CRTDALAM Kali ini Saya serta 3 wanita Chinese terletak diruangan keluarga,“ Cuppp…. Cupp Cuppp” saya lagi asyik menciumi Tarida, mereka bertiga masih berpakaian lengkap duduk dihadapanku, sebaliknya saya bersujud dibawah kaki mereka.

Tarida menggelinjang serta merintih lirih kala ciumanku terus menjadi turun kebawah serta mengendus- ngendus pula mengigit- gigit kecil bagian dadanya ang masih apik terbungkus seragam sekolahnya, lidahku menyelinap liar dari sela- sela seragam sekolah Tarida.“ hmmm errrhh… Tarida terus menjadi legit deh..” Saya memujinya.“ Legitt? emangnya ketan… he he he” Tarida terkekeh- kekeh, tangannya membelai kepalaku yang masih asyik menggeluti bagian dada Tarida dengan lembut.

“ Feilin… titit mang Dhani berdiri tuhhh….

Kasiann sendirian berdirinya seperti lagi nunggu Angkot” Tarida tersenyum centil. Feilin cekikikan sebaliknya Nia tertunduk malu serta pura- pura tidak memandang kemaluanku.

Saya berdiri dihadapan 3 Wanita Chinese, tanpa wajib diperintah Tarida yang terletak ditengah langsung menjilati kepala kemaluanku, Feilin serta Nina menciumi batang kemaluanku, Batang kemaluanku semacam piala bergilir, sebentar ditarik oleh Tarida, sebentar setelah itu telah ditarik kekanan Oleh

Feilin serta sebentar lagi ditarik kekiri dibelai- belai oleh Nia,

Sembari menciumi serta menjilati Kemaluanku ketiga

Wanita Chinese sesekali bercanda, tawa mereka berderai merdu, terus menjadi lama nafsuku terus menjadi naik keubun- ubun, saya kembali bersujud dihadapan ketiga

Chinese, kudorong bahu

Feilin supaya dia bersandar kebelakang, Tanganku saat ini menyibakkan rok seragam

Feilin sehingga pahanya yang kuning langsat saat ini terpampang dihadapanku.

Saya memandangi wajah

Feilin, saya berupaya menarik turun celana dalam putihnya,

Feilin

cuma tertawa lepas sembari menepiskan kedua tanganku.“ Ingin mengapa hayooo… he he he” Tarida tertawa, suaranya terdengar begitu merdu serta menggoda.“ Ngak boleh ahhh… Sono gih berobah dahulu jadi siBleki….. Mari menggongong….” Feilin menyuruhku.

Terus cerah saya kerap tersinggung dengan permintaan

Feilin yang aneh- aneh serta kesekian kali menyakiti perasaanku selaku pria, tetapi demi sedikit kenikmatan saya terpaksa mempertaruhkan harga diriku.

Dengan menahan rasa sakit hati saya berupaya menjajaki permintaannya, saya merangkak serta menggongong“ Guk… Gukkkk Grrrhh…..” Saya menggeram- geram serta menggongong seperti seekor Anjing,

Feilin tertawa terbahak- bahak, Sebaliknya kedua

Chinese Yang lain nampak prihatin dengan keadaanku.

” Heh… sini… jilati nih!!!” Feilin memerintahku Sembari merangkak saya mendatangi kaki

Feilin saya menciumi serta menjilati betisnya, jilatanku terus naik- naik serta naik,

Feilin mengangkangkan kedua kakinya seakan– olah berikan jalur bagiku.

Tanpa membuang banyak waktu saya mengendus- ngendus selangkangan

Feilin.“ Good Boyyy….“ tangan

Feilin menepuk- nepuk kepalaku, kedua kakinya naik kebahuku tetapi setelah itu dengan agresif menendang bahuku sehingga saya terjengkang“ Aduh…” Saya terjengkang kebelakang, saya terus menjadi geram dengan perlakuan

Feilin yang semena- mena.

“ Feilin jangan gitu donggg kan kasihan Mang Dhani….” Nia membelaku.“ Iya ihhh… koqq kalian tega… sihhh…” Tarida pula turut membelaku,

Tarida dan

Nia memanglah baik hati berbeda sekali dengan

Feilin, Wanita Chinese yang satu ini memanglah nakal, centil, bandel, serta galak.

“ Supaya aja!!!!” Feilin mendengus jengkel setelah itu dia duduk bersandar disofa.

Tarida dan

Nia membantuku berdiri“ Mang Dhani ngak apa- apa kan?” Nia bertanya dengan lembut.“ Jangan dimasukkan dihati mang, Feilin memanglah semacam itu orangnya…. Nanti saya kasih yang lebih asyik yah…” Tarida berbisik ditelingaku. Saya menelan ludahku kala Tarida menyuruhku supaya menelanjanginya, tetapi saya ragu, saya cuma berdiri mematung memandang mata

Tarida.

“ Waduhhh tititnya Mang Dhani Koqq kempis seperti balon panjang

aja….. kena paku ya mang….? Kudu ditambal donggg biar he he he he” Tarida mengodaku, terus cerah saya masih geram dengan perlakuan

Feilin sehingga nafsu seksku turun.

Tarida mencapai tanganku serta meletakkan tanganku pada buah dadanya“ Terserah mang Dhani ingin ngapain…..” Tarida memandangiku dengan tatapan matanya yang menggoda, saya semacam api yang nyaris padam terserang guyuran minyak, kedua tanganku saat ini meremas- remas buah dada

Tarida, saya membalikkan tubuh

Tarida serta memeluknya dari balik” Tarida…“ saya meremas- remas kedua dada

Tarida, sembari melaksanakan remasan- remasan tanganku membebaskan kancing pakaian seragam

Tarida,

Sehabis berakhir membebaskan baju seragam

Tarida, saya membebaskan pengait bra serta setelah itu kuloloskan bra putih

Tarida. Kedua tanganku saat ini mengusap- ngusap serta meremas lembut buah dada bagian dasar yang sangat halus serta lembut..

Saya melirik

Nia, hatiku merasa tersentuh karena

Nia yang baik semacam kebimbangan, saya menarik tangannya serta pula membalikkan badannya setelah itu membebaskan baju seragam sekolah

Nia serta pula Bra warna pink yang dikenakannya.“ Ihhhhhh mang Dhani serakah amattt he he he Hmm Mmmmm” Tarida berpendapat, tetapi mulutnya kusekap dengan bibirku. Tanganku yang satu bergerilya meremas- remas buah dada

Nia sebaliknya yang satunya asyik meremas- remas buah dada

Tarida.

Tarida menarik mukanya sehingga ciumanku terlepas, kedua tangannya saat ini menarik kepala kemaluanku, diselipkannya kepala kemaluanku pada sela- sela pantatnya yang hangat, kemudian

Tarida menggoyang- goyangkan pantatnya.“ Uhhhh… belajar dari mana Non?” Saya bertanya pada

Tarida.

Tarida tidak menjawabku dia cuma tersenyum, kadang- kadang saya meringis kegelian sebab himpitan buah pantat

Tarida.“ Mang Dhani sendiri belajar dari mana?” Tarida malah balik bertanya padaku.

***************

5 belas tahun yang lalu

“ Diam kau wanita tengik….. ha ha ha” Saya menodongkan pisau pada seseorang wanita menawan, sang menawan ketakutan, tanganku bergerak menjamahi buah dadanya serta setelah itu..

“ Jangan Bang ampunnn….” Sicantik memelas meminta kepadaku kala saya meremas- remas buah dadanya, airmata mulai meleleh dari matanya yang indah

“ Brak…… hajar…. Siram!!!! Bakar…” Saya diguncang kala pintu seketika didobrak dari luar, segerombolan orang menyerbu masuk, mereka menghajarku, menyeretku kesuatu tempat, sebagian temanku telah banjir darah babak- belur dihajar massa. Seorang mengguyurku dengan bensin…. Dan…

**************

“ Lohhh…. ditanya koq bengong sih mang?“ suara

Tarida seketika menyadarkan lamunanku. Saya mengecup bibir

Tarida,

Nia menggeliat membebaskan badannya dari pelukanku, kemudian

Nia bersujud dihadapan

Tarida dan…“ Uchhhh Niaaa….. enakk…” tubuh

Tarida menggelepar hebat ketika

Nia menjilati bibir Vagina

Tarida.

Kedua tanganku mencengkram pinggul

Tarida setelah itu saya menekan- nekankan kemaluanku dengan lembut, tubuh

Tarida bergerak terdorong lama- lama kadang- kadang dia terdorong dengan kokoh kala saya melaksanakan tekanan yang kokoh pada belahan pantatnya. Serangan

Nia serta seranganku membuat

Tarida meringis- ringis serta“ Aaaa Ahh… Crrrr” tubuh

Tarida mengeliat indah serta terkulai lemas dalam pelukanku, sehabis menciuminya dengan lembut Saya melepaskan

Tarida.

Saya tidak bisa menahan nafsuku kala melihat

Nia yang masih asyik menjilati vagina

Tarida, Saya mengangkut tubuh

Nia, kudorong badannya supaya berpelukan dengan

Tarida serta mereka berciuman dengan lembut. Saya bersujud dihadapan buah pantat

Nia, tanganku meremas- remas buah pantatnya yang padat serta kencang setelah itu lidahku terjulur memoles- moles sela- sela pantat

Nia,

Nia menggoyang- goyangkan pantatnya, warnanya ia kegelian.

Saya memencet buah pantat

Nia serta setelah itu lidahku menggeliat- geliat, lidahku terus menjadi kokoh menggeliat kedalam anus

Nia.“ Auhhhh…. Mang Dhanii….”

Nia menarik pantatnya serta menepiskan tanganku yang mencengkram pinggulnya.“ Ehhhh mengapa?”

Tarida bertanya sebab seketika ciumannya yang lagi hot- hotnya dengan Nia jadi tersendat.

“ Lidah mang Dhani… Euh..“

Nia tidak melanjutkan kata- katanya, mukanya merah padam. Saya merangkak serta menghampiri

Nia, lidahku terjulur menjilati Vagina

Nia, tubuh

Nia bergetar hebat, rintihan- rintihan

Nia. Membuatku mau melaksanakan kegiatan yang lebih mengasikkan

“ Non.. jika dicelup gimana…? Ingin?” Saya bertanya pada

Nia.

Nia memandangiku tidak paham.“ Iktikad mang Dhani……….”

Nia tidak melanjutkan kata- katanya kayaknya ia baru tersadar maksudku.“ Tapi… saya masih perawan manggg..” Nia nampak keberatan.

“ Ya ngak masalah… kan Hanya maen diluar aja…. Tetapi nikmatnya wahhhh… 1000 x lebih nikmat dibanding dijilat…..” kataku ambil mengusap- ngusap kedua pahanya, tanpa menunggu jawabannya saya menidurkan Nia diatas permadani bermotif bunga matahari.

“ Tapi…. Mang dhani yakin… ngak hendak hingga itu…” Nia menggeser pantatnya kala saya berupaya menggesekkan kepala kemaluanku menjilati Bagian bibir vaginanya.” Aku percaya Non… keperawanan posisinya kan didalam… jadi kalo sebatas kepala kemaluan sih masih aman- aman saja koqq” Saya menanggapi keraguannya.“ Hmmm berarti.. beneran yah yang terdapat dibuku pelajaran biologi….” Tarida memandangiku, saya cuma tersenyum sembari menangkap kedua kaki

Nia.

Nafas

Nia terdengar sangat berat kala saya mulai menggesek- gesekkan kepala kemaluanku pada gundukan mungilnya.“ Hmmhh…“ pinggangnya melenting keatas kala saya berupaya mencelupkan kepala kemaluanku pada belahan diantara bibir Vaginanya.

Saya memencet berulang kali berupaya memelarkan bibir Miss V yang masih peret kesimpulannya memencet sekali lagi kali ini dengan diiringi sentakan yang kokoh serta“ Crebbbb Slepppsss” kepala kemaluanku semacam melesat serta dijepit oleh bibir Vagina

Nia.“ Akssssshhhh…..” Nia kaget serta mulutnya terbuka semacam huruf O, badannya melenting- lenting berupaya membebaskan diri tetapi saya mencengkram pinggulnya kuat- kuat.

“ Hahhhhh gilaaa… Nia.. Mang Dhani aduhhhh….!!!”

Tarida kaget, sedangkan nafas

Nia yang sebelumnya tersenggal- senggal saat ini mulai bisa mengendalikan nafasnya, keringat– keringat bandel mulai membasahi badannya yang putih serta lembut. Tangan kirinya meraba- raba gundukan Vaginanya, matanya mulai berair“ Mang Dhani… Hhhh… Hhhhhh”

Nia agak terisak, saya kebimbangan,

Nia menarangkan sembari terisak warnanya dia khawatir keperawanannya terrengut olehku.

” Tenang…kan ngak ngerasain sakit…itu maksudnya keperawanan masih aman…” Saya menarangkan padanya, sehabis kujelaskan secara rinci serta teliti

Nia menyudahi terisak- isak. Saya memegang Batang kemaluanku, sesekali kugerakkan kemaluanku berbalik serta sesekali kugoyangkan ke kanan serta ke saat ini, Bibir Vagina

Nia yang masih mengemut kepala kemaluanku pula turut monyong keana kemari menjajaki gerakanku.

Mata

Nia terpejam- pejam, bibirnya mendesah- desah kala saya menggoyang kepala kemaluanku kekiri serta kekanan.“ Achhhh… Unghh…….. Crrrrrrttt” Nia melenguh panjang, badannya menggeliat dalam gerakan yang fantastis serta gemulai, keringat bandel tambah banyak serta saat ini menetes deras membasahi badannya yang menggairahkan.

“ Saya mangg….” Tarida tiduran disisi

Nia serta dia mengangkangkan kedua kakinya lebar- lebar. Saya meneduhi badannya serta menciumi buah dada

Tarida, saya bahagia banget sama Dada

Tarida sebab dadanya lebih gede dibanding kedua temannya, ciumanku merambat turun, turun serta turun hingga hinggap digundukan mungil diantara selangkangannya, lidahku menggeliat- geliat liar, menyelinap diantara belahan bibir vagina

Tarida,

Tarida menekan- nekan kepalaku sembari sesekali mengangkat- angkat pinggulnya.

Saya mulai mengambil posisi, kutempelkan kepala kemaluanku pada Bibir Vaginanya, terus saya mulai mencongkel- congkel sampai

Tarida mendesis- desis serta merintih panjang.“ Manggg…..” Tarida menarik pinggulnya sembari menutupi bagian Vaginanya dengan kedua belah tangannya, dia menarik pinggulnya kebelakang kala kepala kemaluanku mulai menekan bibir vaginanya warnanya dia ragu- ragu.

Saya menghilangkan kedua tangan

Tarida, serta sekali lagi kembali kutempelkan kepala kemaluanku pada bibir Vaginanya, kugesek- gesekkan kepala kemaluanku kemudian ku tekan kepala kemaluanku lambat- laun serta“ Akhhhhhh Mangg…!!!” Tarida menjerit kaget kala kepala kemaluanku melesat masuk,

Tarida terkulai lemas, nafasnya memburu kencang, sesekali dia merintih keras kala saya menggoyang kepala kemaluanku dengan liar.

“ Owww rrcckkk Crrrrr” Tarida memejamkan matanya rapat- rapat menikmati kenikmatan yang tiba menerpanya.

Feilin menghampiriku tetapi saya tidak mempedulikannya, saya malahan

asyik memainkan buah dada

Nia yang saat ini kembali mendesah- desah, sembari mendengus kesal

Feilin meninggalkan kami bertiga.

“ Sudah- sudah…. Telah sore….. udah ingin hujan…..” Feilin cemberut,

Nia dan

Tarida terkekeh- kekeh setelah itu mereka berdua menolak keinginanku buat melanjutkan game lebih lama lagi, saya setelah itu mengantarkan

Nia dan

Tarida kembali.

************************

Seminggu Sehabis saya menaklukkan“ sikucing liar Feilin”

“ Tolong jangan…. Kasihan mereka….” Feilin meminta belas kasihanku.

“ Jangan banyak bacott!!! Jalani perintahku ngertii!!!!” Saya membentak Feilin, Feilin ketakutan serta dia lekas melaksanakan perintahku.“ Slllllrrrppppphhhhh…. Sllllllrrrrrrpppphhhh………..”

*************************

Sehabis mengantarkan

Tarida dan

Nia, saya dipanggil oleh

Feilin kedalam kamarnya setelah itu“ Buka segala pakaianmu mang..” Feilin menatapku liar, dengan ogah- ogahan saya membuka segala pakaianku.

“ Auhhhh…” Saya agak kaget kala Feilin menyambar kemaluanku, sembari bersujud ia mengocok- ngocok kemaluanku, saya meringis kala merasakan sedotan yang kokoh dikepala kemaluanku, ingin tidak ingin lambat- laun saya melirik kebawah, mulut

Feilin yang biasa dipakai buat menyinggung perasaanku saat ini lagi padat jadwal mengemut- ngemut kemaluanku( ini merupakan awal kalinya saya berduaan dengan

Feilin, umumnya mereka senantiasa bertiga, menjadikanku objek seks mereka), diluar hujan mulai turun, mula- mula rintik- rintik tetapi terus menjadi lama terus menjadi rimbun.

Selintas benak yang teramat jahat melintas dikepalaku, ekspresi wajahku terus menjadi dingin, terlebih ketika

Feilin membuka baju seragamnya.“ Tadi gimana mang… biar.. itu….” Feilin rupana mau merasakan perihal yang sama,

Feilin menjerit kecil kala saya menarik badannya serta menidurkannya diatas ranjang.“ Hanya kepalanya doang…. Inget baik- baik….” dia mengingatkanku.

Saya tidak menggubris perkataannya setelah itu saya mulai menekan- nekankan kepala kemaluanku.“ Sebentarr… kalian yang dibawah…..”

Feilin nampak tidak yakin kepadaku, saya cuma tersenyum sinis setelah itu saya tidur terlentang mengangkang.“ Jika beginikan kamu… ngak hendak dapat macam- macam…..!!” sembari mengatakan begitu

Feilin naik keatas tubuhku.

Buah pantatnya bergerak mencari posisi yang baik setelah itu dia memencet pinggulnya turun, tetapi kemaluanku terpeleset kekiri serta kekanan kala hendak masuk kedalam lubang Vagina

Feilin, saya memegangi batang kemaluanku supaya tidak terpeleset kesana- kemari, Feilin memencet kembali pinggulnya serta“ Ssssllllleepppp…. Akkkkkk”

Diiringi jeritan kecil kepala kemaluanku kesimpulannya sukses pula masuk dalam jepitan bibir Vaginanya yang kecil, nafas

Feilin terengah- engah semacam kecapaian, pinggul

Feilin mulai bergerak memutar.

“ Ohhhhh… nyatanya enak…” matanya berbinar- binar serta terpejam- pejam. Kedua tanganku saat ini bergerak- meremas- remas pinggulnya, tidak terdapat lagi senyuman diwajahku dan…

“ Heiiiii…. Mengapa Akksss……… mampusss aku……. aduhh Akkkk!!!” Mata Feilin melotot seakan- akan tidak yakin, kala saya menarik pinggulnya sembari menyentakkan kemaluanku keatas, suatu yang besar serta panjang menerobos terus menjadi dalam serta kesimpulannya merobek- robek selaput daranya, Feilin tiba- tiba lemas badannya terjatuh diatas tubuhku nafasnya tersengal- senggal. Tanganku yang satu memencet buahpantatnya sebaliknya yang satu memencet punggungnya erat- erat.

Saya tertawa sinis“ He he he segitu sih blon mampussss…. Tetapi yang ini tentu buat lo mampussssssss ha ha ha hihhhhh!!!!!!!!” Dengan sekuat tenaga saya menyentakkan kemaluanku sehingga kemaluanku amblas terus menjadi dalam“ Awwww sakittttt….. Ouggggg… Akkkss Ampunnnn…. Owwww perihhhhh sakittttt” begitulah erangan serta jeritan Feilin, dia menangis terisak- isak tanpa energi sedikitpun.

Saya bangkit dari posisi ku yang terlentang saat ini Feilin serta Saya dalam posisi duduk silih berhadapan dengan kemaluanku menancap dalam- dalam dilubang vaginanya, kusentak- sentakkan kemaluanku mengebor lubang yang masih seret serta kecil, mulut Feilin terbuka semacam huruf“ A” serta matanya mendelik- delik kesakitan kala saya mengeluar masukkan kemaluanku.

Mukanya yang menyebalkan tiba- tiba jadi begitu mengasikkan buat ditatap, biarpun feilin masih menangis ekspresi mukanya sangat sensual serta seksi, mulutnya meringis- ringis kala kukocok- kocok liang vaginanya yang kecil, kedua tangannya mencengkram bahuku kuat- kuat sebab menahan sakit diliang vaginanya yang lagi kuaduk- aduk dengan kemaluanku yang besar serta panjang, telah sangat lama sekali saya tidak merasakan hangatnya lubang Miss V, sembari mengajaknya berciuman saya terus memompa lubang Miss V Feilin, kedua tanganku meremas- remas buah pantatnya yang bundar serta kencang“ Akhhh Crrrttt… crrrr” kedua tangannya terus menjadi kokoh mencengkram bahuku, air keringat mulai mengalir dari pori- porinya, lubang sempitnya.

Saya mencopot kemaluanku dari lubang Miss V Feilin, setelah itu kutidurkan badannya yang lemas tidak berdaya diatas ranjang, air mata masih meleleh dari matanya yang kadang- kadang terpejam, buat sebagian dikala saya saya tiduran disisinya, tanganku menarik- narik putting susunya yang terus menjadi lama terus menjadi membeku, beberapakali saya mengulum bibirnya dengan sangat agresif hingga terdengar bunyi berdecak- decak yang terus menjadi keras, tangisannya mulai menyudahi.

Pada dikala saya melekatkan kepala kemaluanku pada bibir vaginanya Feilin memandangiku dengan tatapan mata yang kosong, tatapan matanya penuh keputusasaan.

Sembari membelai- belai paha Feilin saya kembali menekankan kepala kemaluanku dengan agresif, hingga badannya tersentak dengan kokoh kala saya menjebloskan kepala kemaluanku merambah lubang Vaginanya yang saat ini terasa licin akibat air maninya yang jadi pelumas, kemaluanku semula keluar masuk lambat- laun tetapi terus menjadi lama gerakanku terus menjadi liar, kupercepat kocokan- kocokanku mengocok lubang Miss V Feilin, badannya terguncang- guncang akibat sodokanku, kuputar- putar gerakan pinggulku seolah- olah lagi mengaduk- ngaduk isi Miss V Feilin.

Feilin memalingkan mukanya kekanan, mulutnya terbuka diiringi erangan tertahan“ Ennghhh….” Badan nya meliuk dalam gerakan yang erotis, setelah itu air panas itu kembali menyempot dari dalam Miss V Feilin, denyutan- denyutan yang kokoh membagikan sensasi tertentu pada kemaluanku yang masih asyik berendam serta menjulur kelar masuk dengan agresif didalam lubang Miss V Feilin, Malam hari itu kulahap kenikmatan dari badan Feilin sepuas- puasnya, sebab saya ketahui orang tua Feilin tidak kembali sepanjang seminggu.

Keesokan paginya berakhir mandi pagi, saya mengarah kamar Feilin, pada dikala itu jam didinding masih menampilkan jam 07. 00, kubuka pintu kamar dengan lama- lama, Feilin nyatanya telah sadar( kemarin malam Feilin pernah pingsan beberapakali) serta terbangun, dia lagi berupaya mengenakan bra, letaknya yang membelakangiku membuat kehadiranku tidak dikenal olehnya.

“ Oww….“ Feilin kaget kala saya memeluknya dari balik, dia membalikkan badannya, mukanya menahan marah yang bergejolak penuh dendan membara.“ Mahluk rendahh… apa lagi sih yang kalian mauu!!!” dia membentakku dengan agresif.“ Plakkkkkk……!!!” dengan keras saya menamparnya sampai ia terhunyung kebelakang, tanganku menjambak rambutnya serta setelah itu“ plakkkkk… plakkkkkkkkk… Awwwww” Feilin meringis.

“ berani lu ngebentak- bentak gua hahhh!!! Plakkkkk….” Kudorong badannya sampai ia tersungkur. Kakiku terangkat serta hendak menendangnya wajahnya

“ Am Ampunn… Manggggg” Wajah Feilin pucat pasi kedua tangannya berupaya melindungi mukanya.

“ Berani lagi lu ngebentak- bentak gua?” saya bertanya dengan beringas, Feilin menggelengkan kepalanya. Saya duduk disisi ranjang“ Mari lu…!!!” Feilin berdiri serta menghampiriku, badannya bergetar ketakutan,“ Buka tuh beha…. Gua ingin nyusu” pikirku pagi- pagi begini tentu lezat netek disusu Feilin.

“ Ouchhh….” badan Feilin seera kuraih serta dengan rakus saya menyusu didadanya, kedua tangannya apalagi tidak berani mencegahku apalagi kala saya mengigit- gigit kecil buah dadanya yang ranum dia cuma mengerang kala saya mengigit putting susunya keras– keras, saya tersenyum penuh kemenangan, kucing liar yang centil serta bandel ini sudah seluruhnya sukses kutaklukkan, saya tahu

Feilin masih ketakutan, saya berupaya bertabiat lunak.

“ Saat ini lu jilatin kontol gua….” tanpa banyak bicara Feilin menuruti keinginanku, saya memencet kepalanya hingga terdengar suara mau muntah dari mulut Feilin kala kemaluanku masuk mendera tenggorokannya.“ Uhukkk… uhukkk…“ Feilin terbatuk- batuk sebab tersedak.

Saya mau menjejalkan kemaluanku kembali kedalam mulut Feilin, tetapi tanpa kusangka Feilin malah menarik batang kemaluanku serta menghisapi kepala kemaluanku serta mengocok- ngocok batang kemaluanku, saya tersenyum paham warnanya Feilin berupaya membagikan servicenya supaya tidak di Deep Throat olehku.

“ Bagus…bagus…Feilin memanglah pandai hehehe” Saya menepuk- nepuk kepalanya.“ Hhmmmm Emmmm…..” Suara mulut Feilin yang lagi padat jadwal mengemut- ngemut kontolku.

“ sebab kalian pintar… jadi kalian boleh pilih…. Ingin diperkosa terus disodomi ataupun lu ingin masukkin sendiri kontol gua ke bool lu…. He he he”, mendengar perkataanku Feilin meminta, mukanya nampak pucat, dia terus meminta, saya menampar mulutnya supaya dia diam.

Saya menyuruhnya berdiri membelakangiku setelah itu Tanganku menarik pinggulnya, setelah itu saya selipkan telunjukku dibelahan pantatnya, telunjukku mencari– cari lubang Anus Feilin, sehabis kurasakan cocok saya memencet jari telunjukku berupaya memekarkan lubang anus Feilin serta“ Oooohhh!!” Mulut Feilin terbuka semacam huruf O, kepalanya terangkat keatas, menahan rasa sakit dianusnya, saya terus memencet jari telunjukku sedalam- dalamnya, sesekali kugerakkan jari telunjukku memutar- mutar didalam lubang anus Feilin, Feilin meringis- ringis, agak lama pula saya memainkan lubang Anus Feilin.

Sehabis melumasi kemaluanku dengan Baby Oil,” Mari kita masukkan” Saya menariknya naik keatas ranjang, tubuhku telah siap terlentang mengangkang, kuperintahkan Feilin supaya naik mengangkangi tubuhku, mukanya nampak kuatir kala saya menyuruhnya memasukkan kemaluanku pada lubang anusnya.

” Hehhhh!!! koq diam sihh!!! Saya membentaknya, Feilin hingga tersentak kaget, lambat- laun pinggul Feilin turun, posisi Feilin semacam lagi jongkok ingin buang air kecil, ditekankannya kepala kemaluanku pada lubang anusnya. Berulang kali Feilin Kandas, kayaknya dia terencana, lama- kelamaan saya mulai geram“ Awas jika sampe ngak masuk!!!”

Saya mulai tidak sabaran, kali ini Feilin kayaknya mulai berupaya bersungguh- sungguh berulang kali badannya bergetar hebat kala melaksanakan usaha keras yang mulai membuahkan hasil, Feilin menggigit bibirnya kala kepala kemaluanku mulai melesak masuk kedalam lubang anusnya, Nafasnya terengah- engah, keringat mengucur dari lubang pori- porinya, membuat badannya berkilauan dengan indah.

Dengan sekali sentakan kokoh kusodokkan kemaluanku keatas membobol lubang anusnya, kesimpulannya masuk pula biarpun baru ujungnya.“ Hekkkkk…“ Napas Feilin tertahan, matanya mendelik, mulutnya terbuka lebar serta setelah itu dia mulai terisak menangis menahan rasa sakit dianusnya, tangisan Feilin terus menjadi keras kala kusodok- sodokkan kemaluanku dengan kokoh berupaya merambah lubang anus Feilin yang terasa hangat serta seret.“ Sakit… manggg pelan- pelan… okkkkhhh aduuw.. owwhh” Feilin merintih, Saya tersenyum“ Boleh saja… tetapi kalian musti belajar…. ngentot.. He he he.. Gimana??” kusuruh Feilin menaik turunkan pinggulnya serta kuajarkan metode bermain diatas tubuhku, Feilin mengangguk pasrah.

Sehabis sebagian dikala, susu Feilin bergerak dalam irama yang tertib kala dia berupaya buat menaik- turunkan pinggulnya, gerakannya memanglah masih lama- lama serta pemula tetapi lumayan lezat kurasakan kala kemaluanku keluar masuk lubang anusnya yang seret tetapi kayaknya Feilin khawatir buat memasukkan kemaluanku lebih dalam lagi kedalam anusnya, kedua tanganku bergerak memelintir- melintir serta menarik- narik putting Susu Feilin yang saat ini membeku, sembari kukombinasikan permainanku, menggesek- gesek clitorisnya dengan jempolku,

Saya mencapai pinggulnya serta kutarik pinggulnya lebih turun lagi sehingga kemaluanku terus menjadi dalam merambah lubang anus Feilin,

kepala Feilin terangkat keatas, matanya terpejam rapat, kedua tangannya bertumpu didadaku, badannya berkali– kali merinding semacam terserang sengatan listrik kala kemaluanku terus menjadi dalam terus masuk serta amblas dengan sempurna kedalam lubang anus Feilin.

Feilin saat ini duduk dengan bebas diatas kemaluanku kedua buah pantatnya yang empuk terasa Hangat menggesek- gesek tubuhku, pinggulnya berbalik lambat- laun, bila dia memutarkan pinggulnya ke kanan hingga saya memutar kemaluanku kearah kiri sehingga lubang anus Feilin semacam diaduk- aduk oleh kemaluanku.

Seranganku pada anusnya serta pula Serbuan jempolku yang terus menjadi kokoh menggesek- gesek Clitorisnya mulai membuat Feilin Risau“ Akhhhhh… Crrrtttt.. Crrrrrrrr” Ekspresi Wajah Feilin nampak begitu renyah kala badai kenikmatan menghantam dirinya, badannya meliuk erotis diatas tubuhku.

Saya menyuruhnya menungging diatas ranjang, serta saya menggeser posisiku mendekati buah pantat Feilin yang menungging, Dalam posisi menungging semacam itu saya bisa memandang 2 buah lubang, lubang anus Feilin yang merekah serta memar akibat kusodomi, kusentuh bundaran anusnya lama- lama.

“ Enhhh…” Feilin menarik pantatnya, kayaknya dia masih merasakan nyeri. Yang Satunya lubang Miss V yang baru kemarin malam kuperkosa, Tanganku mempermainkan lubang Miss V Feilin, kucari- cari daging kecil kesukaanku serta dengan lembut kusentil- sentil daging kecil itu yang membuat pemiliknya berulang kali merintih tersentak keenakan.

Saya mulai mempersiapkan serbuan, kutempelkan kepala kemaluanku pada belahan bibir Miss V Feilindan dengan satu sentakan kokoh melesatlah kemaluanku menjelajahi dunia kenikmatan dilubang Miss V Feilin, tidak terdapat lagi erangan serta keluhan kesakitan yang keluar dari mulut Feilin, yang terdapat cuma rintihan manja serta jeritan- jeritan kenikmatan yang terdengar liar tetapi mengasikkan“ Akkkkkhhhh mangggg enakhh…. Mmm Akkhhh…. Ooow”. Terus menjadi liar Feilin menjerit

terus menjadi liar pula saya menyetubuhi badannya yang lembut.

Berulang kali Feilin mencapai kenikmatan sehabis kupacu lubang Vaginanya yang seret dalam posisi doggie gaya, kesimpulannya kutarik pinggulnya sembari kutusukkan kemaluanku kuat- kuat.

“ Brrrccctt…brrcoott” sembari memeluk Feilin dari balik kujatuhkan tubuhku menindihnya. Atmosfer hangar- bingar yang tadi terdengar saat ini tiba- tiba lenyap, yang terdapat cuma suara desahan napas memburu yang terus menjadi lama terus menjadi lama- lama– lahan terdengar tertib. Kucabut kemaluanku yang telah berhura- hura didalam lubang Miss V Feilin.

Saya bangkit melangkahkan kakiku dengan gembira keluar dari kamar tidur Feilin, sehabis kuambil segelas air serta sebutir kapsul pencegah kehamilan saya baru kembali kekamar Feilin.

Didalam kamar kulihat Feilin masih tidur dalam posisi terlentang mengangkang, kuciumi kupingnya serta kugigit- gigit kecil daun telinganya, matanya terbuka sedikit, mata sayunya memandangiku, kekecup keningnya sembari mengatakan dengan lembut“ Bangunlah kucing kecilku… minum ini dulu….”

Saya membantunya buat duduk, kusodorkan segelas air serta kumasukkan

kapsul pencegah kehamilan kedalam mulutnya, dengan lahap Feilin menghabiskan air yang kubawa, kayaknya dia sangat kehausan, Saya mencermati jam didinding telah jam 10. 30 berarti sepanjang 3 separuh jam saya melahap kenikmatan serta kehangatan badan Feilin.

Saya mencermati Feilin yang tertunduk memandangi lantai dengan tatapan kosong, Saya tidak ketahui apa yang lagi dipikirkan olehnya, yang saya ketahui betapa nikmatnya badan dihadapanku, badan Feilin yang mungil serta lembut.“ Kringg…. Kring!!” Saya mendengar bunyi telepon diluar kamar, saya bergegas buat mengangkut telepon.

“ Halooo…”

************************

Malam Harinya

Sembari memeluk serta mengelus- ngelus badan lembut sikucing liar Feilin, dia tertidur keletihan sehabis bergoyang dengan liarnya, badan Feilin yang lembut serta halus terkulai lemas diatas tubuhku yang cacat penuh cedera bakar, Saya gelisah……

Terjalin pertentangan Batin yang hebat didalam hatiku, Nia serta Tarida merekalah yang saya pikirkan, apakah saya wajib memperkosa mereka?. Disatu sisi saya merasa tidak tega pada Nia serta Tarida sebab mereka sepanjang ini begitu baik padaku, yang satu menawan periang serta baik hati, yang satunya seksi, lembut, biarpun agak pendiam serta pemalu tetapi kadang- kadang keberaniannya dapat meledak- ledak serta membuatku kagum.

Disisi lain……………. Fauna buas didalam diriku yang sepanjang ini terkurung sepanjang 15 tahun terus meronta- ronta…. Mau memangsa Nia serta Tarida, Nafsu binatangku selaku penjahat serta pemerkosa yang sadis.

 

By adminmg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *