crtdalam Setelah itu dosen aku yang telah duduk di depan aku mengatakan,( bisa jadi sebab aku memandang belahan dada pembantu itu)“ Kalian pingin ya“ nyusu” sama buah dada yang sintal..?” Aku juga tergagap serta menanggapi,“ Ah… enggak kok Bu..!” Kemudian ia bilang,“ Tidak papa kok kalo kalian pingin.., Dosen pula bersedia nyusuin kalian.” Bisa jadi sebab dia aku anggap bercanda, aku bilang saja,“ Oh.., boleh pula tuh Bu..!” Tanpa diprediksi, dia juga mengajak aku masuk ke ruang kerjanya. Dikala kami masuk, dia mengatakan,“ Aldi, tolong liatin terdapat apaan sih nih di punggung Ibuu..!” Setelah itu aku bagi saja, aku amati punggungnya. Sebab tidak terdapat apa- apa, aku bilang,“ Tidak terdapat apa- apa kok Bu..!” Namun tanpa disangka, dia malah membuka seluruh gaun tidurnya, dengan senantiasa membelakangiku. Aku amati punggungnya yang begitu lembut serta putih. Setelah itu dia menarik tangan aku ke payudaranya, oh sangat kenyal serta besar. Setelah itu aku merayap ke putingnya, serta benar ditaksir aku, putingnya besar dekameter masih keras. Setelah itu dia membalikkan badannya, dia tersenyum sembari membuka celana dalamnya. Nampak di dekat kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang rimbun. Setelah itu aku mengatakan,“ Mengapa ibu membuka pakaian..?” Dia malah mengatakan,“ Telah.., tenang saja! Pokoknya puaskan saya malam ini, jika butuh sampai pagi.” Sebab aku mau pula merasakan badannya, aku juga tanpa basa- basi terus menciuminya serta pula buah dadanya. Aku hirup sampai dia merasa kegelian. Setelah itu dia membuka baju aku, dia juga terbelalak dikala dia memandang batang kejantanan aku. “ Oh, sangat besar serta panjang..!( sebab dimensi penis aku memanglah besar, dekat 17 centimeter serta berdiameter 3 centimeter)” Dosen dan aku juga telah mulai nampak atraktif, dia mengulum penis aku sampai biji kemaluan aku. “ Ah.. ahh Bu… lezat sekali, terus Bu, saya belum sempat dihisap semacam ini..!” desah aku. Sebab dipuji, dia juga terus semangat memaju- mundurkan mulutnya. Aku pula meremas- remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen aku. Setelah itu dia mengajak aku buat merubah posisi serta membentuk posisi 69. Aku terus menjilati vaginanya serta terus memasukkan jari aku. “ Ah.. Aldi, saya telah tidak kokoh nih..! Kilat masukkan penismu..!” katanya. “ Baik Bu..!” jawab aku sembari berupaya memasukkan batang kemaluan aku ke liang senggamanya. “ Ah.., nyatanya kecil pula ya Bu..! Tidak sering dimasukin ya Bu..?” tanya aku. “ Iya Aldi, suamiku tidak sering bercinta dengan aku , sebab itu saya belum memiliki anak, dia juga pula sebentar permainannya.” jawabnya. Setelah itu dia terus menggelinjang- gelinjang dikala dimasukkannya penis aku sembari mengatakan,“ Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya All..?” “ Ah tidak kok Bu..” jawab aku sembari terus berupaya memasukkan batang keperkasaan aku. Setelah itu, buat melonggarkan lubang vaginanya, aku juga memutar- mutar batang kemaluan aku serta pula mengocok- ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya. Serta betul, lubang senggamanya mulai membuka serta batang kejantanan aku telah masuk setengahnya. “ Ohhh… ohhh… Terus All, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya meminta. Sehabis memutar serta mengocok batang kejantanan aku, kesimpulannya masuk pula rudal aku seluruh ke dalam liang kewanitaannya. “ Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diiringi dengan teriakannya,“ Oh my good..! Ohhh..!” Aku juga mulai mengocok batang kemaluan aku keluar masuk. Tidak hingga semenit setelah itu, dosenku telah menghasilkan cairan vaginanya. “ Oh Aldi, ibu keluar…” terasa hangat serta kental sekali cairan itu. Cairan itu pula mempermudah aku buat terus memaju- mundurkan batang keperkasaan aku. Sebab cairan yang dikeluarkan sangat banyak, terdengar bunyi,“ Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sangat keras. Sebab aku melaksanakannya sembari menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar hingga ke luar ruang kerjanya. Dikala itu aku pernah memandang pembantunya mengintip game kami. Nyatanya pembantu itu lagi meremas- remas payudaranya sendiri( bisa jadi sebab bernafsu memandang game kami). Oh, betapa bahagianya aku sembari terus mengocok batang keperkasaan aku maju mundur di liang Miss V dosenku. Aku pula memandang tontonan free ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, serta aku baru kali ini memandang perempuan masturbasi. Sehabis 15 menit bermain dengan posisi aku terletak di atasnya, setelah itu aku menyuruh dosenku pindah ke atas aku saat ini. Dia juga nampak kasar dengan posisi semacam itu. “ Aha.. ha.. ha…” dia mengatakan semacam lagi bermain rodeo di atas badan aku. 15 menit setelah itu dia nyatanya orgasme yang kedua kalinya. “ Oh, kilat sekali ia orgasme, sementara itu saya belum sekalipun orgasme.” batin aku. Setelah itu sehabis orgasmenya yang kedua, kami berubah posisi kembali. Dia di atas meja, sebaliknya aku berdiri di depannya. Aku terus bermain lagi hingga merasakan batasan bilik rahimnya. “ Oh.. oh.. Aldi, pelan- pelan All..!” katanya. Kelihatannya dia memanglah belum sempat dimasukan batang kemaluan suaminya sampai sedalam ini. 15 menit setelah itu dia nyatanya hadapi orgasme yang ketiga kalinya. “ Ah Aldi, saya keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sembari memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu. Sehabis itu dia mengajak aku ke bath- tub di kamar mandinya. Dia berharap supaya di bath- tub itu aku bisa orgasme, sebab dia kelihatannya tidak mampu lagi membalas game yang aku bagikan. Di bath- tub yang diisi separuh itu, kami mulai memakai sabun mandi buat mengusap- usap tubuh kami. Sebab dosenku sangat bahagia diusap buah dadanya, dia nampak terus- terusan bergelinjang. Dia membalasnya dengan meremas- remas buah kemaluan aku memakai sabun( dapat pembaca rasakan nikmatnya apabila buah zakar diremas- remas dengan sabun). Sehabis 15 menit kami bermain di bath- tub, kami kesimpulannya berdua menggapai klimaks yang keempat untuk dosenku serta yang awal untuk aku. Sehabis terasa penuh di ujung kepala penis aku, setelah itu aku keluarkan batang kejantanan aku serta setelah itu menghasilkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sembari mengusap- usap lembut. “ Oh Aldi, engkau sangat kokoh serta partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak kilat orgasme, sehingga saya bisa orgasme berulang kali. ini awal kalinya bagiku Aldi. Suamiku umumnya cuma bisa membuatku orgasme sekali saja, kadang- kadang tidak sama sekali.” ucap dosenku. Setelah itu sebab kekelalahan, dia terkulai lemas di bath- tub tersebut, serta aku keluar ruang kerjanya masih dalam kondisi bugil berupaya mengambil baju aku yang berantakan di situ. Di luar ruang kerjanya, aku amati pembantu dosenku tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sembari memasukkan jari- jarinya ke dalam vaginanya. Sebab memandang badan pembantu itu yang pula montok serta putih bersih, aku mulai membayangkan apabila aku bisa bersetubuh dengannya. Yang menarik dari badannya merupakan sebab buah dadanya yang besar, dekat 36D. Kesimpulannya aku pikir, biarlah aku main lagi di ronde kedua bersama pembantunya. Pembantu itu juga pula nyatanya bergairah sehabis memandang game aku dengan majikannya. Aku langsung menindih badannya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Aku berupaya melaksanakan perangsangan terlebih dahulu ke bagian sensitifnya. Aku mencium serta menjilat segala permukaan buah dadanya serta turun sampai ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan rimbun itu. Tidak berapa lama setelah itu, kami juga telah mulai silih memasukkan perlengkapan kelamin kami. Kami bermain dekat 30 menit, serta nyatanya pembantu ini lebih kokoh dari majikannya. Teruji dikala kami telah 30 menit bermain, kami baru menghasilkan cairan kemaluan kami tiap- tiap. Oh, nyatanya aku telah bermain seks dengan 2 perempuan bernafsu ini sepanjang satu separuh jam. Aku juga kesimpulannya kembali dengan rasa letih yang luar biasa, sebab ini merupakan awal kalinya aku merasakan bercinta dengan perempuan. Post navigation Cerita Sex Guru Home Schooling Cerita Sex Dewasa hilangnya sebuah setatus perawan