crtdalam Perkenalkan namaku Dina Valencia, usiaku saat ini 27 tahun, saya saat ini sudah memiliki anak buah cintaku dengan ayahku yang saat ini berumur 5 tahun yang kuberi nama Dinda Purnama Puspitasari. Nama papaku Irfan, dia seseorang pensiunan guru salah satu SMA swasta di kota Malang, serta mamaku bernama Lasmi, dia mengajar di salah satu akademi besar negara ternama di kota Malang. Kehidupan rumah tangga bapak, serta ibuku lumayan harmonis, meski kadangkala pula diwarnai pertengkaran kecil, tetapi itu malah membuat mereka nampak terus menjadi mesra, yaach memanglah dalam tiap orang berumah tangga itu senantiasa diwarnai oleh pertengkaran kecil, yang mana itu malah jadi penyedap indahnya romantika dalam berumah tangga. Akupun kerapkali tanpa terencana mendengar suara desahan, serta rintihan bapak pula mamaku tiap kali saya belajar tengah malam buat mempersiapkan pelajaran yang hendak diajarkan di sekolah besok hari. Kadang- kadang saya diam- diam mengendap- endap di depan kamar kedua orang tuaku, sembari mataku mengintip ke dalam kamar orangtuaku lewat celah kecil yang terdapat di pintu kamar. Mamapun meneruskan memutar- mutarkan pantatnya sampai kulihat papakupun terasa ngilu, serta hendak lekas menggapai klimaksnya. Papapun kemudian mengatakan;“ Ma, lezat banget ma, terus menjadi lama Miss V mama ini terus menjadi legit, sekalipun kita telah 17 tahun menikah, memek mama senantiasa kecil, serta bilik Miss V mama menjepit kokoh banget, semacam dikala malam awal dulu. Mamapun terus menjadi memesatkan gerakannya dalam memutar- mutarkan pantatnya, sembari mata mama terpejam, kemudian mama menanggapi;“ i… iya… donk pa, Miss V mama ini masih senantiasa kecil nan legit, kan mama giat menjaga Miss V mama ini, pula masing- masing hari naik turun tangga di kampus mama, jadi kan sama saja semacam mama ini olahraga teratur pa. Mendengar mama mengatakan semacam itu, papapun kemudian menganggukan kepalanya selaku ciri papa sependapat dengan mama, sembari papa terus menyodokkan kontol papa terus menjadi dalam, serta tidak lama setelah itu kulihat kontol papaku ini telah seluruhnya ditelan oleh Miss V mamaku. Sejurus setelah itu papapun kemudian mengatakan;“ hmm… iya ma, oooh ma, kontol papa hangat banget, serta Miss V mama terus menjadi berdenyut saja menjepit kontol papa ini, ma… papa gak tahan ma, papa ingin keluar nich ma, serta tidak lama kemudian… Oooh… auucch… sroot… sroot… sroot… Ma… terima mani papa ini… kontol papakupun menyemprotkan mani sebanyak kira- kira 4x ke dalam Miss V mamaku ini Mamapun kemudian mengejang tubuhnya tanda- tanda hendak lekas orgasme serta mama terus menjadi mendesah dan mengerang, setelah itu tidak lama sehabis itu mama berteriak;” aaauucch… hhh… pa… ssshh… ooohh pa… mama pula keluar nich pa… sssuurrr… serrr.. sssuurrr… serr… sssuurr, aaauuuch pa, mama keluar pa, kontol papa lezat banget sayang, betul- betul penuhi bilik Miss V mama ini, buat mama ketagihan terus, siraman mani papa menghangatkan rahim mama ini pa. Mamakupun kemudian mencabut kontol papaku yang lambat- laun mengecil, serta kulihat dari liang Miss V mamaku ini mengalir mani papa yang sebagian tertumpah, karena tidak seluruh mani papaku bisa tertampung di dalam rahim mama bercampur dengan cairan kewanitaan dari memek mamaku ini. Mamapun kemudian mengambil tissue buat mengelapi vaginanya yang masih basah, setelah itu mama kemudian mengelapi kontol papaku. Saya yang sedari tadi melihat adegan dikala papaku menyetubuhi mamaku, tanpa kusadari kuremas- remas payudaraku ini, serta sembari kuelus- elus celana dalamku pas di bagian tengahnya dan kubayangkan saya tengah dientoti oleh papaku ini. Dikala saya tersadar kurasakan celana dalamku ini sudah basah, serta bisa kurasakan pula puting payudaraku ini sudah membeku, demikian juga pula dengan bibir vaginaku yang liangnya lama- lama mulai merekah, kemudian akupun bergegas mengarah ke kamar mandi buat mensterilkan serta membasuh vaginaku ini, setelah itu akupun kemudian berubah celana dalam. Sehabis saya berakhir mensterilkan liang vaginaku yang becek, serta belepotan dengan cairan kewanitaanku ini di kamar mandi, hingga akupun setelah itu kembali ke kamarku buat mengawali belajar mempersiapkan pelajaran yang hendak diajarkan di sekolah keesokan harinya. Hendak namun saya tidak bisa konsentrasi seluruhnya sebab saya senantiasa saja terbayang adegan dikala orangtuaku tadi lagi bercinta. Saya berharap sesuatu dikala nanti saya bisa mengulang peristiwa 2 bulan yang kemudian dikala saya disetubuhi oleh papaku, yang mana dikala itu saya tidak mengenali nyatanya papaku terdapat di kamarku ini kala saya lagi berubah baju, serta terjadilah“ musibah” yang kala itu saya bisa merasakan buat awal kalinya vaginaku ini dimasuki oleh kontol papaku yang besar, serta panjang, yang mana papaku mempunyai kontol berdimensi panjang 15 centimeter, dengan diameter dekat 2 inchi, sehingga dikala merambah vaginaku ini hingga vaginaku terasa penuh, serta sesak oleh kontol papaku itu. Sedangkan mamaku Lasmi mempunyai buah dada berdimensi 34 B sama sepertiku, dengan badan yang lebih ramping dan warna kulit yang lebih kuning langsat dariku, tetapi dengan besar tubuh yang lebih pendek apabila dibanding denganku ini, mamaku berdimensi besar tubuh 158 centimeter; dengan berat tubuh 45 kilogram, sebaliknya saya berdimensi besar tubuh 163 centimeter; dengan barat tubuh 57 kilogram. Kami berdua mempunyai wujud wajah yang mirip, tidak hanya itu kami pula sangat akrab, serta dekat, sehingga orangpun kerap mengira kami merupakan kakak- adik. Meski mama berumur nyaris terpaut 30 tahun dariku, namun mama senantiasa giat melaksanakan perawatan terhadap badannya, sehingga mamapun nampak semacam seseorang perempuan yang masih berumur 30 tahunan. Haripun berubah serta waktupun lalu, tanpa terasa sampai datang saatnya menjelang saya mengalami tes peningkatan kelas pada bulan Nopember 2005 ini. Saya berharap bisa mengerjakan tes dengan mudah, serta naik ke kelas 3 SMA. Dikala tes kurang 5 hari mamaku memperoleh tugas dari kampusnya buat menjajaki seminar di kota hujan Bogor. Akupun sesungguhnya merasa agak sedikit kecewa, karena bagaimanapun saya memerlukan atensi dari kedua orangtuaku manakala konsentrasiku tercurah seluruhnya buat tes. Dengan berat hati kesimpulannya akupun pada pagi hari jam 08. 30 w. b, bertepatan pada 8- Nopember- 2005 saya beserta papaku membawakan mamaku ke halte menumpang taksi dari rumah. Sepeninggal mamaku ke Bogor, akupun cuma berdua di rumah dengan papaku ini. Awal mulanya tidak terdapat permasalahan sampai kira- kira pada pertengahan bulan tepatnya bertepatan pada 21- Nopember- 2005, dikala itu papaku jatuh sakit serta dirawat di salah satu Rumah Sakit Swasta kepunyaan PTPN di kota Malang ini. Saya selaku anak wanita salah satunya mau membagikan atensi yang spesial kepada papaku ini sebab kulihat papa begitu tertekan dengan penyakit yang dideritanya. Nah kebetulan pula dikala itu mamaku masih terdapat di Bogor dalam rangka menjajaki seminar nasional. Mamaku bekerja di salah satu Akademi Besar Negara ternama di kota Malang, di daerah Jawa Timur. Jadi saya yang menjaga papaku mengambil alih kedudukan mamaku ini sepanjang mamaku menjajaki seminar di kota hujan. Saya yang membawakan bapak ke rumah sakit, serta kemudian menungguinya dan menyuapinya makan, pula meminumkannya obat sepanjang bapak dirawat di rumah sakit. Terkadang pula sepulang dari sekolah saya langsung menyempatkan diri mengarah rumah sakit tanpa pernah berubah baju, hendak namun saya sudah mempersiapkan baju ubah dari rumah dikala saya hendak berangkat sekolah. Peristiwa yang hendak kuceritakan ini terjalin dikala hari ke 3 papaku di rawat di rumah sakit, yang mana pada 2 hari lebih dahulu saya cuma sebentar saja dekat kurang lebih hanya 2 jam dalam menemani papaku di rumah sakit, karena saya wajib mempersiapkan diri buat belajar mengalami tes yang mana mata pelajaran yang diujikan relatif susah. Pada hari ke 3 ini mata pelajaran yang diujikan bukan mata pelajaran yang susah, sehingga berakhir tes kira- kira jam 10. 00 w. b, akupun lalu berubah baju di wc sekolah, kemudian saya lekas bergegas mengarah rumah sakit dengan menumpang kendaraan angkutan kota. Dekat 25 menit ekspedisi dengan angkot, akupun hingga di rumah sakit tempat papaku ini di rawat. Akupun kemudian berjalan mengarah kamar papaku di ruang melati A7. Akupun kemudian mengetok pintu kamarnya 3x. Tok… tok… tok… Assalamu’ alaikum wr. wb, pa, diana tiba, papa lagi apa di dalam? Tetapi tidak terdapat jawaban dari dalam kamar papaku. Akupun kemudian membuka gagang pintu kamar papaku lama- lama, nyatanya pintu kamar papa tidak dikunci, serta kulihat papaku tertidur pulas di atas kasur. “ pa, diana pilu dech memandang papa sakit serta mengidap. Apakah terdapat yang dapat Nana jalani supaya papa lekas sembuh?” Papaku kemudian lama- lama terbangun dari tidurnya, setelah itu membuka matanya lama- lama yang tadi terpejam, serta papa lalu mengelus rambutku ini sembari ditatapnya payudaraku ini, kemudian setelah itu papa mengatakan: “ Ya, Sayang, kalian dapat ngasih papa susu kalian itu.. Itu hendak jadi penyembuhan yang sempurna buat memesatkan kesembuhan papa ini”. Kala papaku berkata itu, tangan papa sembari membuka kancing bajuku ini satu persatu, serta diremas- remasnya payudaraku, sampai payudarakupun jadi tegang, serta membeku. Saya memiliki dimensi buah dada dengan cup bra 34 B, serta mempunyai puting bercorak coklat agak kehitaman, dan areola( wilayah melingkar yang mengelilingi puting payudaraku ini) yang sensitif ataupun peka terhadap rangsangan, bisa jadi ini pula yang membuat bapak jadi bernafsu masing- masing kali kami bercanda, sebab kami berdua sangat akrab, apalagi semacam kakak- adik. “ Pasti saja pa… jika itu memanglah dapat memesatkan kesembuhan papa!” Saya kemudian membebaskan pakaianku ini yang sudah terbuka kancingnya itu, kemudian setelah itu akupun membebaskan pengait Braku, serta payudaraku yang sudah mengencang dan membeku juga seolah melompat keluar dari kurungannya. Saya agak membungkuk di tempat tidur papaku, serta mendekatkan buah dada kananku sampai terletak dekat dengan mukanya. Tanpa sepatah katapun, papaku kemudian memegang payudaraku yang besar pula bulat itu serta mulai membelai dan memijatnya. Dikala papa mulai meremas puting susuku, susukupun jadi terus menjadi keras. Papa juga kemudian memasukan putingku ke mulutnya yang terbuka lebar serta mulai menghisapnya sruupp… sruupp… sluruupp… Saya dapat merasakan lidahnya menggelitik puting ku ini. Akupun mulai mendesah… sshh… oooh pa… lezat sayang, teruus pa hirup pentil tetek diana ini… Kebahagian diiringi kehangatan seolah menyebar ke segala badan ku dari pengalaman baruku ini. Sehingga dalam hitungan detikpun akupun setelah itu bisa merasakan kalau vaginaku sudah gatal, serta basah. Saya berupaya buat meraba vaginaku ini, serta nyatanya oh.. vaginaku sudah betul- betul basah, serta apalagi cenderung becek. Seluruh ini betul- betul mengejutkan ku sebab rasanya sangat berbeda dari yang sempat, serta kerap dicoba oleh pacarku. Cuma dalam hitungan detik saya sudah mengalami realitas kalau celana dalam ku betul- betul basah, akibat dari perlakuan ayahku ini. Saya menggigil serta gemetar sebab orgasme yang tidak sempat ku rasakan lebih dahulu. Papapun bergeser kepayudaraku yang satunya serta menghirup kokoh hingga energiku terasa betul- betul terkuras. Papa setelah itu membebaskan putingku dari mulutnya serta mengatakan. “ Lezat banget nak…– perihal yang terbaik yang sempat kalian jalani buat papa, dahulu papa suka banget ASI mama kalian, dikala ia masih menyusuimu dahulu, saat ini telah lama papa ngga merasakan itu.” Kamipun setelah itu berpelukan, serta papa juga mengisap lagi payudaraku ini buat waktu yang lama. Sehabis nyaris 1 jam papa menghirup puting payudaraku ini papapun merasa puas, serta kemudian papa kembali tertidur pulas. Saya setelah itu kemudian bergegas ke kamar mandi buat mandi serta mensterilkan badanku ini. Saya yang tadi sudah telanjang di bagian atas dikala papaku melepas pakaian, serta Bra ku ini terencana tidak kupakai lagi pakaianku ini dikala papa berakhir menghirup kedua payudaraku ini, Tetapi senantiasa kulipat apik pakaian beserta Bra ku kemudian kutaruh di sofa, sehingga akupun cuma mengenakan rok panjang, serta celana dalam dikala saya berjalan ke kamar mandi itu sembari akupun bawa handuk. Sesampainya di dalam kamar mandi, akupun lalu melepas rok panjang pula celana dalamku, serta kulihat celana dalamku ini masih basah kuyup oleh cairan kewanitaanku yang agak lengket ini. Akupun kemudian mulai menyiram tubuhku ini dengan air, serta menyabuni badanku ini, dikala tanganku ini hingga pada bagian payudaraku kurasakan kedua payudaraku ini pada bagian areolanya masih sedikit membeku, sehingga akupun teringat kembali peristiwa dikala papa menghirup, pula meremas payudaraku tadi. Akupun kemudian melanjutkan menyabuni wilayah kewanitaanku ini dengan mengenakan sabun sirih, dikala saya mulai menggosokkan serta memutar- mutarkan tanganku terencana jariku ini kusentuhkan pada bagian klitoris vaginaku kemudian akupun mendesah perlahan… oooh… oooh mas… oohh… mass… ssshhh… ooohhh… mas… Akupun kemudian mengenakan handukku serta keluar dari kamar mandi buat mengenakan pakaianku ini, yang mana kamar mandi itu masih terletak satu ruangan dengan kamar tidur papaku, cuma berjarak sebagian m saja. Setibanya di kamar tidur papaku, akupun setelah itu menghanduki tubuhku yang masih dalam kondisi telanjang bugil, sembari akupun mempersiapkan baju ubah, karena tadi pakaianku telah kotor. Cerita Sex Merawat Ayah Yang lagi Sakit PART 2 Untungnya tadi saya bawa 2 setelan baju dari rumah. Saya terus melanjutkan kegiatanku menghanduki badan telanjangku ini, tanpa kusadari nyatanya papaku ini sudah terbangun serta asik menyaksikan panorama alam indah dimana putrinya lagi telanjang di hadapannya. Berakhir saya mengeringkan badanku ini dengan kain handuk, akupun lekas mengenakan pakaianku yang baru. Saya mengenakan bra bercorak coklat muda senada dengan bra yang tadi kupakai, celana dalam bercorak putih dengan bordir motif bunga, kemeja bermotif kotak warna biru muda, serta rok panjang bercorak putih. Sehabis itu akupun setelah itu menyisir rambutku yang panjang ini kemudian kuusapkan bedak di wajahku ini. Setelah berakhir berdandan, akupun kemudian menyuapi papaku ini dengan bubur yang sudah ada di meja, lalu meminumkannya obat supaya papaku ini lekas sembuh. Akupun lalu kembali ke rumah dengan menumpang taksi. Sesampainya di rumah saya bertanya di dalam hatiku, perbuatan apa lagikah yang hendak dicoba oleh papaku ini besok hari kepadaku. Hendak namun saya tidak ingin ambil pusing buat memikirkannya, saya memutuskan buat istirahat sejenak sembari menyaksikan televisi. Kira- kira jam 20. 45 w. b akupun tertidur di depan televisi, sampai dikala saya terbangun waktu sudah menampilkan jam 24. 00 w. Akupun setelah itu berjalan ke kamarku buat melanjutkan tidur, karena besok pagi saya hendak kembali ke rumah sakit buat menjenguk papaku, serta lagi ujiankupun sudah berakhir tadi sore. Dekat jam 04. 00 w. b akupun terbangun dikala adzan subuh berkumandang. Akupun lalu mempersiapkan pakaianku, serta baju kepunyaan papaku ini karena hari ini papa telah boleh kembali ke rumah. Terencana saya cuma cuci mukaku ini, serta berubah baju disebabkan hawa di pagi hari yang begitu dingin menusuk kulit, sebaliknya saya pikir lebih baik nanti mandi di rumah sakit saja. Akupun lekas menelepon taksi sehabis seluruh peralatan yang hendak kubawa ke rumah sakit ini siap. Dekat 15 menit setelah itu taksipun tiba, serta saya lalu melanjutkan ekspedisi mengarah rumah sakit. Setibanya di rumah sakit waktu menampilkan jam 05. 00 w. b pas. Akupun bergegas mengarah ke kamar papaku, serta sesampainya di depan kamar saya buka kenop/ gagang pintu kamar lama- lama, tidak kurang ingat kuucapkan salam“ Assalamu’ alaikum wr. “ pa, gimana kondisi papa saat ini? Telah merasa sehatkah pa?”. Papakupun menanggapi pertanyaanku ini;“ alhamdulillah nduk, papa saat ini telah merasa baikan sayang”. Akupun kemudian mengatakan;“ oooh syukur dech jika papa telah baikan. diana bahagia banget rasanya pa!” Akupun lalu berpamitan kepada papa buat mandi dahulu karena badanku telah agak gatal, sembari kuucapkan; “ pa, diana ingin mandi dahulu iya sayang”. Papapun kemudian menyahutiku;“ iya nduk, jangan dikunci iya pintunya, nanti jika sewaktu- waktu papa perlu kalian, supaya gampang manggilnya!” Saya tidak menanggapi seruan papa itu, serta lekas bergegas ke kamar mandi buat mandi pagi. Dikala saya lagi asik mandi, seketika terdapat yang mengetuk pintu kamar mandi, tanpa pikir panjang kemudian kubukakanlah pintu kamar mandi, serta nyatanya kulihat ayahku telah terletak di depan pintu kamar mandi. Akupun pasti saja kaget separuh mati, serta berupaya menutupi buah dada, serta vaginaku ini dengan kedua tanganku. Seketika papa mendekapku dari balik, kemudian berbisik di telingaku,“ nduk, kalian maukan membantu papa, Na, putriku yang menawan?”. Kemudian akupun menanggapi,“ membantu apa nich papaku sayang, cintaku?” Bapak tidak menanggapi, cuma saja dia mengatakan,“ nanti saja ya sayang, papa hendak katakan dikala kita telah datang di rumah, saat ini kalian teruskan dahulu mandinya, nduk.” Terus- terang hatikupun jadi dag- dig dug tidak menentu menanti apa yang hendak terjalin nanti, tetapi saya senantiasa meneruskan aktivitas mandiku ini hingga berakhir, meski pintu kamar mandi dalam kondisi terbuka, serta papaku masih senantiasa berdiri di depan pintu sembari pemikiran mata papaku tidak lepas serta terus mencermati badan telanjangku ini. Berakhir mandi akupun kemudian berdandan yang menawan dengan mengenakan gaun terusan bercorak merah muda bermotifkan bunga, setelah itu kusisir rambutku yang panjang ini. Sedangkan papaku sendiri saat ini mandi, serta bersiap buat kembali ke rumah. Sehabis saya berakhir berdandan, serta papa pula berakhir mandi dan berpakaian kamipun kemudian berjalan berdua meninggalkan kamar mengarah loket administrasi buat membayar seluruh bayaran administrasi. Tercantum pula membayar bayaran obat yang disantap oleh papaku sepanjang 4 hari dirawat di rumah sakit, yang mana total biayanya menggapai Rp 5 jt Post navigation Cerita Ngewe Sama Sahabat Sendiri Yang Mempunyai Tubuh Sexy Cerita Sex Merawat Ayah Yang lagi Sakit PART 2