gara nih orang berulah. Tommy memanglah sepupu yang unik. Ia bertingkah selayaknya pemuda seusianya. Walaupun demikian, ia tidak bandel semacam merokok, berjudi dsb. Ya itu di depan kita… di balik kita? Siapa yang tau? Sepanjang ia gak ganggu orang mah masa bodo aja. Kami bertiga ngobrol ngobrol santai serta waktu telah larut. Germany. Here we come. Esok merupakan hari terakhir kami di rumah. Kami berdua hendak ke Jerman. Tommy hendak jadi satpam sepanjang kami berangkat hingga rumah itu( bisa jadi) jadi hak miliknya. Sompret emang. Lezat aja. Persiapan telah nyaris siap. Kami cuma menyisakan sebagian potong baju saja. Sisanya telah mendekam di koper. Tommy walaupun pendiam, nyatanya dapat liar pula. Bisa jadi sangat dikekang orang tuanya jadi hingga mari seperti orang kesetanan pula. Hirau setan Dah dengan ia. Toh bukan urusan kami. Sehabis mengadakan acara kecil bersama Tommy, kami langsung istirahat sebab kami wajib ke airport mengarah Jerman di siang hari. Tommy mengantar kepergian kami. Sehabis itu, kami berpisah serta masuk ke dalam airport. Cerita SEX Kakak Kandungku PART 6 Kesimpulannya sehabis 1001 formalitas omong kosong serta yang lain tercantum menunggu, kami masuk ke pesawat mengarah Singapura. Ya transit dahulu lah. Tidak hingga 2 jam, kami datang di negeri anti permen karet itu serta menunggu lagi sepanjang 2 jam buat mengarah ke Frankfurt. Belasan jam merana di dalam pesawat, kami kesimpulannya datang di Frankfurt. Untung saja kami membeli tiket VIP. Cukup tidak bosan. Bayangkan saja jika sarana kosong semacam angkot. Jaminan pendek usia. Kami yang sempat ke mari pasti telah tidak asing lagi dengan kotanya. Sehabis mengambil seluruh benda kami alias bagasi, kami langsung mengarah ke apartement kami yang telah kami incar dari dulu kala. Sehabis kegiatan ciri tangan kontrak dengan induk semang alias bunda kos alias owner apartement serta serah terima kunci, kami langsung membereskan benda benda kami. Syukurlah apartment ini fully furnished. Kami tidak butuh membeli banyak peralatan semacam meja dsb. Seluruh telah asa kecuali ingin beli lagi ya silahkan. Kami besoknya wajib ke bank membuka rekening di situ dengan Deutsche bank. Saya serta kakakku esok ingin ke kampus buat mengurus kuliah kami. Ia hendak melanjutkan jurus spesialis isi. Ya sesuai lah buat ia. Penderita nya tentu perempuan seluruh. Mana terdapat suaminya ingin berbagai berbagai sama ia dikala istrinya lagi berbadan dua. Saya hendak mengambil jurusan arsitektur. Saya suka matematika serta suka menggambar. Ya sesuai pula lah. Hobi serta dibayar( jika telah bisa kerja). Sehabis membereskan benda benda, kami berangkat keluar mencari makan. Masa dingin dikala ini. Sehabis makan malam, kami pula ingin belanja baju masa dingin. Ya sesekali tampak keren napa sih. Masak pake jaket kulit mulu. Kakakku yang memilah baju masa dingin. Ia selaku perempuan ya pasti situ ketahui tentang mode. Gak heran lah. Sehabis berbelanja, kami kembali buat istirahat. Dinginnya tidak tahan dah. Di dalam benak cuma dapat membayangkan kebakaran hutan saja supaya hangat. Kami datang di rumah serta kemudian… kami mandi bersama. Ya melepas rindu semenjak tuh monyet tiba kan gak dapat lagi berduaan. Jika ia ingin ikutan kan gawat.. “ Ce. Semenjak Tommy tiba. Sulit ya berduaan aja. Untung kita telah leluasa saat ini. Dapat berduaan seperti dahulu lagi.” Kataku sembari tersenyum. “ Iya dek. Cece kangen tauk. Lama banget gak seperti ini. Masing- masing hari kita mandi bareng. Ia datang… bubar dah kegiatan.. hehehe. Saat ini dah nyaman” kata kakakku yang sembari menyabuni tubuhku dengan lembut. “ Tetapi ce. Kita senantiasa tinggal bersama terus kan ce? Jika dedek nanti diajak temen tinggal bareng, dedek gak ingin. Dedek ingin sama cece aja dah berdua terus.. hehe” kataku yang saat ini mensterilkan punggung kakakku. “ Cece gak hendak meninggalkan kalian dek. Kita hendak senantiasa berdua. Senantiasa bersama terus. Kita jika pindah pula hendak bersama” katanya yang lagi mensterilkan kemaluanku. “ Uh… eh.. ce. Jangan… eh. Geli. Eh… tinggalin… dedek ya… eh” kataku geli geli nikmat. “ Iya dedek. Hehee. Udah. Tenang aja. Geli ya disabunin sama cece… Heheh.. kelitikin ah… hehehe hihihihi” katanya sembari menggelitik penisku.. “ Ah cece geli.. hehehe.. tiup pula nih telinga.” Kataku sembari memeluknya serta meniup kupingnya.“ Dedek. Ampun.. ihhh geli tauk… ihhhh. Bandel.. dedekkkkkkkk” kakakku berteriak. Kami juga tertawa bersama serta diakhiri dengan ciuman mesra di dasar pancuran air panas. Sehabis mensterilkan serta mengeringkan tubuh, kami kembali berpakaian serta langsung istirahat di atas ranjang.“ Ce. Letih Ya. Masa dingin gak seenak yang saya bayangkan seperti di film” kataku sembari tersenyum. “ Yeh. Dedek mah. Coba dedek masuk kulkas. Dingin gak tuh? Hehehe. Nanti lama lama hendak terbiasa kok dek” Kata kakakku. “ Iya sih. Ce. Kangen berduaan sama cece” kataku sembari memeluknya. “ Iya dek. Cece pula kangen banget sama dedek.” Katanya yang memeluku serta membelai rambutku. Terbawa atmosfer, kami berciuman dengan mesra. Kakakku mulai mendesah serta saya juga terus menjadi bernafsu menciumi bibirnya. Kami menyudahi berciuman serta silih bertatapan.“ Dek. Dedek bandel yang cece sayang. Ayo bobok. Esok banyak yang wajib kita kerjakan dek” katanya sembari tersenyum bandel. “ Huuuh cece. Php mulu. Hehehe. Ok ce. Ayo bobo. Dedek pula dah ngantuk. Bzzzzt.” kataku sembari mengecup bibirnya. “ Mengapa make Bzzzzt seluruh? Hehehee. Seperti lebah” ledek kakakku. “ Iya. Dedek jadi lebah. Menusuk cece. Cup” jawabku sembari mencium bibirnya serta kamipun tidur sembari berpelukan. Masa dingin terasa hangat. Bisa jadi saja salju telah meleleh di luar situ sebab kehangatan cinta kita. Halaaahhh pret. Besoknya kami berangkat mengurus urusan kami berdua dari bank hingga kampus, untungnya, walaupun agenda sangat padat, kami sanggup menuntaskan seluruhnya pas waktu. Serasa orang kerja. Dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore gerak situ mari tidak terdapat stop kecuali makan siang. Di kampus, saya berkenalan dengan seseorang wanita lokal bernama Angela. Ia orang Jerman asli. Besar nya cuma sebagian centimeter lebih dariku serta berambut pirang. Ia sangat menawan. Kakakku pula berkenalan dengannya serta apalagi mereka berdua dapat langsung akrab. Angela pula mempunyai kakak laki laki. Mereka berdua pula sangat dekat. Ya… mirip semacam kita hanya bagian eksekusi sih belum terdapat ngomong buat dikala ini. Namanya pula baru tahu. Ia berumur 18 tahun pula. Ya seumur denganku. Badannya pula bagus. Sama persis semacam kakakku. Sedangkan itu, Tommy pula lagi mempersiapkan diri buat kuliah( gak sama kami) pula. Ia bilang seluruhnya sepanjang ini baik baik saja. Kami mengizinkan ia melaksanakan apapun yang ia ingin sepanjang tidak terdapat aksi kriminal serta melaksanakan pengrusakan. Sehabis mengurus seluruhnya, kami berdua kembali ke apartement. Sangat hari yang meletihkan. Sehabis istirahat sejenak, kami berdua memutuskan buat makan malam. Sedangkan waktu, kami memutuskan buat memasang pizza. Cuaca sangat dingin. Kami malas keluar. Gak yakin? Coba sendiri situ.. Sehabis makan, kami menyaksikan televisi, itung itung memperdalam keahlian bahasa kami pula. 2 jam lalu, saat ini telah jam 8. 30 malam. Kami kesimpulannya mandi bersama semacam biasa. “ Ce. Letih banget ya hari ini. Urus ini itu. Mudah- mudahan seluruhnya mudah mudah aja ce.” Kataku sembari disabunin oleh kakakku. “ Iya Dek. Kita wajib belajar keras. Nanti dedek di kampus jangan pacaran dahulu ya. Fokus belajar dek. Cece pula gak ingin mikir laki laki dahulu sedangkan waktu. Gak terdapat waktu buat itu” kata kakakku yang saat ini mensterilkan punggungku. Cerita SEX Kakak Kandungku PART 5 “ Iya ce. Cece tenang saja. Saya hanya sayang cece. Hehe. Berat rasanya menyayangi wanita lain tidak hanya cece. Cece pula jangan kecantol bule. Hehee” kataku sembari mensterilkan serta memainkan buah dada nya. Kulitnya sangat lembut semacam sutra. Putih semacam salju di luar situ. Saya tidak tahan lagi dengan apa yang saya amati. Saya mainkan saja payudaranya. Puting buah dada nya saya pijat pijat serta saya putar putar. Sangat gemas saya melihatnya. “ Eh. Dedek ah. Bandel. Jangan ah. Geli. AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH dek. Stop” katanya meminta kepadaku. “ Hehehe. Kan kemarin cece dah ngerjain saya. Gantian. Hehehe” kataku yang saat ini mulai mensterilkan kemaluannya. “ Dedek bandel. Hehehe. Cece kian sayang sama kalian. Ahhh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh. Dek. Itunya dek. Stoppp” kata kakakku separuh berteriak sembari tertawa sebab geli. “ Dedek kian bandel. Hehehe. Tetapi kian cece sayang. Mari cium dahulu.” Katanya sembari memegang wajahku serta ia mulai mencium bibirku. Kami berdua kembali berciuman lagi. Sehabis berakhir mandi, kami langsung istirahat. Untung saja terdapat penghangat ruangan. Jika tidak.. sulit tidur deh. Saya setelah itu merangkul kakakku.“ Ce. Saat ini hanya kita berdua. Leluasa. Gak terdapat siapa siapa. Lantai kita pula gak banyak orang. Sebelah saja belum terdapat penunggu. “ Iya Dek. Cece deg deg an. Rasanya beda sama rumah. Di mari sendirian. Apa apa wajib sendirian. Dek. Dedek kangen rumah gak? Cece sih dah mulai kangen” katanya dengan lembut. “ Saya sih belum gimana kangen ce. Lama lama kita hendak terbiasa pula. Bukan tidak bisa jadi kita hendak betah serta gak ingin balik. Hehee” kataku dengan santai. “ Dek. Cece kedinginan.” Katanya manja. “ Mari ce. Saya peluk. Supaya hangat. Hehehe. Bilang aja memohon dipeluk. Make kegiatan kedinginan seluruh” kataku sembari mencolek hidungnya. “ Yeh dedek mah. Hehe. Normal dong. Wanita emang suka begini. Hehehe” katanya dengan manja serta tersenyum. Saya telah memeluknya dengan erat serta mencium keningnya. Post navigation Cerita SEX Kakak Kandungku PART 6 Cerita SEX Kakak Kandungku PART 8