Terpesona Dengan Kecantikan Ibu YumikoTerpesona Dengan Kecantikan Ibu Yumiko

CRTDALAM Hasratku terus menjadi memuncak. Kuelus betis indah Yumiko. Setelah itu sedikit kuremas itu buat membenarkan kalau ia lumayan pulas. Nyatanya ia tidak terbangun.

Keberanianku meningkat. Kusingkapkan bagian dasar kimononya hingga sebatas perut. Saat ini paha lembut itu terhampar di hadapanku. Paha yang menantang kejantananku.

Kueluskan tanganku mengarah pangkal pahanya sembari kuamati wajah Yumiko. Ia tidak terbangun. Kueluskan lama- lama bunda jariku di bagian celana yang mempertontonkan belahan bibir memeknya. Seketika jari- jari tangannya bergerak semacam tersentak. Saya kaget. Lekas kuhentikan aksiku sebab takut apabila Yumiko terbangun.

Keberanianku timbul kembali. Saat ini kuciumi paha lembut tersebut berganti- ganti, kiri serta kanan, sembari tanganku mengusap serta meremasnya lambat- laun.

Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Tetapi sang empunya senantiasa tertidur. Bau harum yang terpancar dari pahanya membimbing hasrat kejantananku buat meneruskan pendakian.

Ia lagi tertidur pulas! Diaa lagi tidak tersadar! Diaaa lagi di dasar pengaruh alkohol! Mengapa saya wajib khawatir?

Saya berjalan ke pintu serta menguncinya dari dalam, buat berjaga- jaga jika terdapat orang dari luar ingin masuk. Setelah itu saya melepas celana dalamku.

Celana dalam kulipat serta kumasukkan ke dalam kantong celana pendek yang kupakai. Celana pendek yang kukenakan merupakan longgar serta dibuat dari bahan yang tipis serta lemas, sehingga tanpa lindungan celana dalam kontolku bisa bergerak leluasa di salah satu lobang kakinya yang memanglah lebar.

Setelah itu kuhampiri Yumiko yang tertidur pulas. Kembali kuciumi serta kujilati paha serta betis lembut yang berbau harum tersebut. Sehabis sebagian dikala kukeluarkan konthol dari lobang kanan celana pendekku.

Kontholku telah begitu tegang. Kutempelkan kepala kontholku di paha lembut tersebut. Rasa hangat mengalir dari paha Yumiko ke kepala kontholku.

Saya terus menjadi nekad. Kulepaskan jalinan pakaian kimono tidur Yumiko, serta kusingkapkan pakaian itu ke kiri serta kanan. Tergoleklah badan lembut Yumiko tanpa helaian kimono menghalanginya.

Badan moleknya sangat membangkitkan birahi. Buah dada yang besar membusung, pinggang yang ramping, serta pinggul yang besar melebar dengan bagusnya.

Lambat- laun kucium buah dada montok Yumiko. Hidungku mengendus- endus kedua buah dada yang berbau harum sembari sesekali mengecupkan bibir serta menjilatkan lidahku.

Setelah itu puting buah dada kanannya kulahap ke dalam mulutku. Tubuhnya sedikit tersentak kala puting itu kugencet lama- lama dengan memakai lidah serta gigi atasku.

Saya juga terperanjat. Tetapi ia senantiasa tertidur. Saat ini kusedot- sedot puting payudaranya secara berirama. Mula- mula lemah, lambat- laun agak kuperkuat sedotanku.

Kuperbesar wilayah lahapan bibirku. Saat ini puting serta buah dada sekitarnya yang bercorak kecoklatan itu seluruh masuk ke dalam mulutku. Kembali kusedot wilayah tersebut dari lemah- lembut jadi agak kokoh.

Kedua buah dada harum itu kuciumi serta kusedot- sedot secara berirama. Kontholku meningkat tegang. Sembari terus menggumuli buah dada dengan bibir, lidah, serta wajahku, saya terus menggesek- gesekkan konthol di kulit pahanya yang halus serta licin. Rasa nikmat serta cuma merembes dari kontholku ke sel- sel otak di kepalaku.

Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Yumiko. Setelah itu lambat- laun bergerak ke arah dasar.

Kugesek- gesekkan wajahku di lekukan badan yang ialah batasan antara gumpalan buah dada serta kulit perutnya. Kiri serta kanan kuciumi serta kujilati secara bergantian.

Keharuman yang terpancar dari tubuhnya kuhirup dengan rakusnya, dengan habis- habisan, seakan tidak rela apabila terdapat bagian kulit badan yang terlewatkan benda satu mm juga.

Kecupan- kecupan bibirku, jilatan- jilatan lidahku, serta endusan- endusan hidungku juga bergeser ke perut serta pinggang Yumiko. Sedangkan gesekan- gesekan kepala kontholku kupindahkan ke betisnya. Bibir serta lidahku menyusuri perut sekitar pusarnya yang putih lembut. Setelah itu wajahku bergerak lebih ke dasar.

Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara lambat- laun. Kecupanku juga berpindah ke celana dalam tipis yang membungkus pinggulnya tersebut.

Kususuri pertemuan antara kulit perut serta celana dalam. Setelah itu ke arah pangkal paha. Kujilat helaian- helaian rambut jembutnya yang keluar dari celana dalamnya.

Sehabis lumayan puas, saya mengakhiri kecupan serta jilatanku di celana dalam dekat memeknya tersebut.

Saya bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi badan lembut yang begitu menggairahkan tersebut. Kontholku yang tegang setelah itu kutempelkan di kulit buah dada Yumiko.

Kepala konthol kugesek- gesekkan di kehalusan kulit buah dada yang menggembung montok itu. Kembali rasa geli, hangat, serta nikmat mengalir di syaraf- syaraf kontholku.

Sehabis dekat 2 menit saya melaksanakan perihal itu, nafsuku yang terus menjadi besar mengalahkan rasa khawatir. Kulepas celana pendekku. Nampak kontholku yang besar serta panjang berdiri dengan gagahnya.

Kuraih kedua belah gumpalan buah dada lembut Yumiko yang montok itu. Saya berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Yumiko dengan posisi tubuh sedikit membungkuk.

Lambat- laun kugerakkan maju- mundur kontholku di cekikan kedua buah dada Yumiko. Kekenyalan daging buah dada tersebut serasa memijit- mijit batang kontholku, berikan rasa nikmat yang luar biasa.

Di kala maju, kepala kontholku nampak menggapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontholku tersembunyi di jepitan payudaranya.

Bibir Yumiko juga mendesah- desah tertahan,“ Ah… hhh… hhh… ah…” Bisa jadi meski senantiasa dalam kondisi tertidur pulas, ia merasa geli serta ngilu- ngilu lezat di kedua gumpalan payudaranya yang kutekan- tekan dengan telapak tanganku serta kukocok dengan kontholku.

Bibir mungil di kepala kontholku juga mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan buah dada Yumiko.

Oleh gerakan maju- mundur kontholku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan- tekanan serta remasan- remasan tanganku di kedua payudaranya, cairan itu jadi teroles rata di selama belahan dadanya yang menjepit batang kontholku.

“ Hih… hhh… edan… edan… Luar biasa enaknya…” saya tidak kuasa menahan rasa lezat yang tidak terperi.

Sedangkan napas Yumiko dalam tidurnya jadi tidak tertib. Desahan- desahan keluar dari bibirnya yang sensual, yang kadangkala diseling desahan melalui hidungnya,“ Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…”

Desahan- desahan Yumiko baik yang melalui hidung ataupun melalui bibir terus menjadi menuntun nafsuku buat menaiki sesuatu ekspedisi pendakian yang indah.

Gesekan- gesekan maju- mundurnya kontholku di jepitan gumpalan payudaranya terus menjadi kilat. Kontholku terus menjadi tegang serta keras. Kurasakan pembuluh darah yang lewat batang kontholku berdenyut- denyut, menaikkan rasa hangat serta nikmat yang luar biasa.

“ Sugoi… edan… oh… hhh…,” erangan- erangan keenakan keluar tanpa kendali dari mulutku.“ Sugoi… sugoi… Lezat sekali, Yumiko… Heh… rasa wanita Jepang luar biasa… Hhh… enaknya buah dada Jepang… hhh… enaknya gesekan kulit lembut Jepang… ah… Enaknya… mulusnya… hangatnya… lezat sekali buah dada Jepang…

Saya menggerakkan maju- mundur kontholku di jepitan buah dada Yumiko dengan terus menjadi cepatnya. Rasa lezat yang luar biasa mengalir dari konthol ke syaraf- syaraf otakku. Kulihat wajah Yumiko Kawamura.

Walupun tertidur, tetapi alis matanya yang bagus bergerak naik turun bersamaan dengan desah- desah lama- lama bibir sensualnya akibat tekanan- tekanan, remasan- remasan, serta kocokan- kocokan di buah dadanya.

Buah dada sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku kemudian membimbing konthol serta menggesek- gesekkan kepala konthol dengan gerakan memutar di kulit payudaranya yang halus lembut.

Sembari jari- jari tangan kiriku terus meremas buah dada kiri Yumiko, kontholku kugerakkan memutar- mutar mengarah ke dasar.

Keberanianku terus menjadi besar. Saat ini kedua tanganku mencopot celana dalam sedikitnya. Pinggul yang melebar indah itu tidak berpenutup lagi.

Kulit perut yang semula tertutup celana dalam nampak jelas sekali. Licin, putih, serta amat lembut. Di dasar perutnya, jembut yang gelap rimbun menutupi wilayah dekat lobang kemaluannya.

Saya juga mengambil posisi supaya kontholku bisa menggapai perlengkapan kemaluan Yumiko dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang konthol, kepalanya kugesek- gesekkan ke jembut Yumiko.

Rasa geli menggelitik kepala kontholku. Setelah itu kepala kontholku bergerak menyusuri jembut mengarah ke memeknya. Kugesek- gesekkan kepala konthol ke sekitar bibir memeknya.

Terasa geli serta nikmat. Setelah itu kepala konthol kugesekkan agak ke arah lobang. Serta menusuk sedikit ke dalam. Lambat- laun bilik mulut lobang kemaluan itu jadi basah.

Kugetarkan lambat- laun kontholku sembari terus merambah lobang memek. Saat ini segala kepala kontholku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut memek Yumiko.

Kembali dari mulut Yumiko keluar desisan kecil ciri nikmat tidak terperi.

Kontholku terus menjadi tegang. Sedangkan bilik mulut memek Yumiko terasa terus menjadi basah. Lambat- laun kontholku kutusukkan lebih ke dalam.

Saat ini tinggal setengah batang yang tersisa di luar. Tusukan kuhentikan buat membenarkan kalau Yumiko tidak terbangun. Sehabis percaya ia tidak terbangun, kembali secara lama- lama kumasukkan kontholku ke dalam memek.

Sesaat saya diam. Kulihat ekspresi wajah Yumiko kembali mengendur. Maksudnya ia tidak terbangun. Setelah itu secara lambat- laun kugerakkan keluar- masuk kontholku ke dalam memeknya.

Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam memek cuma kepala konthol saja. Sewaktu masuk segala konthol terbenam di dalam memek hingga batasan pangkalnya.

Rasa hangat serta lezat yang luar biasa saat ini seakan memijiti segala bagian kontholku. Saya menggemari rasa nikmat ini. Saya terus memasuk- keluarkan kontholku ke lobang memeknya.

Tetapi seluruh gerakanku kujaga tidak menghentak- hentak supaya Yumiko tidak terbangun. Dalam kondisi senantiasa tertidur alis matanya terangkat naik tiap kali kontholku menusuk masuk memeknya secara lama- lama.

Saya terus mempertahankan kenikmatan yang mengalir melalui batang kontholku dengan mengocok lambat- laun memek wanita Jepang tersebut. 6 menit telah perihal itu berlangsung.

Lambat- laun saya memerlukan kocokan yang agak menghentak- hentak supaya bisa mengakhiri ekspedisi pendakian tersebut. Tetapi apabila kocokan itu kulakukan ke memek Yumiko bisa- bisa ia terbangun.

batang konthol itu kulakukan. Saya kembali memasukkan segala kontholku ke dalam memeknya. Kembali kukocok secara lama- lama memeknya. Kunikmati kehangatan daging dalam memeknya. Kurasakan enaknya jepitan otot- otot memek pada kontholku.

Kubiarkan kocokan lama- lama tersebut hingga sepanjang 2 menit. Kembali kutarik kontholku dari memek Yumiko. Tetapi saat ini tidak sepenuhnya, kepala konthol masih kubiarkan tertanam dalam mulut memeknya.

Sedangkan batang konthol kukocok denganjari- jari tangan kananku dengan cepatnya. Walaupin telah berjaga- jaga, tetapi kepala konthol itu menggelitiki bilik memek dengan amplituda kecil namun berfrekuensi besar akibat kocokan tanganku di batangnya.

Rasa lezat itu rasanya dialami pula oleh Yumiko. Teruji meski dalam kondisi tidur, ia mendesah- desah akibat sentuhan- sentuhan getar kepala kontholku pada bilik mulut memeknya,“ Sssh… sssh… zzz… ah… ah… hhh…”

3 menit setelah itu kumasukkan lagi segala kontholku ke dalam memek Yumiko. Serta kukocok lama- lama. Kunikmati kocokan lama- lama pada memeknya kali ini lebih lama.

Hingga kira- kira 4 menit. Lambat- laun saya tidak puas. Kupercepat gerakan keluar- masuk kontholku pada memeknya, tetapi senantiasa kujaga supaya jangan menyentak- sentak.

Kurasakan rasa lezat sekali menjalar di sekujur kontholku. Saya hingga tidak kuasa menahan ekspresi keenakanku.

Sembari tertahan- tahan, saya mendesis- desis,“ Subarashii… subarashii… sugoi… sugoi… edan… enaknya… Edan, hangatnya memek Jepang… Edan jepitan memeknya… Yumiko… memekmu luar biasa…

Gerakan keluar- masuk secara kilat itu berlangsung hingga dekat 4 menit. Setelah itu rasa gatal- gatal lezat mulai menjalar di sekujur kontholku.

Berarti sebagian dikala lagi saya hendak hadapi orgasme. Ke mana wajib kusemprotkan? Yang jelas jangan di dalam memeknya. Bisa dikenal Yumiko nantinya. Terlebih jika Yumiko hingga berbadan dua serta terlahir anak Indonesia.

Kucopot kontholku dari memek Yumiko. Lekas saya berdiri dengan lutut mengangkangi badannya supaya kontholku gampang menggapai payudaranya.

Kembali kuraih kedua belah buah dada montok itu buat menjepit kontholku yang berdiri dengan amat gagahnya. Supaya kontholku bisa terjepit dengan enaknya, saya agak merundukkan badanku.

“ Edan… Yumiko. Edan… luar biasa… Lezat sekali… Payudaramu kenyal sekali… Payudaramu indah sekali… Payadaramu montok sekali… Payudaramu lembut sekali… Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya… Badanmu luarrr biasa…”, saya merintih- rintih keenakan.

Sedangkan di dalam tidurnya Yumiko mendesis- desis keenakan,“ Sssh… sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke dasar.

Saya memesatkan maju- mundurnya kontholku. Saya menguatkan tekananku pada payudaranya supaya kontholku terjepit lebih kokoh. Rasa lezat menjalar melalui kontholku.

Rasa hangat menyusup di segala kontholku. Sebab basah oleh cairan memek, kepala kontholku nampak amat mengkilat di dikala melongok dari jepitan buah dada Yumiko.

Terus menjadi kupercepat kocokan kontholku pada buah dada Yumiko. Rasa gatal terus menjadi hebat. Rasa hangat terus menjadi luar biasa. Serta rasa lezat terus menjadi mengarah puncaknya.

3 menit telah kocokan hebat kontholku di buah dada montok itu berlangsung. Serta kala rasa gatal serta lezat di kontholku nyaris menggapai puncaknya, saya menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sembari mengocokkan konthol di kempitan buah dada indah Yumiko dengan sangat cepatnya.

“ Yumiko…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak- beliak.

Jebollah pertahananku. Rasa hangat serta nikmat yang luar biasa menyusup ke segala sel- sel kontholku dikala menyemburkan cairan mani.

Crrot! Crroot! Crrooot! Crroooott!

Spermaku menyemprot dengan derasnya. Hingga 4 kali. Kokoh sekali semprotannya, hingga menghantam rahang bagus Yumiko. Mani tersebut bercorak putih serta nampak sangat kental. Dari rahang mani yang banyak sekali itu mengalir turun ke arah leher Yumiko yang putih serta jenjang.

Mani yang tersisa di dalam kontholku juga menyusul keluar dalam 3 semprotan. Crret! Crreet! Crreeet! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan dini cuma hingga pangkal batang leher lembut Yumiko, lagi yang terakhir cuma jatuh di atas belahan payudaranya.

Sejenak saya terdiam. Saya menikmati akhir- akhir kenikmatan pada penghujung pendakianku ini.

“ Sugoi… luar biasa… Yumiko, nikmat sekali tubuhmu…” saya bergumam lirih. Baru kali ini saya hadapi kenikmatan sex yang indah luar biasa. Diri bagai terlempar ke langit ketujuh. Jauh lebih indah daripada masturbasi dengan mengalami foto artis sexy yang bugil.

Sehabis nafsuku menyusut, kontholku juga mengecil. Kulepaskan buah dada Yumiko dari raupan telapak tanganku. Kontholku saat ini tergeletak di atas belahan payudaranya.

Sesuatu komposisi warna yang kontras juga nampak, batang kontholku bercorak coklat dengan kepala konthol berhelm pink, lagi kulit buah dada montok Yumiko merupakan putih lembut.

Masih tidak puas saya memandangi buah dada indah yang terhampar di depan mataku tersebut. Setelah itu mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping serta pinggulnya yang melebar indah.

Terus tatapanku jatuh ke memeknya yang dikelilingi oleh bulu jembut gelap jang rimbun. Kubayangkan betapa enaknya apabila bermain sex dalam pemahaman penuh dengan Yumiko.

“ Engh…” Seketika Yumiko menggeliatkan tubuhnya.

Saya kaget serta tersadar. Cepat- cepat saya mencapai celana pendekku serta berlindung di balik meja tamu. Sebentar menunggu respon, tetapi Yumiko tertidur kembali dengan napas yang tertib.

Saya lekas mengelap konthol dengan tissue yang terdapat di atas meja, serta mengenakan celana pendek. Sedangkan kubiarkan celana dalamku senantiasa di dalam saku celana pendek supaya saya kontholku lekas tertutup kembali.

Setelah itu sebagian lembar tissue kuambil buat mengelap spermaku yang berleleran di rahang, leher, serta buah dada Yumiko. Terdapat yang tidak bisa dilap, ialah cairan spermaku yang telah terlajur jatuh di rambut kepalanya.

“ Ah, tidak apa- apalah. Masak ia ketahui. Ia kan lenyap kesadarannya. Bisa jadi pula ia baru terbangun esok pagi,” demikian pikirku. Ngocoks. com

Celana dalam pink kupakaikan kembali ke pinggul Yumiko. Dan… edan! Kontholku mulai berdiri lagi memandang kemolekan badan Yumiko. Tetapi saya tidak boleh melaksanakannya lagi.

Salah- salah ia terbangun. Lumayan telah sekali saya menikmati badannya di dikala ia tertidur pulas oleh pengaruh alkohol sehingga berlangsung nyaman.

Kurapihkan kembali pakaian kimono tidurnya. Tissue- tissue sisa pengelap konthol serta mani di badan Yumiko kukumpulkan jadi satu.

Hendak kusimpan selaku kenang- kenangan kalau saya telah sukses menggeluti badan wanita Jepang yang molek meski ia dalam kondisi tertidur. Kesimpulannya saya memutuskan kembali ke apartemenku sendiri, meninggalkan Yumiko yang tertidur pulas di atas karpet di samping meja tamu.

By adminmg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *