Cerita Sex Mona, Gadis Alim Pecah PerawanCerita Sex Mona, Gadis Alim Pecah Perawan
crtdalam Hari itu hujan rintik- rintik di dini tahun 2019, Mona, seseorang wanita yang alim serta manis bernazar mendaftarkan diri di suatu tempat tutorial belajar yang katanya sangat bermutu di kota mereka buat persiapan UMPTN 2019. Sesampainya di situ Mona serta temannya disambut seorang di tangga. Ia mengatakan,“ Mo mendaftar yah Dek..? Kalo ingin mendaftar di atas.” Ia nampak agak berusia dari yang yang lain yang terdapat di situ. Belum lama Mona ketahui ia bernama Reza, tentor kelas IPA yang pula mengajarnya di kelas.
Tidak cakep sih mas itu, tetapi rayuannya membuat Mona sangat tersanjung. Serta wibawa dan senyumannya sangat membuat Mona, yang lugu serta alim terkesima, terlebih dikala mas Reza menarangkan nampak sekali kecerdasannya terpancar. Mona terus menjadi kagum melihatnya. Dari hari ke hari mereka terus menjadi akrab. Mona juga biasa diantarnya kembali, mereka juga kerap ngobrol bersama tentang permasalahan mereka sebab mereka pula telah silih terbuka apalagi menyangkut cerita individu mereka. Mereka pula seringbercanda. Mas Reza juga sesekali memegang Mona, serta meski Mona kerapkali menolak, senantiasa saja Mona merasakan suatu yang lain dalam sentuhannya yang begitu lembut serta mesranya.
Hingga pada sesuatu hari ia mengajak Mona nonton. Awal mulanya Mona ragu, tetapi setelah itu Mona juga menerima ajakan itu. Mereka juga berangkat dekat jam 7 malam ke twenty one. Mona nampak canti dikala itu dengan busana biru sedada serta kemeja putih bersih dan rok panjang lembut yang senantiasa Mona gunakan. Tidak kurang ingat kaus kaki yang senantiasa menutupi kakinya yang putih bersih. Dikala film tengah diputar, mas Reza tidak henti- hentinya memandang Mona. Mona pura- pura sungguh- sungguh nonton, tetapi Mona sesungguhnya pula melihatnya. Setelah itu mas Reza mulai berani memegang tangannya, Mona juga tidak kuasa menolaknya serta dikala mas Reza mengatakan,“ Mas sayang kalian.” Serr.., rasanya Mona tersambar petir asmara serta tidak kuasa menolaknya, terlebih kala mas Reza mulai berani menyandarkan kepalanya di bahunya serta meletakkan tangannya di paha Mona yang masih tertutup rok panjang. Mona terus menjadi tidak kuasa menepisnya.
Setelah itu mas Reza juga memandang Mona sejenak serta langsung menyambar bibirnya. Awal mulanya Mona berupaya menolak. Tetapi sebab serbuan bibir mas Reza yang bertubi2 serta serbuan birahi yang menggebu2, dengan agak canggung kesimpulannya Mona menyambutnya. Mona yang telah dibakar napsu birahi buat awal kali dalam hidupnya lagi2 tidak kuasa menolak dikala sidah mas Reza menyusup kedalam mulutnya serta berjumpa dengan lidahnya. Lidah mereka silih bertautan serta aroma napas mereka silih memburu mereguk nikmatnya air liur mereka yang silih mereka tukarkan. Kebetulan di sederetan sofa mereka duduk tidak terdapat orang, jadi tidak terdapat yang memandang kegiatan mereka ini. Baru sekali ini Mona melaksanakan perihal semacam ini. Terlebih saat ini Mona melaksanakannya di bioskop, sehingga Mona pula merasa agak malu dikala setelah itu dia membayangkan. Gimana apabila tiba2 orang2 mengenali apa yang dia jalani dengan mas Reza. Dimana martabatnya selaku seseorang wanita yang alim serta manis? Tetapi benak itu tidak dapat mengalahkan gejolak birahi Mona, malah malah buatnya terus menjadi terangsang. Seperti itu sebabnya Mona sangat menikmatinya.
Mas Mona yang satu ini juga terus menjadi berani menyingkap rok panjang Mona serta mulai mengelus- elus paha lembut Mona yang kuning langsat itu, serta ia mengatakan,“ Paha kalian lembut yah.., Mas jadi tambah sayang sama kalian. Tentu paha kalian belum sempat dijamah laki- laki seperti saat ini khan??” Kebetulan rok yang Mona gunakan dikala itu memanglah menunjang, suatu rok biru panjang lembut tetapi terdapat belahannya di pinggir yang menimbulkan tangan masnya ini gampang menyusup masuk mencari kehangatan cinta di antara 2 paha Mona. Tetapi sebab malu Mona juga menahan tangannya, serta mengatakan,“ Jangan Kak.” Mas Reza tidak mencermati perkata Mona, serta tangannya terus memforsir masuk.
Saat ini celana dalam Mona bagian paha dalam telah dia raih. Sedikit lagi dia tarik, hingga mas Reza hendak memperoleh kemaluan Mona yang telah basah ini. Mas Reza mengatakan,“ De.., tidak pa- pa kok, lezat deh, masa tidak yakin sih sama Mas. Ya Yang… ya..!” Mona juga senantiasa bertahan buat tidak membagikan apa yang mas Reza ingin, tetapi tenaganya lebih kokoh dari padanya, sehinggga slep.., jarinya memegang klitoris Mona.
Mona merasakan kenikmatan yang luar biasa, terlebih kala mas Reza mulai memainkan tangannya di lubang Mona bagian luar, mengelus- elus bulunya yang tipis serta menggesek- gesekkan klitorisnya yang telah basah dengan cairannya. Sangat sensasi yang luar biasa yang tidak sempat tidak Mona rasakan. Tidak sadar Mona juga mulai menggelinjang serta menghasilkan suara- suara yang erotis sembari masih merasakan malu,“ Ahh… ahh… Mas.., maaasss.., jang…jangaaan…. Mass.. aaaakhh….!”
Kepalanya yang tanpa sadar pula telah telah melekat di kedua payudaranya. Film juga habis, lampu kembali jadi cerah. Mas Reza juga memandangi Mona dengan mesranya.“ Kembali ayo..!” katanya sembari menggandeng tangan Mona. Sembari berjalan turun, Mona juga memperbaiki rok serta busananya yang telah diacak- acak oleh mas Reza tadi.
“ Maafin kelakuan Mas yah tadi.” mas Reza juga membongkar kebisuan di antara mereka berdua.“ Tidak pa- pa, tetapi jangan diulangi lagi yah Kak.. Mona khawatir.” jawab Mona. Mas Reza langsung merangkul pinggul Mona serta mencium pipinya, sangat sangat mesranya. Mereka juga kembali dengan memakai jasa taxi.
“ Turun dahulu Kak..!” kata Mona dikala taxi telah hingga di depan rumahnya. Mas Reza juga menyanggupi dengan langsung membayar taxi serta turut turun bersama Mona.
Mona juga mengambil kunci di dasar pot, di sana biasa keluarganya menaruh kunci jika tidak terdapat orang di rumah. Maklumlah, bunda serta ayah Mona kerap berangkat ke rumah masnya yang sangat tua, sehingga Mona umumnya cuma tinggal di rumah bersama saudara- saudaranya.
Mona langsung mempersilakannya masuk ke rumah mungilnya.“ Duduk Mas.., mo minum apa..?”“ Tidak harus repot- repot deh, ehh iya orangtuamu tidak terdapat..?”“ Tidak terdapat Mas, lagi berangkat kayaknya.”“ Oohh..” Begitu obrolan mereka sehabis mereka masuk. Mona juga langsung masuk kamar buat mengubah pakaian.
“ Tunggu sebentar yah Kak.” kata Mona, tetapi mas Reza langsung menjajaki Mona ke dalam kamar serta menggendongnya ke atas ranjang, kemudian mengunci pintu kamarnya.“ Mas ingin apa..?” tanya Mona lugu.“ Lanjutin yang tadi yah..?” ucapnya.“ Jangan Kak, Mona khawatir..!” kata Mona lagi tetapi Mas Reza langsung memeluk Mona serta menciumi Mona dengan liarnya. Mona yang pula telah dari tadi terangsang menyambutnya dengan ciuman Mona yang bernafsu.
“ Achh.., ack.., ack..!” bunyi mulut mereka yang silih terpaut mesra. Mas Reza juga membebaskan seluruh bajunya serta bugil di depan Mona yang mukanya mulai merah sebab dibakar napsu birahi. Kemaluan Mas Reza yang menggelantung di depannya sangat besar, baru kali ini Mona memandang secara langsung. Sepanjang ini Mona cuma memandang sesekali dikala dia membuka web porno di internet. Biarpun alim, tetapi Mona suka membuka situs2 porno di internet. Mona tidak kuasa menolak kala mas Reza membebaskan segala pakaian Mona, sehingga Mona polos tanpa sehelai benang juga yang melekat pada badannya, kecuali busana birunya yang memanglah terencana tidak ditanggalkan oleh mas Reza.“ kalian nampak lebih menggairahkan dikala masih pake busana, sayang.” Bisik mas Reza lembut.
Di kamar Mona sendiri, di atas ranjangnya sendiri, dimana ibunya biasa tidur bersamanya, saat ini Mona lagi memegangi batang kemaluan tentornya yang amat panjang serta keras yang mas Reza sodorkan ke mulut Mona. Meski pernah menolak sebab agak jijik, tetapi kesimpulannya Mona ingin pula serta malah keenakan menghirup miliknya semacam lolypop yang dahulu kerap diberikan mama waktu Mona kecil. Mas tentornya juga mengerang keenakan,“ Ahh.., aah.., ahhh.., lezat Sayang.. terus..!” Terdengar pula dikala itu,“ Ckkc.. ckkk..!” bunyi hisapan mulut Mona di batang kemaluannya. Terlihatlah panorama alam yang sangat menggairahkan, seseorang wanita yang cuma mengenakan busana di badannya lagi menjilati kemaluan seseorang lelaki yang bukan suaminya.
Dalam posisi Mona tidur serta mas Reza mengangkang di atasnya sembari kedua tangannya mencapai payudaranya serta meremas- remasnya, Mona juga keenakan dibuatnya. Dia telah tidak ingat apa2 lagi, sebab api birahi telah menguasainya 100 persen. Mas Reza saat ini membebaskan penisnya serta menghirup kedua buah dada Mona secara bergantian dengan liarnya sembari tangannya memainkan klitoris Mona serta sesekali menusuk masuk ke lubangnya yang telah amat becek. Mona juga merasa sangat nikmat dibuatnya.“ Aaah.., ahh.., uhh.., uuhh Maasshh.. shhtt.. kkk….. Kak eehhk.., ah.. aahh uhh aaah..!” begitulah teriakannya sembari meracau tidak karuan sebab menahan nikmat yang luar biasa.
Mas Reza juga menjilati badan Mona, turun serta turun sampai hingga kepada lubang kemaluannya yang dia garapmesra. Mona juga melenguh keenakan,“ Aahh.., aahhh… massshh.., Mona mo pipiisshhh..!” Mas Reza seolah tidak menggubrisnya, jilatannya pindah ke arah sangat sensitif. Klitoris Mona dimain- mainkan dengan lidahnya. Mona cuma dapat merem melek dibuatnya, sebab sensasi yang luar biasa atas game lidahnya di bagian badannya yang sensitif.
“ Kakkk.., Kakkk.., Mona pipiiishhh. Ahh.., aahh..!” Mona juga menghasilkan cairannya, tetapi mas Reza tidak menyudahi menghirup Miss V Mona hingga seluruhnya terbuat bersih.“ Oohh.., Kakkk.., enakk.. Kakk..!” Mona seolah tidak perduli lagi apa yang Mona ucapkan. Mas Reza juga berupaya menusuk Mona dengan senjatanya yang telah mengencang dari tadi. mas Reza ingin memuaskan Mona dahulu baru memikirkan nasib‘ adek’- nya.
Mona juga lekas melebarkan kakinya untuknya, pasrah membagikan diri Mona untuknya. Mas Reza juga berupaya memasukkan batang penisnya ke arah Miss V Mona, tetapi agak susah sebab memanglah Mona masih perawan. Mona juga merasa sakit, tetapi sebab mas Reza pula meremas buah dada Mona serta menghirup bibir Mona, rasa sakit itu sedikit terobati. Hingga kesimpulannya,“ Bless..! Pertahanan Mona sukses ditembusnya. Mona juga berteriak,“ Ahh.., saa.. saakiitt Kaakkk..!” Mas Reza juga membelai kepala Mona yang terbungkus busana, serta mengatakan,“ Tahann ya uhh..!”
Mas Reza juga terlihat keasyikkan menikmati jepitan Mona,“ Uhh.., Dekk.., kalian hebat..!” Mereka juga terus berciuman sedangkan tangannya memainkan puting susu Mona yang terus menjadi membeku.“ Ahh.., aahh.. aahh..” betul- betul nikmat serta asik,“ Aahhh.., ohh.., uuhh..!” Mas Reza juga menghirup bibir Mona dengan lembut. Tidak lama setelah itu,“ Ahh.., aahh.., ohh.., yeaahh.. yeaah.. Kak.. Mona mo pipiss lagiiihhh… Oohh Mona telah tidak tahan lagi..!” serta,“ Serrr…” keluarlah cairan Mona.
Mona juga merasakan kenikmatan yang teramat sangat di sekujur badannya bersamaan keluarnya cairan di liang kenikmatan Mona beserta darah fresh yang semenjak tadi keluar serta membasahi sepreinya. Mendadak itu pula Mas Reza menghasilkan batang kemaluannya dari lubang kemaluan Mona serta menyemprotkan spermanya ke segala wajah serta mulut Mona, hingga membasahi busana Mona. Mona juga mensterilkan sisa- sisanya dengan menelan mani yang dia semprotkan dengan menghirup batang kemaluannya hingga bersih.

By adminmg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *