Cerita Sex Gadis Imut Dengan Payudara Baru Tumbuh

crtdalam.com , Perawan – Namaku Rendi, saya mahasiswa di salah satu PTN top di Jakarta. Saat ini umurku 22 tahun. Jujur saja, saya tahu seks baru semenjak SMP. Aku bahagia sekali dapat web spesial buat bagi- bagi pengalaman semacam ini, sehingga apa yang sempat kita jalani dapat dibagi- bagi.

Dini saya memahami seks ialah dikala secara tidak terencana saya buka- buka lemari di rumah sahabat SMP- ku dan menciptakan setumpukan Video VHS tanpa foto di dalam suatu kotak. Sebab penasaran film apa itu, kuambil satu dan langsung kucoba di video temanku di kamar itu yang kebetulan hening, sebab temanku lagi les.

Kusetel film yang berjudul… apa ya? saya kurang ingat, ternyata itu film berusia( waktu itu saya belum banyak ketahui). Aku hanya sempat dengar teman- temanku sempat nonton film begituan, tetapi saya tidak begitu penasaran. Nah, dikala itu saya baru ketahui itu loh yang namanya BF. Kebetulan itu film seks tentang anak kecil yang masih mungil bercinta dengan ayahnya, oomnya, temannya dan lain- lain.

Serta saya mau cerita nih pengalaman pertamaku. Peristiwa ini terjadi saat saya masih SMA, di rumahku ternyata dapat pembantu baru. Orangnya masih cukup kecil dekat 18 tahun lah, tetapi itu ia yang membuatku suka. Aku itu suka sama perempuan imut- imut yang masih agak kecil bisa jadi gara- gara video waktu itu( saya suka begitu memandang situs- situs tentang Lolita, soalnya cewek- cewek di situs- situs itu masih imut- imut). Serta yang sangat membuatku terangsang merupakan payudaranya yang masih baru berkembang, masih agak runcing( tetapi tidak rata).

Tiap hari itu ia kerjaannya, biasalah kerjaan pembantu rumah tangga, ya ngepel, ya cuci dan lain- lain. Jika saya makan pagi, kadangkala suka memandang ia yang lagi ngepel and roknya agak terbuka sedikit, jadi tidak konsentrasi deh sarapannya sebab berupaya memandang celana dalamnya, tetapi sayang sulit. Buat awal- awal saya cuma dapat memohon dibuatkan teh ataupun susu.

Lelet laun sebab saya telah mau begitu memandang badannya itu, kuintip saja ia jika lagi mandi. Tetapi sayang sebab lubang yang ada kurang mencukupi, yang nampak cuma pantatnya saja, soalnya nampak dari balik. Kadang- kadang nampak depannya cuma tidak jelas, payah deh. Nah pada sesuatu hari saya nekat. Kupanggil ia buat pijati saya, oh iya nama ia Karin.

“ Karin.. pijitin aku dong, aku pegel banget nih abis maen bola tadi”, kataku.

“ Iya Mas, sebentar lagi ya. Lagi masak air nih, tanggung”, jawabnya.

“ Iya, tetapi cepet ya. Aku tunggu di kamar aku.”

Cihuy, dalam hati saya bersorak. Nanti ingin tidak ia ya saya ajak begituan. Kemudian kubuka bajuku sembari menuggu ia. Kemudian pintuku diketok,

“ Permisi Mas”, ketoknya.

“ Masuk aja Rin, tidak dikunci kok”, kemudian ia masuk sembari membawa minyak buat mijit.

Mulailah ia memijatku. Mula- mula ia memijat punggungku dan sembari kuajak ngobrol.

“ Kalian sekolah hingga kelas berapa Rin?” tanyaku.

“ Hanya hingga kelas 3 smp aja Mas, soalnya tidak dapat bayaran”, jawab ia.

“ Saat ini kamu usia berapa?” tanyaku lagi.

Ia menanggapi,“ Usia aku baru ingin masuk 18 Mas.”

“ Udah gede dong ya”, kataku sembari tersenyum.

Kemudian saya membalikkan tubuh,“ Pijitin bagian dadaku ya…” pintaku sembari memandang meminta.“ Iya mas”, katanya. Ia memijati dadaku sembari agak menunduk, jadi pakaian yang ia gunakan agak nampak longgar jadi saya dapat memandang bra yang ia kenakan yang menutupi 2 buah buah dada yang masih baru berkembang. Wah, kemaluanku jadi tidak karuan lagi rasanya. Serta saya pula menikmati mukanya yang masih polos itu.

Begitu ia berakhir memijati dadaku, saya langsung bilang,“ Pijitan kamu enak”, terus saya nekat langsung meraba buah dada ia yang imut itu, tetapi ternyata ia kaget dan langsung menepis tanganku dan langsung lari dari kamarku. Aku kaget dan jadi khawatir jika ia memohon menyudahi dan bicara dengan ibuku. Gimana nich? saya langsung dihantui rasa bersalah. Ya elah ah, besok saya memohon maaf saja dengan ia dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

Benar saja, besok itu ia ternyata agak khawatir jika lewat depanku. Aku langsung bicara saja dengan ia.

“ Rin… yang kemaren itu maaf ya… Aku ternyata khilaf, jangan bilang sama Bunda ya.”

“ Iya deh Mas, tetapi janji tidak seperti gitu lagi khan, abis Karin kaget dan khawatir”, kata ia.

“ Iya aku janji”, jawabku.

Sebulan sehabis peristiwa itu memanglah saya tidak kepikiran buat menggituin ia lagi. Serta ia pula telah mulai biasa lagi. Tetapi pada sesuatu hari yang tepat saya lagi mencari celanaku , bisa jadi celanaku lagi dicuci. Soalnya itu celana ada duitku di dalamnya. Yah basah deh duitku.

Eh, cocok saya lewat kamar sang Karin, nampak lewat jendela ternyata ia lagi tidur. Rok yang ia gunakan tersibak hingga ke paha. Yah, mencuat lagi deh ilham setan buat ngerjain ia. Tetapi saya bimbang gimana triknya. Kesimpulannya saya menciptakan ilham, besok saja saya masukkan obat tidur di minumannya. Serta saya menyusun rencana, gimana triknya buat berikan ia obat tidur.

Esok cocok lagi makan dan kebetulan rumah lagi hening, saya memohon dibuatkan teh. Sehabis berakhir ia buat dan diberikan ke saya. Kumasukkan saja obat tidur ke teh itu. Terus manggil ia,

“ Rin… kok tehnya rasanya aneh sih?”

“ Masa sih Mas?” kata ia.

“ Cobain saja sendiri”, ia langsung minum sedikit.

“ Biasa saja kok Mas…” katanya.

“ Coba lagi deh yang banyak”, kataku.

Ia minum separuh, terus saya bilang,

“ Ya udah yang itu kamu abisin saja, tetapi buatin yang baru.”

“ Iya deh Mas, maaf ya Mas kalo tadi tehnya tidak enak”, jawabnya.

“ Tidak apa- apa kok”, jawabku lagi.

Aku tinggal tunggu obat tidur itu bekerja. Nyatanya begitu ia ingin buat teh baru, eh ia telah ambruk di dapur. Langsung saja kuangkat ke kamarku. Begitu hingga di kamarku, kutiduri di kasurku. Sukses pula saya dapat bawa ia ke kamarku, pikirku dalam hati. Kemudian saya mulai membukan bajunya, gile… saya deg- degan, soalnya awal kali nich!

Nampak deh branya, dan di dalam bra itu dapat barang imut berbentuk gundukan kecil yang dapat membuatku terangsang berat. Kemudian kubuka roknya, kelitan CD- nya yang bercorak krem. Badannya yang tinggal mengenakan bra dan CD membuat kemaluanku terus menjadi tidak tahan. Badannya cukup putih. Dalam kondisi separuh telanjang itu, posisi ia kuubah jadi posisi duduk, kemudian kuciumi bibirnya, sembari meremas- remas payudaranya yang masih agak kecil itu. Serta tanganku yang satu lagi mengusap CD- nya di bagian bibir kemaluannya.

Kumasukkan lidahku ke mulutnya dan saya pula berupaya menghirup dan menjilati lidahnya. Dekat 10 menitan kulakukan perihal itu. Sehabis itu kubuka branya dan CD- nya. Wow, awal kalinya saya memandang seseorang wanita dengan kondisi telanjang secara langsung. Payudaranya nampak begitu indah dengan puting yang kecoklatan baru akan berkembang. Bagian kemaluannya belum ditumbuhi rambut- rambut dan nampak begitu rapat.

Langsung kujilati dan kuhisapi payudaranya. Serta buah dada yang satu lagi kuremas dan kuusap- usap dan kupilin- pilin putingnya. Putingnya nampak agak membeku dan agak memerah. Sehabis saya mainkan bagian payudaranya, kujilati dari dada turun ke arah perut dan terus ke arah bagian kemaluannya. Bagian itu nampak masih sangat polos, dan nampak memanglah semacam memiliki anak kecil. Kubuka kedua pahanya dan belahan kemaluannya, begitu kudekati mau menjilati.

Tercium bau yang tidak kusuka, ah kupikir hirau amat, saya telah nafsu sekali. Kutahan napas saja. Kubuka belahan kemaluannya dan saya memandang apa yang di namakan klitoris, yang umumnya saya memandang di situs- situs X, kesimpulannya kulihat secara langsung. Kemudian kujilati bagian klitorisnya itu. Seketika ia mengerang dan mendesah,“ Sshh…” begitu. Aku kaget nyaris kabur. Nyatanya ia cuma mendesah saja dan senantiasa terus tidur. Kala saya jilati itu, ternyata dapat cairan yang meleleh keluar dari kemaluannya, kujilati saja. Rasanya asin plus kecut.

 

Nah saat ini saya dalam kondisi yang amat terangsang, tetapi begitu kuperhatikan mukanya dan ke segala badannya saya jadi tidak tega buat merebut keperawanannya. Aku kasihan tetapi saya telah dalam kondisi yang amat terangsang. Kesimpulannya kuputuskan buat masturbasi saja. Soalnya saya tidak tega. Aku pakaikan ia pakaian lagi dan menidurkan di kamarnya. Yah, saya membebaskan pengalaman pertamaku buat bercinta dengan seseorang wanita mungil berusia 18 tahun! Tidak ketahui deh saya menyesal ataupun tidak.

Sehabis melepas peluang buat bercinta dengan Karin. Aku jadi kepikiran terus. Tiap saya apa- ngapain, senantiasa ingat sama buah dada mungilnya Karin dan wilayah kemaluannya yang masih polos itu. Untungnya sang Karin tidak sempat merasa sempat di apa- apain sama saya. Ia senantiasa berlagak biasa di depanku tetapi akunya tidak biasa saat memandang ia. Soalnya pikiranku kotor melulu.

Pelampiasannya sangat saya masturbasi sembari memandang gambar- gambar XXX yang saya miliki dari situs- situs AkuNakal. com ini. Tetapi saya bosan pula dan hasrat mau nge- gituin sang Karin terus menjadi besar saja. Kayaknya saya telah tidak tahan.

Kesimpulannya pada sesuatu waktu, saya menemukan berita yang amat sangat bagus, ternyata orangtuaku ingin pindah ke luar negara, sebab bapakku ditugasi ke luar negara sepanjang 2 tahun. Jadi, saya tidak butuh khawatir ia mengadu sama ibuku, sangat saya ancam sedikit dan saya kasih uang ia diam. Sehabis kepergian orangtuaku ke luar negara, saya langsung memiliki banyak planning buat ngerjain ia. Yang tentu saya telah malas membius- bius seluruh. Soalnya ia diam saja, tidak seru! Ya telah saya merancang buat memforsir ia saja( eh, jika ini tercantum pemerkosaan tidak sih?).

Pada sesuatu hari, saat Karin lagi mandi. Kuintip ia. Biasalah, hanya nampak belakangnya saja, tetapi saya jadi dapat mengestimasi jika ia telah berakhir mandi langsung saya sergap saja. Untungnya sehabis ia berakhir mandi, keluar kamar mandi mengarah kamarnya cuma mengenakan handuk saja tidak gunakan apa- apa lagi. Begitu keluar kamar mandi langsung kututup mulutnya dan kupeluk dari balik, dia- nya meronta- ronta.

Hanya tenagaku sama tenaga anak usia 18 tahun menang mana sih. Kubawa masuk ke kamar ia saja. Soalnya jika ke kamar saya jauh. Nanti jika ia meronta- ronta malah lepas lagi. Cocok masuk kamar ia kujatuhkan ia ke kasur sembari menarik handuknya. Ia nampak ketakutan sekali dengan badan tidak menggunakan apa- apa.

“ Mas Rendi, jangan Mas” mohonnya.

“ Tidak apa- apa lagi Rin… Sangat sakitnya sedikit entar kamu tentu akan ngerasain enaknya”, kataku.

Ia nampak semacam ingin teriak, langsung saja kututup mulutnya.

“ Jangan coba- coba teriak ya!” hardikku.

Ia mulai menangis. Aku jadi sedikit kasihan, tetapi setan telah memahami tubuhku.

“ Cobain enaknya deh…” kataku.

Sembari senantiasa menutup mulutnya kuraba dan kuelus payudaranya itu.

“ Santai aja, jangan nangis. Nikmati enaknya kalo buah dada kamu di elus- elus”, kataku.

Sehabis kulepas tanganku dari mulut ia, langsung kucium bibirnya. Nyatanya ia cukup menikmati ciuman sembari payudaranya senantiasa kuremas- remas.“ Lezat kan?” kataku. Ia diam saja. Terus kubuka CD- ku. Kukeluarkan batang kemaluanku. Ia kaget dan khawatir.

“ Tolong pegangin anuku donk… sambil dipijitin ya…” pintaku.

Pertama- tama ia takut- takut buat memegang anuku, tetapi sehabis lama dipegang sama ia, ia mulai memijiti. Wah, rasanya enak sekali anuku dipijiti sama ia. Sehabis itu ia kusuruh berbaring,

“ Mas ingin mengapa?” tanyanya.

“ Aku ingin ngasih suatu perihal yang sangat enak, kamu nikmatin aja” jawabku.

Kubuka belahan pahanya, awal ia tidak ingin buka, tetapi sehabis kubujuk ia kesimpulannya membuka pahanya dan kujilati kemaluannya hingga ke klitorisnya. Ia mendesah- desah keenakan.“ Tuh kan enak”, kataku. Kujilati hingga keluar cairannya.

Aku merasa pemanasan telah lumayan, begitu kusiapkan batang kemaluanku ke depan liang kemaluannya ia menangis lagi dan berdialog,

“ Jangan Mas, aku masih perawan.”

“ Aku tau kok kamu masih perawan”, jawabku.

Aku senantiasa bersikeras buat menyetubuhinya. Cocok saya ingin mendesak kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya, eh ia meronta dan ingin lari. Dengan kilat kutangkap. Wah, sulit nih pikirku. Kebetulan di kamar ia kulihat dapat tali buat jemuran, kuambil dan kuikat saja tangan dan kakinya ke tempat tidur.

“ Aku tau kok kamu masih perawan, lalu bagaimana lagi aku udah sangat terangsang”, kataku.

Ia memandangku dengan tatapan meminta dan sembari dengan keluar air mata.

“ Ataupun kamu lebih suka lewat pantat, supaya perawan senantiasa terpelihara?” tanyaku.

“ Iya deh Mas, lewat pantat aja tapi ya… tetapi tidak apa- apa kan kalo dari situ Mas? Nanti bisa rusak tidak pantat aku mas?” jawabnya.

“ Tidak apa- apa kok”, jawabku.

Ya, telah kulepaskan talinya. Aku tanya sama ia, ia memiliki lotion ataupun tidak, soalnya jika lewat pantat wajib dapat pelicinnya. Terus ia bilang memiliki. Kuambil pelicin dan kuolesi ke pantatnya dan juga kuolesin pula ke kemaluanku.

Langsung saja saya ambil posisi dan sang Karin letaknya menungging dan pantatnya nampak jelas. Aku mulai masukkan ke pantatnya. Awal agak sulit, tetapi sebab telah diolesi lotion jadi agak mudah.

“ Sslleb… ahhh… enak sekali”, jepitan pantatnya sangat kokoh.

“ Aduh… Mas, sakit Mas…” rintihnya.

“ Tahan sedikit ya Rin…” kataku.

Langsung saja kugenjot.“ Gile banget rasanya, enak memohon ampun…” Terus saya berfikir jika lewat kemaluannya pasti akan lebih enak  ya? mana masih perawan lagi. Ah, lewat kemaluannya saja dech, hirau amat ia ingin apa tidak. Kulepaskan batang kemaluanku dari pantatnya. Aku membalikkan tubuhnya terus kuciumi lagi bibirnya sembari meremas payudaranya.

“ Udahan ya Mas, aku telah cape…” pintanya.

“ Bentar lagi kok”, jawabku.

Sehabis itu langsung kutindih saja tubuhnya.

“ Lho Mas ingin mengapa lagi?” tanyanya sembari panik tetapi tidak dapat ngapa- ngapain sebab telah kutindih.

“ Tahan dikit ya Rin…” kataku.

Langsung kututup mulutnya dengan tanganku lalu batang kemaluanku kuarahkan ke dalam kemaluannya. Ia terus meronta- ronta. Karin menangis lagi sembari berupaya teriak tetapi apa energi mulutnya telah kututup. dan  pada akhirnya batang kemaluanku telah berada pas di depan lubang kemaluannya.

Aku ingin masukkan ke lubangnya susahnya memohon ampun, sebab masih rapat barangkali ya? Tetapi kesimpulannya kepala kemaluanku dapat masuk dan begitu kudorong seluruh buat masuk, mata Karin nampak mendelik dan agak teriak tetapi mulutnya masih kututup dan terasa olehku semacam menabrak suatu oleh kemaluanku di dalam liang kemaluannya. Selaput dara bisa jadi, kuteruskan ngegituin ia meski ia telah nampak sangat kesakitan dan berurai air mata.

Kucoba lepas tanganku dari mulutnya. Ia menangis sembari mendesah, saya kian terangsang mencermatinya. Kugenjot terus sembari kupilin- pilin putingnya. Pada kesimpulannya saya keluar pula. Kukeluarkan di dalam luabang kemaluannya. Cocok kucabut kemaluanku ternyata dapat darah yang mengalir dari liang kemaluannya. Wah, saya merenggut keperawanan seseorang anak wanita.

“ Karin… sorry ya… tetapi enak kan. Besok- besok ingin lagi kan…” tanyaku.

Ia masih sesenggukan, ia bilang kalo kemaluannya terasa sakit sekali. Aku bilang sakitnya hanya satu hari saja kok habis itu enak.

Besok- besok ia saya kasih obat anti berbadan dua dan saya dapat berhubungan dengan ia dengan leluasa. Nyatanya sehabis setahunan saya dapat leluasa berhubungan dengan ia, ia memohon kembali ke kampung katanya ia dijodohi sama ibu dan bapaknya. Kuberikan duit yang cukup banyak. Soalnya ia tidak balik lagi.

“ Inget ya Rin… kalo kamu lagi pingin begituan dateng aja ke mari lagi ya…”

By adminmg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *